Saat Video Olok-Olok Palestina Viral, Ribuan Anak di Gaza Jadi Syuhada

Kementerian Pendidikan Palestina mengatakan, ada 15 ribu anak terbunuh.

AP Photo/Ismael Abu Dayyah
Warga Palestina bersiap menguburkan dua orang dewasa dan lima anak laki-laki dan perempuan di bawah usia 16 tahun setelah serangan Israel di Rafah, Jalur Gaza Selatan.
Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Viralnya video empat remaja putri yang mengolok-olok korban anak-anak Palestina di sebuah restoran cepat saji membuat miris publik. Terlebih, remaja belasan tahun tersebut sempat membuat lelucon tentang beberapa menu di restoran yang diduga masuk dalam daftar boikot tersebut dengan berbagai kalimat, “Ini tulang anak Palestina,” “Ini darah anak Palestina,” dan “Ini daging anak Palestina”.

Baca Juga


Pada saat video tersebut viral, ribuan anak Palestina telah menjadi syuhada. Data dari Kantor Kemanusiaan PBB untuk Palestina, OCHAPT per 10 Juni menyebutkan, ada sebanyak 7.797 anak Palestina atau 32 persen dari 24.686 korban yang sudah teridentifikasi. Sementara itu, OCHA PT mencatat jumlah total warga Gaza yang tewas sebanyak 37.084 orang sejak agresi penjajah Israel pada Oktober 2023.

Kementerian Pendidikan Palestina mengatakan, korban jiwa anak-anak Palestina lebih dari angka tersebut. Menurut kementerian tersebut, sebanyak 15 ribu anak-anak Palestina telah terbunuh sejak dimulainya agresi pendudukan Israel terhadap Jalur Gaza. Sebagian besar dari mereka adalah siswa sekolah dan taman kanak-kanak, selain 64 siswa dari sekolah-sekolah di Tepi Barat, termasuk Yerusalem.

Empat remaja putri makan di restoran cepat saji dengan mengolok-olok penderitaan rakyat Palestina. - (tangkapan layar)

Kementerian melansir hal itu pada peringatan Hari Internasional Anak-Anak Tak Bersalah Korban Agresi yang jatuh pada 4 Juni. Mereka mengatakan pada peringatan itu, yang seharusnya mendapatkan sorotan adalah anak-anak di Gaza karena mereka adalah korban terbesar dari kekerasan agresi pendudukan yang berlangsung sejak 7 Oktober.

Pernyataan yang dilansir kantor berita WAFA tersebut lebih lanjut menunjukkan bahwa pasukan penjajahan Israel (IDF) menghancurkan sekolah-sekolah dan taman kanak-kanak.

Warga Palestina berduka atas jenazah kerabatnya yang tewas dalam serangan udara Israel, di luar kamar mayat Rumah Sakit Martir Al-Aqsa di Deir al Balah, Jalur Gaza, Senin, 10 Juni 2024. - (AP Photo/Jehad Alshrafi)

Mereka juga secara khusus menargetkan warga sipil yang memiliki anak-anak, membunuh mereka, menelantarkan mereka secara paksa, menangkap mereka, merampas makanan dan layanan kesehatan, dan pelanggaran serius lainnya, yang merupakan kejahatan yang melampaui norma, piagam, dan peraturan terkait hak asasi manusia.

Kementerian menunjukkan bahwa sejak dimulainya agresi di Jalur Gaza, 620 ribu siswa tak bisa bersekolah. Sebanyak 88 ribu mahasiswa juga tak bisa berkuliah. Sementara itu, sebagian besar dari mereka menderita trauma psikologis dan kesehatan yang buruk.

Terancam mati kelaparan...

Sementara itu, Sebanyak 50 anak terancam jiwanya akibat menderita kekurangan gizi dan kelaparan di Gaza utara di tengah genosida Israel yang sedang berlangsung. Fakta ini menguatkan status Israel dalam “daftar hitam” negara yang membahayakan kehidupan anak-anak.

“Sekitar 50 anak yang menderita kekurangan gizi telah dihitung hanya dalam satu minggu, dan hantu kelaparan membayangi Gaza. Kami telah melihat tanda-tanda kekurangan gizi pada beberapa anak,” kata sumber medis di Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara dilansir kantor berita WAFA.

Ia mengatakan para dokter tetap mencoba untuk melanjutkan layanan medis pada tingkat minimum di tengah kekurangan bahan bakar dan krisis pangan. 

Menurut Program Pangan Dunia PBB, sembilan dari 10 anak di Gaza menderita kekurangan gizi akut. Krisis kemanusiaan di Gaza, khususnya di wilayah utara, telah diperburuk dengan penutupan perbatasan Rafah dan Karem Abu Salem. Penduduk telah menghabiskan sisa persediaan makanan mereka di tengah kurangnya bantuan.

Perlu dicatat bahwa lebih dari 37 anak telah meninggal selama agresi Israel yang sedang berlangsung akibat kelaparan di beberapa rumah sakit di Gaza, terutama di Rumah Sakit Kamal Adwan, di mana sekitar 30 anak meninggal.



BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler