Keajaiban Para Ulama yang Bermimpi Bertemu Rasulullah

Mereka berasal dari kalangan sahabat, tabiin maupun tokoh terkemuka.

Karta/Republika
Umat muslim mengunjungi Pemakaman Baqi, Kota Madinah, Sabtu (8/6/2024). Jamaah yang datang ke komplek pemakaman keluarga Nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam tersebut diizinkan untuk berziarah dengan cara melintasi dan dilarang untuk berhenti. Di komplek Pemakaman Baqi dikebumikan sejumlah keluarga Rasulullah dan para sahabat. Di antaranya Sayyidah Aisyah, Fatimah, Ali bin Abu Thalib, dan sahabat mulia Utsman bin Affan.
Rep: Nashih Nasrullah Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID, Bermimpi bertemu Nabi Muhammad SAW merupakan nikmat yang tak terhingga. Para generasi salaf, dari sahabat dan tabiin, serta ulama, merupakan golongan yang kerap mendapatkan nikmat itu.

Baca Juga


Sahabat Anas bin Malik, misalnya, mengaku hampir tiap ma lam mimpi bertemu Rasulullah. Imam Ja luluddin as-Suyuthi, pengarang kitab tafsir al-Jalalain, bahkan mengaku melihat Rasulullah tidak hanya dalam mimpi, tetapi juga dalam kondisi sadar. Pertemuannya dengan Rasulullah di dunia nyata (di luar tidur) terhitung lebih dari 70 kali.

Rentang waktu yang mencapai 14 abad lamanya dengan Rasulullah, bagi sebagian besar umatnya, adalah hijab terwujudnya pertemuan dengan sang Rasul junjungan itu. Bertemu Rasul di mimpi merupakan jaminan kepastian, maknanya, sosok Rasul dalam mimpi tersebut adalah riil, Muhammad SAW yang sebenarnya. Setan tak akan mampu menyerupai figur Muhammad SAW.


Karya tokoh kontomporer Sayid Wail Muhammad Abu Abiyyah al-Hasani (Habib al-Kull), Alladzina Ra'au Rasulullah wa Kallamuhu, menjadi entri satu-satu nya kitab yang mengumpulkan fakta-fakta sejarah yang menegaskan terjadinya dialog para ulama dan orang saleh dengan Rasulullah SAW dalam mimpi mereka. Mereka berasal dari kalangan sahabat, tabiin, mau pun tokoh-tokoh terkemuka yang hidup setelah masa kedua generasi itu.

Habib al-Kull menyebut kitabnya ini layaknya sebuah ensiklopedi mini seputar mimpi Rasulullah, yang tidak hanya memuat fakta-fakta peristiwa tersebut, tetapi juga teks-teks keagamaan dari Alquran dan hadis perihal apa dan bagaimana bermimpi dengan Baginda Rasul, termasuk larangan berdusta dan klaim bermimpi bertemu Rasul. Pada setiap peristiwa pertemuan tokoh yang dia sebutkan, Habib al-Kull menyertakan referensi yang memudahkan pembaca merujuk asal nukilan.

 

Tak sedikit dari peristiwa mimpi dalam kitab ini merupakan jawaban atas pertanyaan dan persoalan yang dihadapi langsung oleh para pemimpi. Pada mimpi ke- 57, misalnya, Rasulullah memberikan salah satu manfaat dan keutamaan bershalawat. Syekh as-Shalih Musa al-Aziz mengisahkan, dirinya pernah berangkat bersama rombongan menggunakan kapal laut. Tiba-tiba angin bertiup sangat kencang dan mengancam keselamatan. Tak sedikit rombongan yang celaka dalam peristiwa itu. Di tengah kepanikan tersebut, entah mengapai dirinya tiba-tiba tertidur, lalu memimpikan Rasulullah.

Dalam mimpi tersebut, Rasul berkata kepadanya, Sampaikan ke seluruh penumpang kapal agar melafalkan 1.000 kali shalawat berikut: Allahumma Shalli 'ala Sayyidini Muhammad wa 'ala Ali Sayyidina Muhammadin shalatan tunjina biha min jami' al-ahwali wa al-afati wa taqhdhi lana bia jami' al-hajati wa tuthahhiruna bi min jami' as-sayyiati wa tarfa'una biha 'indaka a'la ad-darajati wa tuballighuna biha aqsha al-ghayati min jami' al-khairati fi al-hayati wa ba'da almamati'.

Lalu, dia terbangun dan menyampaikan isi mimpi tersebut. Mereka pun mengucapkan shalawat tersebut, meski hanya 300 kali. Allah SWT menyelamatkan mereka. Dalam kategori mimpi selanjutnya, Rasulullah menjelaskan manfaat berziarah ke Raudhah dan makam beliau. Dalam sejumlah mimpi tersebut, para generasi salaf bertemu Rasul setelah mereka berziarah dan tertidur di pusara Rasulullah.

Di antara kisah itu, seperti yang dinukilkan as-Samhudi dalam kitabnya, Khulashat al-Wafa', yang diriwayatkan al- Baihaqi dan Ibn Abi Syaibah dari Malik ad-Dar, stafnya Umar bin Khatab. Pada masa Umar, terjadi paceklik hebat. Lalu, seseorang menziarahi makam Rasulullah dan mengadukan apa yang sedang terjadi.

Umat muslim mengunjungi Pemakaman Baqi, Kota Madinah, Sabtu (8/6/2024). Jamaah yang datang ke komplek pemakaman keluarga Nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam tersebut diizinkan untuk berziarah dengan cara melintasi dan dilarang untuk berhenti. Di komplek Pemakaman Baqi dikebumikan sejumlah keluarga Rasulullah dan para sahabat. Di antaranya Sayyidah Aisyah, Fatimah, Ali bin Abu Thalib, dan sahabat mulia Utsman bin Affan. - (Karta/Republika)

Wahai Rasulullah mintakanlah hujan kepada Allah SWT untuk umatmu, kata si pria tadi. Lalul, tiba-tiba Rasul mendatanginya dalam mimpi dan mengatakan, Datangi Umar dan sampaikan salam kepadanya, katakan mereka akan segera men dapat hujan, dan katakan agar dia tetap tabah. Lalu, lelaki tersebut melaksanakan apa yang diperintahkan Rasul. Umar pun menangis.

Kisah lain bahkan secara jelas menceritakan manfaat nyata dari berziarah ke ma kam Rasul. Ini seperti pengalaman yang dituturkan Ahmad bin Muhammad as-Shufi. Selama lebih dari tiga bulan, dia telantar di pedalaman hingga kulitnya mengelupas. Lalu, dia mendatangi Kota Madinah dan berziarah ke makam Rasul. Tiba-tiba dia bertemu Rasulullah dalam mimpinya.

Wahai Ahmad engkau datang? Benar Rasulullah, dan saya sangat lapar, saya bertamu kepadamu. Bukalah kedua telapak tanganmu, pinta Rasul. Syekh Ahmad membukanya, lalu Rasul memenuhi kedua telapak Ahmad dengan dirham. Saya lalu terbangun dan betapa terkejut, saya menggenggam beberapa dirham. Lalu, saya membeli roti, makan, kemudian kembali menuju pedalaman.

sumber : Pusat Data Republika
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler