Zionis Israel Perluas Serangan ke Rafah, Targetkan Gaza Tengah
Israel terus melakukan serangan intensif di Jalur Gaza
REPUBLIKA.CO.ID, KOTA GAZA— Tentara Israel pada Rabu memperluas serangannya ke Rafah di bagian paling selatan Jalur Gaza, bersamaan dengan pergerakan mereka ke daerah timur kamp pengungsian Bureij dan Maghazi, di bagian tengah Jalur Gaza.
Seorang koresponden Anadolu mengutip saksi mata membenarkan pergerakan kendaraan militer Israel menuju wilayah "Eastern Garage" dan di sekitar Masjid Al-Awda di Rafah tengah.
Para saksi menambahkan bahwa pergerakan tentara Israel tersebut terjadi di tengah penembakan artileri berat Israel di Rafah.
Di Khan Younis, tentara Israel melancarkan serangan ke Kota Qarara, bagian timur Kota Khan Younis, menurut reporter Anadolu.
Di Jalur Gaza tengah, tentara Israel juga melancarkan serangan ke wilayah timur kamp pengungsi Bureij dan Maghazi dengan penembakan artileri berat sehingga mengakibatkan jatuhnya korban di kalangan warga Palestina. Kementerian Kesehatan belum mengonfirmasi jumlah korban di daerah itu.
Sementara itu, Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) pada Rabu menyatakan bahwa lebih dari satu juta warga Palestina di Jalur Gaza terancam maut dan kelaparan pada pertengahan Juli apabila situasi kemanusiaan tak kunjung membaik.
Dalam laporan yang berjudul "Laporan Titik Rawan Kelaparan: Bencana kelaparan membayangi Gaza dan risiko kelaparan masih ada di Sudan, Haiti, Mali, dan Sudan Selatan" tersebut, FAO menyoroti dampak buruk sejumlah konflik terhadap kondisi kemanusiaan, termasuk di Palestina.
"Konflik yang terjadi di Palestina diperkirakan akan semakin memperburuk kelaparan akut yang sudah parah, terlebih dengan kelaparan dan kematian yang terjadi, begitu pula dengan jumlah korban tewas yang meningkat, kehancuran yang luas, dan terusirnya hampir seluruh populasi Jalur Gaza," demikian menurut FAO, mengutip laporan tersebut.
Laporan tersebut menyatakan pada pertengahan Maret 2024, bencana kelaparan diperkirakan terjadi di dua daerah di Gaza utara pada akhir Mei jika peperangan tidak berhenti, bantuan kemanusiaan tidak terjamin, dan layanan masyarakat yang penting di sana tidak pulih.
"Lebih dari satu juta orang -- setengah populasi Gaza -- terancam kematian dan kelaparan pada pertengahan Juli," ucap laporan itu.
Selain menyoroti potensi bencana kemanusiaan di Jalur Gaza, laporan tersebut juga memperingatkan kemungkinan meluasnya dampak konflik hingga lingkup kawasan, yang dapat memperburuk kondisi keamanan pangan di Lebanon dan Suriah.
Israel melanjutkan serangan brutalnya di Jalur Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober, meski resolusi Dewan Keamanan PBB menuntut gencatan senjata segera.
Lebih dari 36.500 warga Palestina di Gaza, yang sebagian besar perempuan dan anak-anak, telah tewas, dan hampir 83 ribu lainnya luka-luka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Hampir delapan bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur di tengah blokade yang melumpuhkan terhadap akses makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Israel dituding melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang dalam putusan terbarunya memerintahkan Tel Aviv untuk segera menghentikan operasinya di Rafah, di mana lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum mereka diserang pada 6 Mei.