Pj Gubernur Jabar Bey Ingatkan Orang Tua Agar tak Paksakan Anaknya Masuk Jika Gagal PPDB

Bey meminta orang tua siswa untuk tidak memaksakan diri jika anaknya gagal diterima

Biro Adpim Jabar
Penandatanganan Kesepakatan Bersama Forkopimda sekaligus Kick Off PPDB Jabar Tahun 2024 di Aula Barat Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (8/5/2024).
Red: Arie Lukihardianti

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG-----Proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2024, diharapkan oleh semua pihak bisa berjalan tanpa kecurangan. Agar hal tersebut bisa tercapai, Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin pun meminta orang tua siswa agar tidak memaksakan diri dan berbuat curang saat PPDB.

Baca Juga


Menurut Bey, meskipun seluruh pihak sudah berkomitmen menyelenggarakan PPDB yang bersih dan transparan, peran orang tua siswa dalam mewujudkan komitmen ini sangat penting. "Mohon diedukasi masyarakat. Bahwa (kalau) tidak diterima di sekolah itu (yang diinginkan), bukan akhir dari segalanya," ujar Bey usai menyaksikan Penandatanganan Pakta Integritas PPDB Jawa Barat 2024 Hingga Tingkat Operator di SMA Negeri 8 Bandung, Selasa (28/5/2024).

Bey mengatakan, saat ini sudah banyak sekolah SMA/SMK/MI  lain yang saat ini kualitasnya sudah lebih baik. Oleh karena itu, Bey meminta orang tua siswa untuk tidak memaksakan diri jika anaknya gagal diterima di sekolah tujuan dan lantas mencari jalan lain di luar aturan.

"Masih banyak sekolah lain. Mereka menata dengan baik kok. Dan sekolah swasta juga sudah banyak yang bagus. Jadi artinya jangan hanya tertuju pada satu sekolah. Jadi mulai diberitahukan kepada masyarakat," katanya. 

Bey pun mengkritik orang tua siswa yang masih terjebak dengan cap sekolah favorit atau unggulan. Jadi, saat anaknya gagal masuk mendorong praktik jual beli kursi atau titip-titipan. "Kalau di favorit (sekolah) diterima enggak apa-apa, cuma kalau enggak diterima. Cari alternatif yang penting anak dapat pendidikan. Banyak opsi. Secara online," katanya.

Bey meminta agar orang tua tidak memasrahkan peran pendidikan anak hanya pada sekolah, mengingat posisi paling utama dalam tumbuh kembang anak ada pada orang tua. 

"Orangtua kan juga harus memberikan pendidikan juga pada anak. Jangan orangtua memberikan (menyerahkan sepenuhnya) pendidikan pada sekolah. Orangtua bisa mengajarkan juga. Banyak hal lain yang perlu diajarkan, tidak hanya di sekolah. Untuk menjadikan anak berkembang sesuai dengan umur dan menjadi manusia seutuhnya," paparnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler