Barang Apa Saja yang Diimpor Indonesia dari Israel?
Terjadi lonjakan impor dari Israel ke Indonesia pada 2024.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Di tengah serangan brutal yang dilakukan penjajah Israel ke Jalur Gaza, impor Indonesia dari negara tersebut terus berjalan, bahkan meningkat tajam. Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), yang ditelusuri Republika, salah satu yang diimpor dari Israel ternyata adalah senjata dan amunisi.
Dalam manifes ekspor-impor; Amunisi, Senjata dan yang Terkait Dengannya dicatat dengan kode HS 93. Sepanjang 2023, Indonesia mengimpor komoditas itu dari Israel dengan jumlah 14.821 dolar AS. Sementara sepanjang Januari-April 2023, angkanya senilai 6.548 dolar AS.
Banyak lembaga kemanusiaan di luar negeri mendesak dihentikannya pengiriman dan pembelian senjata dengan Israel sejak serangan brutal negara Zionis itu ke Palestina pada Oktober 2023 lalu. Namun, ternyata ada pihak di Indonesia yang masih mengimpor senjata dan amunisi dari Israel selepas serangan itu.
Sepanjang Januari-April 2024, angka impornya naik dari periode yang sama tahun lalu menjadi 8.047 dolar AS. Dalam skala ekspor impor, angka itu bukan jumlah yang signifikan. Artinya, pengimpor bisa jadi adalah perorangan.
Dalam catatan BPS, Indonesia juga mendatangkan sejumlah barang Impor dari Israel selepas serangan berutal ke Gaza dimulai. Yang signifikan nilainya adalah Alat Permesinan dan Mekanik (HS 84). Tahun ini, dari Januari-April nilai impornya tercatat sebesar 24,52 juta dolar AS. Angka ini melonjak dari periode yang sama tahun lalu yakni 1,87 juta dolar AS.
Mesin dan Peralatan Elektronik (HS 85) juga melonjak dari 942 ribu dolar AS pada Januari-April 2023 menjadi 1,24 juta dolar AS pada Januari-April 2024.
Komoditas yang juga banyak diimpor Indoensia dari israel adalah Kemudian Perkakas dari Logam tak Mulia (HS 82). Pada Januari-April 2023 angkanya 1,78 juta dolar AS sedangkan pada Januari-April 2024 turun jadi 1,22 juta dolar AS.
Melonjak tajam... baca halaman selanjutnya
Sebelumnya, BPS mencatatkan ada lonjakan tajam impor dari negara Zionis pada tahun ini. Jika periode Januari-April tahun ini dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, terlihat ada peningkatan hampir 340 persen.
Indonesia sedianya tak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. Latar belakang utamanya karena konflik di Timur Tengah yang menahun. Indonesia secara tegas meminta Israel mengakui Palestina sebagai negara merdeka. Sejak Indonesia berdiri, sikap merah-putih selama sama, meski Presiden berganti-ganti.
Rupanya, situsi ini tak membuat kedua pihak tak memiliki hubungan dagang. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Indonesia dan Israel tetap terlibat kegiatan ekspor impor. Republika.co.id mengambil data dari https://www.bps.go.id/id/exim. Secara khusus hanya untuk periode Januari hingga April pada 2023 dan 2024.
Dimulai dari Ekspor. Perinciannya, pada Januari 2023 ekspor Indonesia ke Israel menyentuh angka 12.469.786,46 juta dolar AS. Lalu Februari 9.018.758,70 juta dolar AS, Maret 17.689.932,27 juta dolar AS, April 13.756.113,36 juta dolar AS. Totalnya 52.934.930,79 juta dolar AS (Sekitar Rp 868 miliar).
Lalu pada Januari 2024 ekspor Indonesia ke Israel menyentuh angka 10.412.405,33 juta dolar AS, Februari 12.201.061,17 juta dolar AS, Maret 14.878.436,18 juta dolar AS, lalu April 14.961.066,72 juta dolar AS. Total mencapai 52.452.969,40 juta dolar AS (Rp 860 miliar). Ada sedikit penurunan secara year on year (Januari- April 2024 dibandingkan dengan Januari-April 2023.
Berikutnya, impor. Sama seperti impor, pengambilan datanya dari Januari-April 2023 dan 2024. Ada tren kenaikan yang cukup signifikan secara year on year (yoy), selama periode tersebut.
Pada Januari 2023, Indonesia mengimpor barang dari Israel dengan harga 1.460.030,00 juta dolar AS, Februari 2.346.948,00 juta dolar AS. Maret 1.727.451,00 juta dolar AS. April 1.197.417,00 juta dolar AS. Totalnya mencapai 6.731.846,00 juta dolar AS atau (Rp 109 miliar, dengan asumsi Rp 16.082 per dolar AS).
Lalu pada Januari 2024, Indonesia mengimpor barang dari Israel senilai 9.835.544,00 juta dolar AS, Februari 1.858.084,00 juta dolar AS, Maret 16.586.596,00 juta dolar AS. Kemudian April 945.503,00 juta dolar AS. Totalnya mencapai angka 29.225.727,00 juta dolar AS (Rp 479 miliar).
Angka itu menunjukkan ada peningkatan tajam impor sebanyak lebih dari 4 kali lipat atau ada peningkatan impor sebesar 339.4 persen.