KLHK Beberkan Penyebab Kualitas Udara Jakarta Terburuk di Dunia Beberapa Hari Terakhir

Pada Selasa (18/6/2024) pagi, polusi udara di Jakarta menjadi yang terburuk di dunia.

Republika/Putra M. Akbar
Air yang disemprotkan ke udara di Kantor Wali Kota Jakarta Pusat, Selasa (5/9/2023), sebagai upaya untuk mengurangi polusi udara di Jakarta.
Rep: Bayu Adji Prihammanda Red: Mas Alamil Huda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kualitas udara di Jabodetabek, khususnya Jakarta, menjadi sorotan banyak pihak beberapa hari ke belakang. Pasalnya, pada Selasa (18/6/2024) pagi, polusi udara di Jakarta menjadi yang terburuk di dunia berdasarkan data situs IQAir.

Baca Juga


Direktur Jenderal (Dirjen) Penegakan Hukum Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Rasio Ridho Sani mengatakan, terdapat beberapa faktor penyebab pencemaran udara di wilayah Jabodetabek. Salah satu faktor utamanya adalah emisi kendaraan bermotor yang beroperasi di wilayah tersebut.

"Sumber pencemaran itu dari kendaraan bermotor, emisi kendaraan bermotor, baik kendaraan pribadi, niaga, baik itu motor maupun kendaraan roda empat. Ini yang pertama," kata dia di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta Pusat, Kamis (20/6/2024).

Selain itu, ia menambahkan, kegiatan usaha industri juga menjadi salah satu faktor pencemaran udara di wilayah Jabodetabek. Salah satu yang dimaksud kegiatan usaha itu adalah operasional pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), pabrik semen, peleburan logam, juga kegiatan lain yang menggunakan energi dari batubara. "Ini hasil identifikasi yang kami lakukan," kata Rasio.

Tak hanya itu, ia menyebutkan, pencemaran udara juga diakibatkan adanya pembakaran terbuka yang dilakukan oleh masyarakat. Bahkan, kegiatan konstruksi yang dilakukan juga ikut memberikan kontribusi terhadap pencemaran udara.

"Konstruksi itu kan membuka lahan luas kemudian kalau mereka tidak mengelola, mengendalikan debu-debunya maka akan lepas kan," kata dia.

Karena itu, Rasio mengingatkan semua pihak untuk ikut menjaga kondisi lingkungan masing-masing agar tidak mencemari lingkungan. Mulai dari tidak melakukan pembakaran di ruang terbuka, mengendalikan debu dari kegiatan konstruksi, dan lainnya.

"Ini yang kami lihat berkaitan penurunan kualitas udara di Jabodetabek," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler