Doa Rasulullah Saat Wukuf di Arafah Lengkap Bahasa Arab, Latin dan Terjemahnya

Sebaik-baiknya doa adalah doa pada Hari Arafah

AP Photo/Rafiq Maqbool
Umat Muslim berdoa di bukit berbatu yang dikenal Jabal Rahmah, Arafah, Mekah, Arab Saudi, Sabtu, 15 Juni 2024.
Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wukuf di Arafah adalah saat-saat paling istimewa manusia di hadapan Tuhannya. Selama berada di tanah tandus yang dipenuhi jutaan manusia tersebut dari matahari tergelincir hingga matahari terbenam pada 9 Dzulhijjah, jamaah haji dapat memohon doa apa saja kepada Allah Sang Khalik.

Dikutip dari buku Amalan Awal Dzulhijjah hingga Hari Tasyrik Oleh Muhammad Abduh Tuasikal, Dari ‘Amr bin Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya, Rasulullah ﷺ bersabda, 

خَيْرُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ، وَخَيْرُ مَا قُلْتُ أَنَا وَالنَّبِيُّونَ مِنْ قَبْلِي: لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ، وَلَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

“Sebaik-baik doa adalah doa pada hari Arafah. Dan sebaik-baik yang kuucapkan, begitu pula diucapkan oleh para Nabi sebelumku adalah ucapan “LAA ILAHA ILLALLAH WAHDAHU LAA SYARIKA LAH, LAHUL MULKU WALAHUL HAMDU WA HUWA ‘ALA KULLI SYA-IN QODIIR (Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Miliki-Nya segala kerajaan, segala pujian dan Allah yang menguasai segala sesuatu).” (HR. Tirmidzi no. 3585; Ahmad, 2:210, Ash-Shahihah, no. 1503, 4:8).

Umat Muslim berjalan menuju Arafah untuk melakukan wukuf saat pelaksanaan puncak ibadah haji di Makkah, Arab Saudi, Sabtu (15/6/2024). Jutaan umat muslim berkumpul di Padang Arafaf untuk melaksanakan prosesi wukuf. - (AP Photo/Rafiq Maqbool)

Dari ‘Ali radhiyallahuanhu secara marfu’ sampai pada Rasulullah ﷺ disebutkan hadits,

Baca Juga


أَفْضَلُ مَا قُلْتُ أَنَا وَالنَّبِيُّونَ عَشِيَّةَ عَرَفَةَ : لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ، وَلَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

“Kalimat utama yang aku dan para nabi ucapkan pada senja hari Arafah adalah: LAA ILAHA ILLALLAH WAHDAHU LAA SYARIKA LAH LAHUL MULKU WA LAHUL HAMDU WA HUWA ‘ALA KULLI SYAI-IN QODIIR (Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Miliki-Nya segala kerajaan, segala pujian, dan Allah yang menguasai segala sesuatu).” (HR. Ath-Thabrani dalam Fadhl ‘Ashri Dzil Hijjah, 2:13, dari Qais bin ArRabi’, dari Al-Agharr bin Ash-Shabah, dari Khalifah bin Hushain, dari ‘Ali secara marfu’, Lihat Silsilah AlAhadits Ash-Shahihah, no. 1503, 4:7).

Meski hadits tersebut menyebutkan  bahwa sebaik-baik yang diucapkan adalah bacaan laa ilaha illallah, bukan menunjukkan bahwa doa yang dimaksud dalam hadits adalah dengan bacaan tersebut saja. Namun maksud sebaik-baik doa adalah doa yang dipanjatkan pada hari Arafah, doa apa saja bentuknya. Dan boleh juga dibaca selain doa yaitu kalimat laa ilaha illallah yang diucapkan. Demikian kesimpulan dari penjelasan Al-Imam Al-Hafizh Abul ‘Ula Muhammad ‘Abdurrahman Al-Mubarakfuri. (Lihat Tuhfah Al-Ahwadzi, 10:47).

Doa yang sering dibaca Rasulullah saat wukuf..

Dilansir dari NU Online yang mengutip dari  Al-Mawardi dalam Al-Hawil Kabir, ada doa yang sering dibaca Rasulullah SAW saat wukuf di Arafah. Doa tersebut yakni:


 لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ اللَّهُمَّ اجْعَلْ فِي سَمْعِي نُورًا وَفِي بَصَرِي نُورًا وَفِي قَلْبِي نُورًا اللَّهُمَّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ وَسَاوِسِ الصَّدْرِ وَمِنْ سَيِّئَاتِ الْأُمُورِ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا يَلِجُ فِي اللَّيْلِ وَشَرِّ مَا يَلِجُ فِي النَّهَارِ وَمِنْ شَرِّ مَا تَهُبُّ بِهِ الرِّيَاحُ، وَشَرِّ بَوَائِقِ الدَّهْرِ

Lâ ilâha illallâhu wahdahû lâ syarîkalah. Lahul mulku walahul hamdu wa hua alâ kulli syai’in qadîr. Allâhummaj‘al fî sam‘î nûrâ, wa fî basharî nûrâ, wa fî qalbî nûrâ. Allâhummasyrah lî shadrî, wa yassir lî amrî. Allâhumma innî a‘ûdzu bika min wasâwisis shadri, wa min saayi’âtil umûr, wa min adzâbil qabri. Allâhumma innî a‘ûdzu bika min syarri mâ yaliju fil lail, wa syarri mâ yaliju fin nahâr, wa syarri mâ tahubbu bihir rîhu, wa syarri bawâ’iqid dahri.

Jutaan jamaah haji seluruh dunia mulai berkumpul di padang Arafah (10/05/1995). Mereka melaksanakan Wukuf sebagai puncak pelaksanaan ibadah haji .Foto: BAkhtiar Phada/Republika - (dokrep)

Artinya, “Tidak ada Tuhan selain Allah SWT dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Dia memiliki kekuasaan dan berhak atas setiap pujian. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Wahai Tuhanku, jadikanlah pendengaranku, penglihatanku, dan hatiku bercahaya. lapangkanlah dadaku dan mudahkanlah urusanku. Aku berlindung kepada-Mu dari bisikan hati, perkara yang buruk, dan dari azab kubur. Aku juga berlindung dari kejahatan yang datang di malam hari dan siang hari. Aku berlindung dari kejahatan yang dibawa angin dan kejelekan zaman.” 

Doa Rasulullah pada malam Arafah...

Abu Talhah dalam kitabnya Kaifa Tastafidu Min al Haramain asy-Syarifain Ayyuha az-Zair wa-al-Muqim Ahwal an Nabi fi Al-Hajj mengatakan, Abbas bin Mardas mengatakan, Rasulullah berdoa meminta ampun bagi umatnya di malam  Arafah.  Lalu, doanya dijawab Allah. 

"Aku telah mengampuni mereka selain dosa orang-orang yang zalim. Aku menyiksa mereka sebagai balasan atas orang-orang yang telah teraniaya oleh mereka."

Rasulullah berkata, "Ya Allah jika engkau menghendaki, maka engkau bisa memberikan surga bagi orang yang teraniaya, dan mengampuni orang yang berbuat zalim."

Namun, Allah tidak menjawabnya malam itu juga. Pada pagi harinya ketika berada di Muzdalifah, beliau kembali berdoa.  Lalu, doanya itu dijawab oleh Allah. 

Abbas RA berkata, "Rasulullah tertawa. Ada yang mengatakan, Rasulullah tersenyum." Abu Bakar dan Umar bertanya kepada beliau.

"Demi ayah dan ibuku, ini bukan saat yang tepat untuk tertawa, apa yang membuat Anda tertawa? Apakah Allah menertawai gigimu?" Beliau menjawab, "Sesungguhnya musuh Allah, iblis itu, ketika mengetahui Allah telah mengabulkan doaku dan mengampuni umatku, dia mengambil tanah dan melemparkannya ke atas kepalanya."

"Mereka mendoakan kecelakaan dan kesengsaraan bagi manusia. Apa yang aku lihat berupa rasa takut ini itulah yang membuatku tertawa tawa," (HR Ibnu Majah).

Di dalam kitab Al-lamat diketahui bahwa mereka berkata yang dimaksud dengan kata umat di sini adalah orang-orang yang berada di Arafah. Dari pendapat inilah dikatakan, haji dapat menghapuskan kezaliman terhadap hak-hak hamba. Ada yang mengatakan maknanya adalah taubat dari kezaliman dan dari sikap tidak mampu menunaikan hak-hak hamba.

Infografis Rencana Perjalanan Jamaah Haji Indonesia 2024 - (Republika.co.id)

sumber : Pusat Data Republika
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler