Keuntungan Defend ID pada 2023 Meroket Hingga 56 Persen
Pertumbuhan keuntungan Defend ID bahkan di angka Rp 700 sepanjang 2023.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Holding BUMN bidang pertahanan, Defend ID mencatat lonjakan laba lebih dari 20 persen dalam capaian kinerja laporan keuangan perusahaan pada 2023. Defend ID mencatat kenaikan laba perusahaan pada tahun lalu naik sampai 56 persen dibandingkan pada 2022.
"Kalau kita lihat dari pendapatan naiknya cukup signifikan juga naiknya 28 persen dibanding tahun 2022. Kalau kita lihat laba bersihnya lonjakan cukup tajam sekali yaitu sekitar 56 persen dari tahun 2022," kata Direktur Utama Defend ID sekaligus Dirut PT LEN, Bobby Rasyidin di Jakarta pada Senin (1/7/2024) malam WIB.
Bobby menyebut, lonjakan itu terkait kenaikan pertumbuhan kontrak sekitar 29,7 persen dibanding 2022. Kemudian, aset perusahaan pun naik 19 persen dan entitas perusahaan naik mencapai 35 persen. Perusahaan juga mencatat arus kas anak usaha, yakni PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia (DI), PT PAL, serta PT Dahana menunjukkan nilai positif.
Direktur Keuangan Defend ID, Indarto Pamoengkas menjelaskan, kinerja perusahaan membaik dalam dua tahun terakhir. Pertumbuhan keuntungan bahkan di angka Rp 700 miliar pada 2023.
"Di tahun lalu kami berkisar pencapaian di sekitar Rp 400 miliar. Tahun ini mungkin sudah bisa mencapai sekitar Rp 700 miliar lebih. Artinya memang pertumbuhan kami dapat dikatakan sangat baik," ujar Indarto.
Dia pun menekankan Defend ID meningkatkan marketing, penetrasi bisnis hingga tata kelola manajemen proyek. Tujuannya agar proyek tuntas tepat waktu dan efisien. Sebagai contoh, PT LEN melakukan manajemen proyek yang diterima dari Kementerian Pertahanan untuk keperluan pertahanan.
Sejumlah unit bisnis pun menyetorkan kinerja mereka. PT DI melaporkan memperoleh kontrak pengadaan pesawat N219 untuk TNI AD sebanyak enam unit, pengadaan enam pesawat N212i untuk Angkatan Udara Filipina, hingga bekerja sama dengan Lockheed Martin dalam industrial corporation management.
Sedangkan, PT Pindad melaporkan mengalami kenaikan kontrak hingga 51 persen dengan nilai pendapatan sekitar 24,6 persen dengan nilai laba 19 persen. Pindad mendapat tambahan kontrak pengadaan senjata sekitar Rp 8,73 triliun dan munisi Rp 8,47 triliun. Untuk kendaraan khusus, mereka mendapat kontrak senilai Rp 2,65 triliun.