Otto Hasibuan Desak Kapolri Ganti Penyidik Kasus Vina Cirebon: Supaya Fair
Otto mendesak supaya kasus ini bisa dibuka dengan terang benderang
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Nasional Perhimpunan Advokat Indonesia (DPN Peradi), Otto Hasibuan meminta Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo mengganti penyidik yang sebelumnya menangani perkara Vina Cirebon. Salah satu tujuannya mencegah konflik kepentingan.
Hal tersebut disampaikan Otto setelah kedatangan lima keluarga dari terpidana kasus Vina untuk meminta bantuan hukum. Lima terpidana tersebut ialah Eko Ramadhani, Hadi Saputra, Jaya, Eka Sandi, dan Supriyanto. Mereka didampingi politikus Dedi Mulyadi datang ke Kantor DPN Peradi, Jakarta Timur pada Senin (10/6/2024).
"Mohon kepada Kapolri, untuk selanjutnya meskipun Pegi bukan klien kami dan tidak ada disini, tapi termasuk untuk mereka dengan mereka ini karena diperiksa sebagai saksi. Kalau boleh, mohon yang memeriksa itu jangan lagi ada orang-orang yang dulu menjadi penyidik ini," ujar Otto dalam konferensi pers pada Senin (10/6/2024).
Otto mendesak supaya kasus ini bisa dibuka dengan terang benderang. Salah satu caranya mengganti penyidik yang lama. Apalagi hingga kini penyeledikan kasus itu justru terus dilanjutkan. "Kami minta kalau boleh kepada Polri, karena ini masih ada penyidikan berlanjut supaya penyidik-penyidik yang lama yang dulu, jangan lagi ikut menangani perkara ini supaya fair," ujar Otto.
Otto menyinggung kekhawatiran soal konflik kepentingan dalam penuntasan kasus itu. Pasalnya Iptu Rudiana yang merupakan ayah dari korban Muhammad Rizky Rudiana alias Eki disebut pernah menangani kasus itu.
"Menurut cerita di dalam mereka ini, yang menangkap ini adalah ayah korban, polisi. Sebenarnya dia tidak boleh ikut disini, conflict of interest nih, seharusnya yang menangani ada polisi yang lain, ini pun unit narkoba sebenarnya. Tapi menangani perkara ini. Jadi sebenarnya enggak tepat menurut saya," papar Otto.
Oleh karena itu, Otto menganjurkan agar Polri menugaskan polisi lain yang tak punya konflik kepentingan dalam kasus ini. "Seharusnya Polri menugaskan petugas yang lain jangan ayah korban, orang anaknya dibunuh, bapaknya yang mengusut. Pasti tidak objektif," kata Otto.
Sebelumnya, kasus Vina Cirebon yang terjadi pada 2016 kembali mencuat di masyarakat lewat tayangnya film "Vina: Sebelum 7 Hari" di bioskop seluruh Indonesia. Film itu disebut diangkat dari kisah pembunuhan tragis yang dialami wanita bernama Vina Dewi Arsita dan kekasihnya Eki.