Kisah Turbo, Sapi Kurban Presiden Jokowi Milik Anggota TNI
Presiden Jokowi membeli sapi Turbo seharga Rp100 juta.
REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Sapi jenis simental bernama Turbo milik Tasdir akhirnya terpilih menjadi hewan kurban Presiden Joko Widodo. Sapi dengan berat jumbo ini akan dipotong, lalu dagingnya dibagikan saat Hari Raya Idul Adha 1445 Hijriah/2024.
Selain menjalani tugas sebagai TNI, Tasdir sejak lama memang memiliki hobi beternak di Kelurahan Watang Palakka, Kecamatan Tanete Riattang Barat, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.
Sapi yang dibeli seharga Rp 100 juta ini memiliki keunikan dan keistimewaan sehingga akhirnya terpilih sebagai hewan kurban Presiden Jokowi. Proses seleksi hewan kurban ini hasil seleksi dari puluhan sapi dari berbagai daerah di Sulawesi Selatan.
Selain bobotnya mencapai 1 ton 50 kg, Turbo juga memiliki keunggulan dibandingkan sapi yang lain. Sapi berusia 4 tahun 10 bulan ini mampu melewati berbagai pengujian yang dilakukan Kementerian Peternakan (Kementan) bersama Dinas Peternakan Sulsel dan Distak Pemkab Bone, hingga Balai Besar Veteriner Kementerian Pertanian di Kabupaten Maros, sebelum penentuan kelayakan menjadi hewan kurban Presiden Joko Widodo.
Turbo pada uji kesehatan pertama dan kedua, yang meliputi sejumlah pengujian, mulai dari cek kondisi fisik hingga sampel darah, dinilai layak menjadi hewan kurban. Turbo akhirnya mendapatkan kartu keterangan sehat dari tim pemeriksa kesehatan hewan.
Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Bone, Andi Musafir, mengatakan pemeriksaan kesehatan dilakukan dalam dua tahap. Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan tim memang sangat ketat agar mendapatkan sapi terbaik untuk dikurbankan pada hari Idul Adha tahun ini.
Sapi tersebut telah menjalani serangkaian pemeriksaan kesehatan dan dinyatakan layak untuk dikurbankan. Bahkan ada tim seleksi dari Staf Kepresidenan dan Pemprov Sulsel yang diturunkan secara khusus untuk mendapat sapi terbaik untuk disumbangkan di daerah itu.
"Banyak syarat yang harus dilewati agar bisa terpilih, termasuk bobot sapi yang minimal 800kg. Turbo bahkan memiliki berat 1 ton 50 kg," katanya.
Setelah terpilih, Turbo kemudian diputuskan dikembalikan ke pemilik sebelumnya untuk dirawat dan dijaga hingga menjelang hari kurban tiba. Keseriusan Tasdir merawat dan memberi makan terbaik untuk Turbo menjadi salah satu alasan mengapa dititipkan ke pemilik sebelumnya.
Sapi tersebut kini dalam pengawasan dari sang pemilik sapi didampingi tim dinas kesehatan hewan dari Dinas Peternakan Kabupaten Bone, sambil menunggu acara penyerahan secara resmi dari pihak Pemerintah Provinsi Sulsel ke Pemkab Bone.
Turbo akan diserahkan....
Menurut rencana, Turbo akan diserahkan langsung oleh pejabat Pemprov Sulawesi Selatan yakni Kepala Dinas Perhubungan Sulsel Andi Erwin Terwo kepada Pemkab Bone. Dari Pemkab Bone kemudian diserahkan kembali ke pengurus Masjid Palengoreng Kelurahan Biru, Kecamatan Tanete Riattang, untuk dikurbankan di lokasi itu pada 17 Juni 2024.
Proses pengantaran Turbo ke lokasi juga tidak sembarangan. Sapi tersebut baru akan diantarkan ke lokasi pada Minggu (16/6/2024) atau sehari sebelum pelaksanaan Hari Raya Idul Adha.
Adapun alasannya karena Turbo yang merupakan sapi jenis simental gampang atau mudah stres. Ada kekhawatiran sapi tersebut tidak selera makan jika melihat banyak orang, yang diperkirakan akan datang melihat langsung karena sapi kurban tersebut merupakan bantuan dari Kepala Negara.
Sementara sapi simental yang secara alamiah memiliki hobi makan, butuh suasana tenang dan nyaman. Sebaliknya jika kondisi ramai, ia bisa stres sehingga dikhawatirkan akan mempengaruhi kondisi kesehatannya. Oleh karena itu, Maka diputuskan bahwa sapi diantarkan ke lokasi tujuan jelang pelaksanaan kurban.
Selain itu, jarak lokasi peternakan sapi dan masjid tempat penyembelihan hewan kurban juga cukup dekat, hanya berjarak kurang lebih 10 kilometer. Diperkirakan proses pengantaran Turbo ke lokasi tujuan hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit.
Pemilik bangga
Sebagai pemilik, perasaan Tasdir bercampur aduk. Ada senang dan bangga, namun juga rasa sedih karena harus berpisah dengan sapi yang dipelihara sejak bertahun-tahun. Rasa bangga muncul karena sapinya dibeli Presiden Jokowi untuk kemudian disumbangkan kepada masyarakat Kabupaten Bone.
Meski hanya sebagai pekerjaan sampingan atau sekadar hobi, kerja keras dan ketekunan Tasdir merawat Turbo seolah terbayarkan dengan terpilihnya menjadi hewan kurban Presiden Jokowi. Hal ini juga telah membuktikan bahwa jika peternak serius memelihara hewan maka hasil yang didapatkan juga akan sepadan.
Tasdir begitu sabar....
Bersama anak-anaknya, Tasdir begitu sabar dan senang merawat Turbo. Hal yang normal jika pada akhirnya tetap akan merindukan hewan tersebut saat sudah tidak lagi berada di kandangnya.
Selain beternak sapi, Tasdir juga memiliki banyak hewan ternak lain, seperti kambing, ayam, hingga kuda. Namun, Turbo sendiri merupakan satu-satunya sapi yang dimiliki sehingga seperti ada ikatan batin.
Sebelumnya, pemilik Turbo tidak pernah menyangka jika sapi miliknya akan dibeli oleh Presiden pada Lebaran Haji tahun ini. Setelah pengumuman Turbo terpilih menjadi sapi kurban Presiden pada 2 minggu lalu, ia bangga.
Kepala Dinas Peternakan Sulsel Nurlina Saking pun turut bangga atas terpilihnya sapi asal Bone untuk hewan kurban Kepala Negara.
Hal itu sekaligus sebagai bukti atas komitmen pemerintah daerah dan masyarakat khususnya para peternak untuk mengembangkan sapi jenis simental, limosin, dan sebagainya.
Sejauh ini, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan terus fokus pada pengembangan sapi limosin dan simental di berbagai daerah di Sulsel.
Tim Pelaksana UPTD Pembibitan Ternak dan Hijauan Pakan Ternak (PTHPT) Dinas Peternakan Sulsel Zet Pasino menjelaskan sejumlah daerah yang kini fokus mengembangkan jenis sapi tersebut, yakni Kabupaten Takalar, Enrekang, Soppeng, Sinjai, Bulukumba, termasuk pula Kabupaten Bone.
Pemprov masih fokus ke daerah tersebut karena sudah tersedia sumber daya manusia (SDM) yakni tenaga pelaksana transfer embrio (TE).
Sulsel telah menerima puluhan embrio dari Cipelang sejak 2019. Adapun embrio yang berhasil diindukkan seperti di Kabupaten Sinjai. Tingkat keberhasilan melakukan transfer embrio itu baru 30 persen sehingga butuh tenaga ahli dalam proses pembuahan embrio ke sapi lokal Sulsel.
Petugas juga harus lebih teliti memilih indukan yang cocok karena hal itu memang cukup sulit. Artinya banyak kriteria agar tingkat keberhasilan proses transfer embrio lebih tinggi.