Upaya Daerah Kendalikan Harga Bahan Pokok Jelang Idul Adha
Pemerintah daerah mengantisipasi kenaikan harga sejumlah bahan pokok jelang Idul Adha
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menjelang Idul Adha, harga sejumlah bahan pokok diperkirakan semakin naik seperti cabai dan beras. Untuk mengatasi hal tersebut, sejumlah pemerintah daerah melakukan upaya strategis mengantisipasi kenaikan harga sejumlah bahan pokok.
Pemerintah Kabupaten Solok, Sumatera Barat mengadakan bazar atau pasar murah untuk mengendalikan harga kebutuhan pokok masyarakat menjelang Hari Raya Idul Adha 1445 Hijriah.
Staf Ahli Bupati Solok Eva Nasri di Solok, Kamis, mengatakan, kegiatan tersebut dilaksanakan guna untuk menstabilkan harga bahan pokok di Kabupaten Solok agar selalu dalam target standar yang telah ditentukan.
"Selain itu, kegiatan pasar murah tersebut juga bertujuan agar tidak terjadi inflasi," katanya.
Pihaknya berharap kegiatan itu dapat memberikan manfaat secara maksimal bagi masyarakat Kabupaten Solok, khususnya di Kecamatan X Koto Diatas yang menjadi lokasi bazar.
Menurut dia, jenis bahan pokok yang disediakan di pasar murah berlokasi di Kecamatan X Koto Diatas itu terdiri dari Beras IR-42, beras SPHP medium, telur, minyak goreng, gula pasir dan kebutuhan pokok lainnya.
"Kami dari Pemkab Solok sangat antusias dengan kegiatan ini agar masyarakat Kabupaten Solok juga bisa terbantu dari segi harga yang disediakan oleh penjual," ucap dia.
Selain itu, kegiatan tersebut juga bertujuan untuk membantu masyarakat guna persiapan menyambut Hari Raya Idul Adha 1445 Hijriah.
"Kami berharap agar masyarakat bisa mendapatkan sembako atau bahan pokok yang harganya murah serta terjangkau," kata Eva Nasri.
Kegiatan serupa akan terus dilakukan dengan tujuan untuk stabilisasi harga dan membantu masyarakat, khususnya di Kabupaten Solok.
"Ke depannya pemerintah akan lebih tanggap terhadap fluktuasi harga pangan pokok dengan turun langsung untuk stabilisasi harga, sehingga gejolak harga yang tinggi tidak sampai terjadi," katanya.
Sebelumnya, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Solok juga telah melakukan operasi gabungan ke sejumlah pasar tradisional sebagai upaya untuk menekan inflasi di daerah itu.
Bandarlampung
Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Lampung menyatakan untutk menjaga stabilitas harga pangan menjelang Idul Adha 1445 Hijriah, pihaknya akan melaksanakan operasi pasar di daerah ini.
"Untuk menjaga stabilitas harga pangan, pemerintah daerah melalui dinas tetap melaksanakan operasi pasar, guna membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok," ujar Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Lampung Evie Fatmawaty saat dihubungi di Bandarlampung, Kamis.
Ia mengatakan pelaksanaan operasi pasar itu, juga bertujuan untuk menjaga ketersediaan dan stabilitas harga bahan pokok menjelang Hari Raya Idul Adha 1445 Hijriah, sekaligus bersamaan dengan momen tahun ajaran baru sekolah yang biasanya mengakibatkan beberapa bahan pokok akan mengalami sedikit kenaikan harga.
"Operasi pasar ini akan dilaksanakan secara merata ke seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Lampung tanpa terkecuali," katanya.
Dia menjelaskan untuk komoditas yang akan dilakukan operasi pasar, yaitu komoditas beras yang berasal dari pengelolaan BUMD Lampung Wahana Raharja dengan harga jual Rp54.500 per lima kilogram.
"Kemudian komoditas tepung terigu yang akan dijual dengan harga Rp8 ribu per kilogram, gula pasir Rp15 ribu per kilogram, minyak goreng Rp12.500 per liter. Kemudian komoditas bawang merah Rp40 ribu per kilogram, bawang putih Rp30 ribu per kilogram, dan telur ayam ras Rp25 ribu per kilogram," ujar dia lagi.
Ia melanjutkan berdasarkan rapat inflasi yang telah dilakukan secara rutin tiap minggu, kondisi ekonomi di Provinsi Lampung dalam kondisi cukup baik.
"Hasil rapat inflasi kemarin, Provinsi Lampung dalam kondisi baik. Dimana kondisi inflasi provinsi dan kota pada April 2024 bila dilihat tahun per tahun, inflasi Provinsi Lampung sebesar 3,29 persen," ujarnya lagi.
Kemudian untuk pengkategorian inflasi per kabupaten se-Indonesia, Kabupaten Lampung Timur berada di urutan 10 kabupaten dengan inflasi tertinggi, dengan capaian inflasi sebesar 5,12 persen. Dan untuk kategori kota se-Indonesia, Kota Bandarlampung masuk dalam 10 kota dengan inflasi terendah yaitu sebesar 2,39 persen.
Pasar Murah di Ciamis
Pemerintah Kabupaten Ciamis, Jawa Barat menggelar operasi pasar murah (OPM) guna membantu masyarakat mendapatkan komoditas pangan murah sekaligus upaya mengendalikan harga di pasaran menjelang Hari Raya Idul Adha 1445 Hijriyah.
Lihat halaman berikutnya >>>
"Mudah-mudahan dengan adanya OPM ini ibu bapak merasa terbantu, mengingat sedang mengalami inflasi dan beberapa hari lagi menjelang Idul Adha, dan biasanya harga bahan pokok mengalami kenaikan," kata Penjabat Bupati Ciamis Engkus Sutisna usai meninjau langsung pelaksanaan OPM di Kantor Kecamatan Rancah, Ciamis, Rabu.
Ia menuturkan, Pemkab Ciamis selama ini terus berupaya menjaga ketersediaan maupun harga pangan agar tersedia dan harganya stabil tidak terjadi kenaikan yang cukup tinggi di pasaran saat momentum hari raya besar keagamaan.
Seperti momentum jelang Idul Adha, kata dia, Pemkab Ciamis bekerja sama dengan Kantor Bank Indonesia dan OJK Tasikmalaya melakukan OPM sebagai salah satu menjaga stabilitas harga pangan di pasaran, dan membantu memenuhi kebutuhan pokok masyarakat.
"Semoga juga untuk ke depannya harga-harga di Kabupaten Ciamis cepat stabil, sehingga daya beli masyarakat meningkat, sehingga mengalami dan merasakan kesejahteraan yang merata," katanya.
Pelaksanaan OPM tersebut disinergikan dengan sosialisasi literasi dan edukasi keuangan dalam rangka menjelang hari besar keagamaan Idul Adha 1445 Hijriyah dan peringatan Hari Ulang Tahun ke-382 Ciamis.
Komoditas pangan yang dijual yakni beras dengan harga Rp74 ribu untuk 5kg beras premium, dan Rp59 ribu untuk 5kg beras medium.
Selanjutnya harga gula pasir Rp17 ribu per kg, minyak goreng Rp15 ribu per liter, terigu Rp10 ribu per kg, dan telur Rp26 ribu per kg.
Komoditas lainnya berbagai jenis sayuran juga dijual dengan harga Rp5 ribu per paket, kemudian ada juga produk lainnya yang dijual oleh pelaku UMKM setempat.
Gerakan Pangan Murah di Kuningan
Pemerintah Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, menggencarkan program Gerakan Pangan Murah yang menyasar ke sejumlah desa untuk menjaga stabilitas harga pokok menjelang Hari Raya Idul Adha 1445 Hijriah/2024 Masehi.
“Program GPM ini bertujuan untuk menstabilkan pasokan dan harga pangan. Gerakan ini dirancang untuk memberikan akses pangan yang terjangkau bagi masyarakat, khususnya dalam menghadapi momen penting seperti Idul Adha,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Kuningan Dian Rachmat Yanuar di Kuningan, Rabu.
Ia menjelaskan program tersebut sudah mulai dilaksanakan, sala satunya di Desa Japara, Kuningan pada Selasa (4/6).
Dalam program GPM disediakan bahan pangan murah seperti beras, daging, aneka sayur dan lainnya yang dibeli oleh masyarakat.
“Program ini sangat membantu masyarakat, karena harga-harga berbagai komoditas ini dijamin di bawah pasaran karena ada subsidi dari pemerintah,” ujarnya.
Tidak hanya membantu pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat, Dian menyebut program ini menjadi salah satu strategi yang cukup efektif untuk mengendalikan inflasi di Kabupaten Kuningan mendekati hari besar keagamaan.
“Kami pastikan kalau harga pokok untuk bahan pangan tetap stabil menjelang Idul Adha,” katanya.
Sementara Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kuningan Wahyu Hidayah menuturkan program GPM juga dijadwalkan digelar di Desa Lebakherang pada Jumat (7/6), serta di Desa Kawungsari pada Sabtu (11/6).
Dia mengemukakan dalam kegiatan itu pihaknya turut menggandeng produsen pangan dan distributor, untuk menyediakan bahan pokok terjangkau bagi masyarakat di dua desa tersebut.
“Untuk harga, semua komoditas pangan yang dijual selalu di bawah harga pasar, karena adanya subsidi untuk produk pangan tersebut,” ujar Wahyu.
Pihaknya menjamin bakal mengoptimalkan program ini sebagai sarana guna menjaga rantai pasok pangan, dengan mengurangi hambatan distribusi dan pengendalian harga.
“Mudah-mudahan dapat membantu dalam pengendalian inflasi yang akan memberikan dampak positif jangka panjang terhadap ketahanan pangan di Kabupaten Kuningan,” ucap dia.
Harga Cabai di Daerah ini Tembus Rp 53.333
Harga cabai rawit merah dan hijau mengalami kenaikan pekan pertama Juni 2024 mencapai Rp 53.333 per kilogram di tingkat pedagang.
"Ada empat komoditi yang mengalami kenaikan harga jelang Idul Adha tahun 2024 di pasaran pada tingkat pedagang," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Sigi Agus Munandar di Sigi, Kamis.
Komoditi yang mengalami kenaikan yaitu cabai rawit merah sebelumnya Rp51.667 per kilogram menjadi Rp53.333 per kilogram dan cabai rawit hijau naik menjadi Rp36.667 dari sebelumnya Rp35 ribu per kilogram.
Sedangkan harga komoditi lainnya seperti bawang bombai sebelumnya Rp45 ribu per kilogram menjadi Rp48.333 per kilogram dan sawi hijau sebelumnya Rp7.500 per kilogram menjadi Rp8.167 per kilogram.
"Kenaikan beberapa komoditi karena kurang pasokan yang masuk ke pasar dan naiknya harga pada tingkat pengepul," ucapnya.
Hanya satu komoditi yang mengalami penurunan harga yaitu telur ayam ras menjadi Rp28 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp29 ribu per kilogram.
"Untuk komoditi yang mengalami penurunan yaitu telur ayam ras karena membanjirnya stok di pasaran," ujarnya.
Pihaknya setiap pekan melakukan pemantauan harga bahan pokok di Kabupaten Sigi.
"Dua kali sepekan yaitu hari Minggu dan Kamis kami melakukan pemantauan harga di Pasar Biromaru, " sebutnya.
Agus menuturkan kenaikan beberapa komoditi di atas tidak memberikan dampak signifikan terhadap daya beli masyarakat.
"Sedangkan harga dan ketersediaan stok komoditi yang lain masih stabil dan lancar," tuturnya.
Lihat halaman berikutnya >>>
Sebelumnya diketahui harga beras saat ini untuk jenis Cinta Nur sebesar Rp16 ribu per kilogram, Beras Kepala Rp13.500 per kilogram, Santana Rp13.500 per kilogram dan SPHP Rp12.500 per kilogram.
Sementara itu salah satu pedagang di pasar Biromaru mengeluhkan harga cabai rawit ditingkat pengepul begitu tinggi.
"Biasanya kami ambil banyak untuk stok tapi karena harga cabai rawit naik drastis makanya mengakibatkan penjualan juga menurun," kata Aziz.
Menurut Aziz saat ini dirinya hanya mengambil cabai rawit untuk dijual kembali di pasar secara terbatas. "Stok juga saya kurangi karena banyak yang busuk dan tidak dapat dijual," ujarnya.
Ia berharap ke ke depan pemerintah daerah dapat menstabilkan harga cabai rawit di Kabupaten Sigi. "Harapannya pemerintah bisa memberikan upaya agar harga cabai rawit bisa kembali normal," tuturnya.