Bos Baru Kimia Farma Sebut Perusahaan Sedang Diuji
Kimia Farma optimistis memiliki potensi besar untuk bangkit.
Antara/Dhemas Reviyanto
Rep: Muhammad Nursyamsi Red: Gita Amanda
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Kimia Farma Djagad Prakasa Dwialam angkat suara mengenai upaya memulihkan citra dan kinerja perusahaan. Djagad yang baru menjabat sebagai Dirut Kimia Farma meyakini Kimia Farma akan mampu melalui fase tersebut pascaperistiwa dugaan rekayasa keuangan pada anak usaha, PT Kimia Farma Apotek (KFA).
Baca Juga
"Model industri seperti Kimia Farma sudah ada sejak 200 tahun lalu dan sampai sekarang tetap bertahap. Saya yakin bisa terus ada dan Kimia Farma bisa lebih maju," ujar Djagad saat paparan publik tahunan Kimia Farma di Gedung IHLI-Bio Farma Group, Jakarta Timur, Selasa (25/6/2024).
Djagad yang menggantikan David Utama menyebut kondisi perusahaan yang didera kerugian hingga Rp 1,82 triliun pada 2023 merupakan sebuah tantangan. Djagad menilai perusahaan memiliki potensi besar untuk bangkit dan mengembalikan kesehatan keuangan perusahaan.
"Dalam kenyataannya ada dinamika naik-turun, itu dinamika selalu terjadi pada setiap perusahaan. Kali ini Kimia Farma sedang diuji dengan kondisi keuangan yang tidak begitu baik," ucap Djagad.
Djagad menyebut keyakinan ini ditopang dengan sumber daya besar yang dimiliki perusahaan. Djagad menyebut Kimia Farma merupakan perusahaan dengan jumlah apotek terbesar di Indonesia.
Djagad mengatakan jumlah apotek Kimia Farma mencapai 1.200 apotek yang tersebar di seluruh Indonesia. Jumlah ini jauh lebih banyak daripada perusahaan swasta yang hanya memiliki sekitar 600 apotek dan mayoritas berpusat di Pulau Jawa.
"Kita juga punya pabrik obat dan ada penugasan pemerintah untuk memperkuat ketahanan kesehatan nasional. Dengan tekad bersama, insyaAllah niat baik itu semua bisa kita lewati dan mencapai hal yang kita harapkan pada 2024," kata Djagad.
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler