Anak-Anak Pembuat Video Parodi Soal Palestina Menyesal dan Ketakutan, Disdik: Nangis Semua

Disdik DKI Jakarta mewakili anak-anak pembuat konten menyampaikan permintaan maaf.

Republika.co.id
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta, Budi Awaluddin di Jakarta, Ahad (9/6/2024).
Rep: Bayu Adji P  Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi DKI Jakarta melakukan permintaan maaf terkait video sejumlah anak yang membuat parodi tak beretika mengenai Palestina. Permintaan maaf itu dilakukan mewakili anak-anak yang notebene masih berstatus pelajar.

Baca Juga


Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Disdik Provinsi DKI Jakarta Budi Awaluddin mengaku sudah memanggil anak-anak yang membuat video tersebut. Menurut dia, anak-anak itu sangat menyesali perbuatannya yang telah menyinggung banyak pihak. 

"Mereka sempat nangis semua, dalam kondisi yang ketakutan dan mereka memohon kepada kami agar bisa dibantu terkait hal ini. Jadi mereka sangat menyesali kondisi ini," kata dia saat konferensi pers di Kantor Disdik Provinsi DKI Jakarta, Rabu (12/6/2024).

Ia menilai, anak-anak itu tidak sengaja dalam membuat konten parodi mengenai Palestina. Pasalnya, ketika itu mereka sedang bercanda seperti biasa. Namun, bercandaan itu terekam dan diunggah ke media sosial, sehingga menjadi viral.

"Mereka sangat-sangat menyesali kondisi yang telah terjadi. Jadi kondisinya memang mereka tidak sengaja terucap secara seperti itu. Jadi ini sebenarnya becandaan saja," kata Budi.

Budi mengakui, saat ini anak-anak itu banyak mendapat perundungan di media sosial. Karena itu, pihaknya telah berkoordinasi dengan aparat kepolisian dan orang tua untuk bisa memberikan perlindungan, setidaknya di lingkungan rumahnya, terhadap anak yang statusnya masih di bawah umur.

Selain itu, pihaknya juga akan melakukan pembinaan terhadap para siswa di sekolah mereka masing-masing. Ia berharap, dengan upaya yang akan dilakukan itu, tidak akan terjadi perundungan kepada anak-anak itu ketika berada di sekolah. 

"Juga kami melakukan pembinaan kepada siswa tersebut ya, agar melapor ke guru BK untuk dilakukan pembinaan dan juga pemulihan mental mereka," kata Budi.

Selain itu, pihaknya juga akan memberikan pembinaan terkait pengembangan wawasan kebangsaan. Para siswa juga akan diberikan pengetahuan tentang penggunaan media sosial.

 

Mengapa Serangan ke Rafah Mematikan? - (Republika)

Pihak SMPN 216 Jakarta ikut terseret dalam polemik akibat viralnya video itu. Pihak sekolah pun telah memberikan klarifikasi terkait video yang beredar di tengah masyarakat. Adapun klarifikasi pihak sekolah adalah:

1. Kejadian tersebut terjadi di luar jam sekolah pada hari Ahad siang, 9 Juni 2024, setelah mereka pulang dari tempat ibadah dan makan siang di restoran cepat saji.

2. Empat orang yang berada dalam video tersebut bukanlah peserta didik SMPN 216 Jakarta.

3. Yang memvideokan dan mem-posting serta pemilik akun Instastory tersebut merupakan salah satu peserta didik kelas 9 SMPN 216 Jakarta, yang juga teman dari mereka.

4. Setelah mendalami perihal video yang sudah beredar kami dari pihak sekolah sangat menyayangkan dan mengecam perilaku dalam video tersebut.

5. Kami dari pihak sekolah sudah memanggil yang bersangkutan beserta orang tuanya dan mendesak yang bersangkutan untuk membuat klarifikasi dan permintaan maaf kepada semua pihak yang merasa dirugikan atas perbuatan yang dilakukan. 

6. ⁠Kami pihak sekolah selalu mengajarkan dan menjunjung tinggi sikap toleransi.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler