Djokovic Ragu akan Bisa Lakoni Laga Perempat Final French Open
Djokovic menjalani tes medis untuk menentukan sejauh mana cedera pada lutut kanannya.
REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Novak Djokovic meragukan dirinya dapat bermain di French Open setelah mengakui bahwa ia membutuhkan obat anti-inflamasi untuk mengobati cedera lututnya saat ia melakukan comeback dalam kemenangan lima set atas Francisco Cerundolo, Senin (3/6/2024). Petenis nomor satu dunia itu mengalahkan unggulan ke-23 asal Argentina Cerundolo 6-1, 5-7, 3-6, 7-5, 6-3 untuk rekor kemenangannya yang ke-370 dalam pertandingan Grand Slam saat ia mencapai perempat final French Open yang ke-15 berturut-turut.
Apakah ia dapat bertanding melawan Casper Ruud, petenis yang ia kalahkan di final Roland Garros tahun lalu, masih harus dipastikan setelah Djokovic mengatakan ia akan menjalani tes medis untuk menentukan sejauh mana cedera pada lutut kanannya.
"Saya tidak tahu apa yang akan terjadi besok atau lusa jika saya bisa keluar ke lapangan dan bermain. Anda tahu, saya harap demikian. Mari kita lihat apa yang terjadi," kata Djokovic, seperti disiarkan AFP, Selasa.
"Saya kira kami juga akan melakukan pemeriksaan dan tes serta pemeriksaan lagi besok. Kami telah melakukan beberapa pemeriksaan dengan dokter setelah pertandingan. Ada kabar positif, tapi ada juga yang mungkin mengkhawatirkan, jadi mari kita lihat besok."
Setelah kemenangan selama empat jam 29 menit atas Lorenzo Musetti yang berakhir pada Ahad (2/6/2024) pagi pukul 03.07 di babak sebelumnya, Djokovic yang berusia 37 tahun kembali diuji batas fisiknya karena lututnya yang cedera. Petenis Serbia itu berhasil melewati set pembuka tetapi tergelincir pada gim ketiga set kedua menyebabkan Djokovic mengambil waktu istirahat medis, dan ia berulang kali menerima perawatan pada pergantian set berikutnya.
"Saya mulai merasakan sakit dan meminta perawatan fisio serta waktu istirahat medis dan berusaha untuk mengatasinya. Hal itu jelas mengganggu permainan saya," kata Djokovic.
Cerundolo, yang berusaha mencapai perempat final pertamanya di turnamen major, mengancam akan membuat kejutan ketika ia memanfaatkan ketidaknyamanan Djokovic untuk unggul dua set berbanding satu. Djokovic sudah mengeluhkan kondisi lapangan tanah liat pada pertandingannya melawan Musetti, dan meminta agar lapangan tersebut disapu secara berkala.
Djokovic menampilkan kekuatan comeback yang luar biasa untuk mengambil alih break servis, bertahan pada gim berikutnya. "Pada satu titik saya tidak tahu, sejujurnya, apakah saya harus melanjutkan apa yang terjadi atau tidak," kata Djokovic.
"Saya mendapatkan obat, dan setelah set ketiga selesai, saya meminta lebih banyak dosis, dan saya mendapatkannya."
"Itu adalah dosis maksimum yang muncul, seperti yang saya dengar dari dokter sekarang setelah 30 hingga 45 menit, yang kira-kira mendekati akhir menit keempat ketika segalanya mulai membaik bagi saya," ujar Djokovic.
Djokovic akhirnya berhasil memaksakan ke set penentu. Ia kembali melampiaskan kemarahannya pada kondisi lapangan setelah terjatuh.
"Bagus sekali, supervisor dan semuanya. Tidak licin sama sekali," kata Djokovic sinis.
Sebuah percobaan passing dari Cerundolo membuat Djokovic melakukan split secara maksimal, sebuah indikator kualitas luar biasa yang masih dihasilkan dari kedua petenis meskipun pertarungan melelahkan yang berlangsung selama empat jam 39 menit. Djokovic memanfaatkan peluangnya ketika tiba di gim kedelapan, melepaskan pukulan forehand winner untuk mendapatkan break penting sebelum ia memastikan kemenangan luar biasa lainnya.
"Pada dasarnya keseluruhan set kelimanya hampir tanpa rasa sakit, dan itu bagus lho. Tapi efek dari obat-obatan itu tidak akan bertahan terlalu lama, jadi lihat saja nanti," ujar Djokovic.