Ditanya Soal Polusi Jakarta, Pj Heru: Memang Dunia Begitu

Kualitas udara di Jakarta menjadi yang terburuk di dunia pada Selasa (18/6/2024).

Antara/Siti Nurhaliza
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono.
Rep: Bayu Adji Prihammanda Red: Mas Alamil Huda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kualitas udara di Jakarta tengah disorot lantaran sempat menjadi yang terburuk di dunia berdasarkan data situs IQAir pada Selasa (18/6/2024) pagi. Kualitas udara di Jakarta kemarin terpantau sangat tidak sehat, meski jalanan lengang karena masih momen cuti bersama.

Baca Juga


Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan, kondisi kualitas udara yang buruk tak hanya terjadi di wilayahnya. Menurut dia, seluruh dunia saat ini sedang dilanda polusi. "Ya pertama memang dunia begitu ya, semua polusi," kata dia, Rabu (19/6/2024).

Kendati demikian, Heru mengatakan, pihaknya akan menggunakan teknologi water mist untuk mengatasi polusi udara di Jakarta. Selain itu, pihaknya juga melakukan pembatasan kendaraan serta melakukan uji emisi. "DKI kan ada water mist, nanti ada pembatasan kendaraan, uji emisi," ujar dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi DKI Jakarta Asep Kuswanto mengatakan, pihaknya memiliki langkah yang jelas dalam menanggulangi pencemaran udara. Ia menyebutkan, langkah-langkah yang sedang dilakukan DLH adalah mengembangkan sistem inventarisasi emisi yang lebih sistematis untuk memantau sumber-sumber polusi udara di Jakarta.

"Sistem ini memungkinkan pengumpulan data yang lebih baik tentang emisi dari berbagai sumber, termasuk kendaraan bermotor dan industri," kata dia.

Selain memperketat pengawasan terhadap sumber emisi bergerak dan tidak bergerak, Asep menambahkan, langkah strategis yang akan dilakukan adalah melakukan kerja sama lintas daerah, terutama daerah algomerasi Jakarta. Karena itu, Pemprov DKI Jakarta mendorong pemerintah daerah sekitar untuk lebih ketat dalam mengawasi industri di wilayahnya yang berpotensi mencemari udara di sana dan terbawa angin ke Jakarta.

Terkait penurunan kualitas udara yang terjadi akhir-akhir ini, Asep menjelaskan bahwa menurut hasil analisis model (Hybrid Single-Particle Lagrangian Integrated Trajectory) HYSPLIT dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) yang dilakukan oleh tim ahli IPB menunjukkan bahwa dalam dua hari terakhir, angin dominan berasal dari arah timur dan timur laut. HYSPLIT adalah model yang digunakan untuk mensimulasikan pergerakan dan penyebaran polutan di atmosfer, membantu dalam memahami sumber dan dampak polusi udara.

Asep menambahkan, perubahan perilaku masyarakat dengan beralih menggunakan transportasi publik, bersepeda, dan berjalan kaki untuk mobilisasi jarak dekat juga upaya yang dapat memperbaiki kualitas udara Jakarta. “Itu juga kami kampanyekan. Selain itu, upaya jangka pendek juga kita tempuh dengan mengimbau pengelola gedung-gedung tinggi memasang water mist dan memperketat uji emisi kepada pemilik kendaraan bermotor di Jakarta,” kata Asep.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler