Mentan dan Pemerintah Daerah Periksa Kondisi dan Ketersediaan Hewan Kurban Idul Adha

Mentan dan pemerintah daerah memastikan ketersediaan hewan kurban Idul Adha

Republika/Putra M. Akbar
Ilustrasi pemeriksaan kondisi kesehatan hewan kurban.
Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meninjau ketersediaan hewan kurban khususnya sapi jelang perayaan Hari Raya Idul Adha 1445 Hijriah/2024 Masehi di Kabupaten Tangerang, Banten.

Baca Juga


Dalam memastikan ketersediaan kebutuhan kurban tersebut, Mentan langsung mengecek sejumlah pabrik pakan mini milik penggemukan sapi PT Lembu Setia Abadi Jaya (LSAJ) Farm Tangerang.

"Persiapan kurban Insya Allah aman, cukup sampai kita Idul Adha nanti, saya sudah terima laporannya, dan aman, jumlahnya sangat cukup," kata Mentan.

Amran menyebut, saat ini pihaknya aktif memonitor ketersediaan hewan kurban di seluruh daerah yang ada di Indonesia untuk memastikan ketersediaannya.

Ia juga mengaku, pemerintah akan fokus memastikan dari aspek kesehatan hewan dengan melakukan berbagai langkah penting untuk memastikan kelancaran pelaksanaan kurban tahun ini.

"Kami memastikan sertifikat kesehatan ternak yang dilalulintaskan sudah lengkap, memeriksa ear tag untuk menjamin ternak telah teregister dan kami menerjunkan petugas kesehatan hewan di kabupaten/kota untuk melakukan pengecekan rutin di penampungan ternak," ujarnya.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH), secara nasional, kebutuhan hewan kurban berada pada angka 1,97 juta ekor, dengan ketersediaannya yang mencapai 2,06 juta ekor, maka ketersediaan hewan kurban tahun ini berpotensi surplus hingga 88 ribu ekor.

Kendati dari data tersebut, dipastikan jumlah ketersediaan hewan kurban baik sapi, kerbau, kambing maupun domba untuk memenuhi kebutuhan nasional sangat mencukupi bahkan surplus.

"Jadi untuk kebutuhan dan ketersediaan hewan kurban kami pastikan aman," kata dia pula.

Sejumlah pemerintah daerah memeriksa ketersediaan dan kondisi hewan kurban untuk memenuhi permintaan Muslim yang hendak berkurban. Tim dari dinas peternakan diterjunkan langsung ke pasar untuk mengecek kondisi dan ketersediaan hewan kurban seperti kambing, domba, dan sapi.

Pemerintah Kota Jakarta Pusat (Pemkot Jakpus) sudah memeriksa sebanyak 816 hewan kurban di 19 titik lokasi penampungan daerah setempat dengan hasil semuanya sehat.

"Kami sudah melakukan pemeriksaan di tempat penampungan, ada 19 lokasi yang sudah kita kunjungi dengan jumlah hewan kurban sebanyak 816 ekor. Semuanya yang sudah kita periksa Alhamdulillah sehat," kata Kepala Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta Pusat Penty Yunesi Pudyastuti saat dihubungi di Jakarta, Kamis.

Jumlah sebanyak itu terdiri 383 ekor sapi, 384 ekor kambing dan 49 ekor domba. Pemeriksaannya meliputi kesehatan kuku, badan, mulut, lidah dan lain sebagainya termasuk kebersihan dan kelayakan tempat penampungan.

Selain itu, dilakukan pengecekan dan pemeriksaan surat kesehatan hewan kurban dari daerah asal untuk mengantisipasi hewan kurban yang terjangkit penyakit hingga 10 Dzulhijah atau bertepatan dengan Hari raya Idul Adha ditambah tiga hari tasyrik.

Sementara itu, Kasie Peternakan dan Kesehatan Hewan Sudin KPKP Jakpus Herawati menyebut, selain melakukan pemeriksaan saat hewan hidup, pihaknya bersama Kementerian Pertanian, Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) dan Fakultas Kedokteran IPB University juga akan melakukan pengecekan saat hewan sudah dipotong.

Tindakan ini dilakukan demi menjamin daging dan jeroan atau isi perut hewan seperti hati, aman dan layak dikonsumsi.

"Pemeriksaan kesehatan ini akan terus bertambah. Karena ini masih panjang prosesnya. Masih sampai 15 Juni, atau bahkan sampai setelah Idul Adha, masih akan bertambah karena semua hewan belum datang," kata Hera.

Hera mengimbau, bagi calon pembeli hewan untuk menanyakan surat keterangan kesehatan hewan pada penjual atau pemasok hewan untuk memastikan kesehatan hewan dan melakukan pemotongan hewan di rumah potong hewan (RPH).

Sebelumnya, Pemkot Jakpus menyosialisasikan dan mengedukasi masyarakat terkait penyelenggaraan kurban yang aman dan sehat sebagaimana syariat agama Islam.

"Sosialisasi ini untuk mengedukasi dan menambah informasi kepada seluruh masyarakat, panitia kurban ataupun warga yang berkurban," kata Wakil Wali Kota Jakarta Pusat, Chaidir. 

Sosialisasi dan edukasi itu terkait kriteria hewan kurban, pemotongan hewan kurban serta pendistribusian agar semuanya aman.

Chaidir menyebutkan, kegiatan ini merupakan agenda rutin yang dilaksanakan setiap tahun dalam rangka memastikan proses ataupun pelaksanaan kurban yang berjalan baik dan sesuai dengan syariat agama.

Cianjur

Dinas Peternakan, Kesehatan Hewan, dan Perikanan (DPKHP) Cianjur, Jawa Barat, memastikan hewan ternak yang akan dipakai untuk kurban sudah menjalani pemeriksaan dengan bukti dipasangi label sehat oleh tim kesehatan hewan.

Dokter Hewan atau Medic Veteriner DPKHP Cianjur drh Harisudin di Cianjur, Kamis, mengatakan hasil pendataan pihaknya tercatat sekitar 2.900 hewan kurban jenis sapi dan sekitar 10 ribu jenis domba disediakan pedagang dan peternak di daerah itu sudah mendapat label.

"Pemeriksaan akan terus dilakukan menjelang Idul Adha 1445, petugas kesehatan hewan melakukan pengecekan secara masif terhadap hewan kurban yang diperjualbelikan untuk keperluan kurban," katanya.

Setiap hewan yang sudah mendapat label sehat dari tim kesehatan DPKHP Cianjur terjamin kualitas dan layak diperjualbelikan, serta daging layak untuk dikonsumsi.

 

Lihat halaman berikutnya >>>

 

 

Pihaknya akan terus melakukan pengawasan, termasuk hewan ternak yang baru masuk dari luar kota.

Pasalnya, ujar dia, sebagian besar hewan kurban jenis sapi dipasok dari luar Cianjur, seperti NTT, Jawa Timur, dan Jawa Tengah, sehingga pengawasan dan pemeriksaan secara ketat dilakukan petugas kesehatan hewan di lapangan, terutama menjelang Hari Raya Kurban.

"Untuk hewan kurban jenis kambing dan domba sebagian besar dari lokal Cianjur tersebar di beberapa kecamatan, sudah rutin dilakukan pemeriksaan oleh petugas guna memastikan hewan kurban yang diperjualbelikan dalam kondisi sehat," katanya.

Satu pekan menjelang Hari Raya Kurban, pemeriksaan akan lebih ditingkatkan, termasuk mendatangi setiap peternakan dan lokasi penjualan hewan kurban, guna memastikan kondisi kesehatan dan kelayakan daging yang akan dikonsumsi.

"Pemeriksaan akan lebih digencarkan hingga tanggal 14 Juni, petugas di lapangan akan terus menyasar peternakan dan pedagang yang menjual hewan kurban," katanya.

Ia mengatakan peningkatan pengawasan hewan kurban dari luar kota terus dilakukan berkoordinasi dengan dinas terkait guna memastikan kesehatan hewan tidak membawa penyakit dan layak konsumsi.

 

"Kami juga meminta peternak atau pedagang melapor jika membawa hewan dari luar kota agar dilakukan pemeriksaan kesehatan," katanya.

Kepri

Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Kesehatan Hewan (DKP2KH) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menyampaikan jumlah kebutuhan hewan kurban Idul Adha 1445 Hijriah mencapai 18 ribu ekor, meliputi 7.205 sapi dan 10.691 kambing.  

"Data kebutuhan tersebut berdasarkan laporan dari seluruh kabupaten/kota se-Kepri hingga akhir Mei 2024," kata Kepala DKP2KH Kepri Rika Azmi di Tanjungpinang, Kamis.   

Rika menyebut jumlah kebutuhan hewan kurban tahun ini diprediksi meningkat sepuluh persen dibanding Idul Adha tahun lalu yang sekitar 17 ekor.  

Peningkatan itu dipengaruhi beberapa faktor, seperti pemulihan ekonomi yang memicu daya beli masyarakat, kemudian adanya keinginan atau semangat yang kuat bagi masyarakat untuk berkurban, terutama bagi mereka yang mampu.  

Sementara dari sisi ketersediaan hewan kurban jelang Idul Adha 2024, juga mengalami peningkatan dibanding tahun 2022 maupun 2023.  

Hingga akhir Mei 2024, kata Rika, tercatat ada sekitar 19 ribu hewan kurban yang tersedia di Kepri, terdiri dari sapi sebanyak 7.259 ekor dan kambing 12.691 ekor.

Bahkan khusus sapi, rencananya akan ada pemasukan lagi jelang lebaran Idul Adha, khususnya di Kabupaten Karimun dan Kota Batam sebanyak 1.500-2.000 ekor.  

"Intinya, dari segi ketersediaan dan kebutuhan untuk hewan kurban cukup. Apalagi dalam waktu dekat datang lagi sapi dari beberapa daerah ke Kepri," ungkap Rika.

Rika menambahkan ketersediaan hewan kurban cukup di Kepri, karena sejak jauh-jauh hari pelaku usaha atau peternak telah menyiapkan stok hewan kurban.

Selain bersumber dari pasokan ternak lokal, sebagian besar pasokan hewan kurban didatangkan dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Jambi dan Lampung.

"Setelah beberapa tahun sempat pemasukan hewan kurban memang dibatasi akibat wabah PMK, namun saat ini hewan kurban terutama sapi sudah bisa masuk dari mana saja ke Kepri, asal dilengkapi persyaratan sesuai ketentuan yang berlaku," kata Rika.

Sementara, Kepala Balai Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan (BKHIT) Provinsi Kepri Herwintarti menyampaikan pihaknya terus bersinergi dengan dinas terkait guna menjamin lalu lintas komoditas ternak dari luar ke Kepri dalam kondisi sehat dan terbebas penyakit mengancam, misalnya PMK, antraks hingga jembrana.

"Kepri bukan penghasil ternak karena daerah kepulauan, makanya sebagian besar hewan kurban didatangkan dari luar daerah," ujarnya.

Sebagai daerah kepulauan, kata dia, BKHIT Kepri sebagai garda terdepan memiliki tantangan dalam mengawasi, mencegah serta meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman penyakit zoonosis pada hewan ternak.

Oleh karena itu, pihaknya siap mengawal lalu lintas hewan kurban ke Kepri yang melonjak sangat tinggi jelang Idul Adha. Berdasarkan catatan BKHIT, periode Januari hingga Mei sudah ada 7.251 ekor sapi masuk ke Kepri dengan 45 frekuensi pemasukan.

Hal ini menunjukkan animo masyarakat sangat tinggi untuk memeriahkan hari raya kurban.

 

"Kami pastikan hewan kurban yang masuk ke Kepri aman dan sehat untuk dikonsumsi masyarakat pada perayaan Idul Adha tahun ini," katanya pula.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler