Hadits Rasulullah Perintahkan untuk Pergi ke Palestina Menjelang Kiamat, Apa Maksudnya?

Hadits itu menunjukkan bahwa Syam dan sekitar Masjid Al Aqsa memiliki keistimewaan.

google.com
Tentara Israel melintas Kubah Batu di kompleks Masjidil Al Aqsa, ketiga situs suci Islam, saat berkunjung di bawah perlindungan polisi Israel di Kota Tua Yerusalem.
Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Syam menjadi salah satu tempat populer pada zaman kenabian. Dahulu, Syam merupakan pusat perdagangan yang juga sempat dikunjungi Rasulullah SAW.

Daerah ini pun menjadi salah satu nubuat Nabi Muhammad SAW. Menjelang Hari Kiamat, api akan muncul dari wilayah Hadramaut, sebuah daerah di Yaman. Saat itu terjadi, umat Muslim diperintah untuk pergi ke sebuah daerah, sebagaimana yang disebutkan Nabi Muhammad SAW. Apa tempat itu?

BACA JUGA: Inilah 12 Kaum yang Dibinasakan Allah

Baca Juga



Dalam hadits yang diriwayatkan dari Abdullah bin Umar RA, Nabi Muhammad SAW bersabda:

ستَخرُجُ نارٌ من حَضرموتَ أو من نحوِ بحرِ حضرموتَ قبلَ يومِ القيامةِ تَحشُرُ النَّاسَ قالوا : يا رسولَ اللَّهِ ، فما تأمُرُنا ؟ فقالَ : عليكُم بالشَّامِ

"Api akan muncul dari Hadramaut atau dari arah laut Hadramaut sebelum hari kiamat mengumpulkan manusia." Lalu para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, apa yang engkau perintahkan kepada kami?" Lalu Nabi SAW menjawab, "Kalian harus pergi ke Syam." (HR. Tirmidzi)

Hadits itu menunjukkan bahwa Syam dan daerah sekitar Masjid Al Aqsa memiliki keistimewaan yang besar. Sampai-sampai Nabi Muhammad SAW dalam banyak haditsnya menasihati kita untuk pergi ke sana pada saat terjadi kekacauan, sebagaimana hadits tersebut.

Hadits tersebut juga memberitahukan bahwa sebelum hari kiamat, api akan muncul dari Hadramaut yang merupakan nama daerah di Yaman. Peristiwa ini kelak akan mengumpulkan manusia dan menggiring mereka pergi ke suatu tempat. Baca juga: Reaksi Doktor Gaza Lulusan Unbraw di Pengungsian Saat Tahu RI Impor dari Israel

Saat itulah sahabat bertanya tentang apa yang harus dilakukan oleh umat Muslim. Nabi SAW mengatakan bahwa umat Muslim hendaknya pergi ke Syam. Sebab di Syam itulah, api atau perselisihan yang terjadi lebih ringan. Hadits ini sekaligus menunjukkan betapa agungnya negeri Syam. Juga menjadi tanda, bahwa kekacauan sebelum hari kiamat akan sangat bergolak.

Lantas wilayah Syam mencakup apa saja? Penjelasan oleh Jasser Al 'Anani dalam bukunya, 'Fath Sholahuddin Al Ayyubi Li Bayt Al Maqdis bayna Al Siyasah wa Al Harb' dan Abdul Salam Al Jubori dalam 'Al Musyayidat Al Waqfiyyah wa Al Khoiriyyah', bisa menjadi rujukan.

 

Bagian dari Palestina.. 

 

Keduanya menyampaikan negara-negara Syam itu terbentang di sepanjang pantai timur Laut Mediterania, dan berada di tengah-tengah tiga benua yaitu Asia, Afrika, dan Eropa. Perbatasannya diperjelas pada zaman kuno, karena berbatasan dengan Laut Mediterania di barat, serta Mesir dan Lembah Sinai di selatan.

Adapun di sebelah timur berbatasan dengan gurun pasir yang terbentang dari Aila sampai ke sungai Efrat, dan dari sana sampai ke perbatasan Rum, karena Rum terletak di utara Syam. Berdasarkan hal ini, Syam mencakup wilayah Lebanon, Suriah, Palestina, dan Yordania.

Warga Palestina tiba di kota Khan Younis di Gaza Selatan setelah melarikan diri dari serangan darat dan udara Israel di area Rafah, Jumat (28/6/2024). - (AP Photo/Jehad Alshrafi)

Wilayah-wilayah ini memiliki letak geografis yang strategis, yang berperan besar dalam ketidakstabilan kawasan. Kini, wilayah Syam menjadi daerah yang kerap dilanda konflik, khususnya Palestina.

Syam termasuk dalam zona beriklim sedang dalam hal derajat garis lintang. Di samping itu, Syam berkontribusi terhadap kemakmuran perekonomian karena keterhubungannya dengan jalur transportasi dengan berbagai negara tetangga.

 

Hadits kekhalifahan di Palestina.. 

 

Nabi Muhammad SAW telah memberi pesan soal apa yang akan terjadi di Palestina menjelang hari kiamat. Hal itu didasarkan pada hadits yang diriwayatkan dari Abdullah bin Hawalah Al Uzdi RA.

نزلَ عليَّ عبدُ اللَّهِ بنُ حوالةَ الأزديُّ فقالَ لي: بعثَنا رسولُ اللَّهِ صلَّى اللَّهُ علَيهِ وسلَّمَ لنغنمَ على أقدامنا فرجعنا، فلم نغنم شيئًا وعرفَ الجَهْدَ في وجوهنا فقامَ فينا فقالَ: اللَّهمَّ لا تَكِلْهُم إليَّ، فأضعفَ عنهم، ولا تَكِلْهُم إلى أنفسِهِم فيعجزوا عنها، ولا تَكِلْهُم إلى النَّاسِ فيستأثروا عليهم ثمَّ وضعَ يدَهُ على رأسي، أو قالَ: على هامَتي، ثمَّ قالَ: يا ابنَ حوالةَ، إذا رأيتَ الخلافةَ قد نزَلَت أرضَ المقدَّسةِ فقَد دنَتِ الزَّلازِلُ والبَلابلُ والأمُورُ العِظامُ، والسَّاعةُ يومَئذٍ أقرَبُ منَ النَّاسِ من يدي هذِهِ من رأسِكَ

Abdullah bin Hawalah datang lalu berkata, "Rasulullah SAW mengutus kami untuk mendapatkan rampasan perang dengan berjalan kaki. Kemudian kami tidak mendapatkan sesuatu, dan beliau mengetahui kondisi berat pada wajah kami. Kemudian beliau berdiri dan berdoa:

Allaahumma laa takilhum ilayya fa-adh'ufa 'anhum, wa laa takilhum ilaa anfusihim faya'jizuu anhaa, wa laa takilhum ilan naasi fayasta`ruu 'alaihim

Terjemahan: Ya Allah, janganlah engkau serahkan mereka kepadaku sehingga aku lemah (tidak kuat) menanggung mereka, dan janganlah Engkau serahkan diri mereka kepada mereka sehingga mereka tidak mampu menanggung diri mereka. Dan janganlah Engkau serahkan mereka kepada orang-orang sehingga mereka mementingkan diri mereka atas diri mereka.

Kemudian Nabi SAW meletakkan tanganku (tangan Abdullah bin Hawalah) di atas kepalaku. Lalu beliau bersabda, "Wahai putra Hawalah, apabila engkau melihat kekhalifahan telah turun di Tanah yang Suci (Palestina), maka sungguh telah dekat bencana gempa dan berbagai kesedihan serta perkara-perkara besar. Pada saat itu hari kiamat lebih dekat kepada orang-orang daripada tanganku ini ke kepalamu" (HR Abu Daud).

Turunnya kekhalifahan ke Tanah Suci sebagaimana tercantum dalam hadits tersebut yaitu merujuk pada datangnya dan berpindahnya dari Madinah ke Tanah Suci. Tanah Suci dalam hadits ini adalah Syam atau Palestina. Adanya kekhalifahan di Syam ini pernah terjadi di masa Dinasti Bani Umayyah.

Kekhalifahan adalah kepemimpinan untuk masyarakat umum. Kekhalifahan yang dimaksud di sini, di hadits ini, adalah kepemimpinan nubuwat. Saat kekhalifahan ini ada, maka menjadi tanda mendekati datangnya gempa bumi berupa guncangan dan pergerakan bumi.

Adapun kesedihan yang dimaksud ialah kekhawatiran. Sedangkan, perkara besar mengacu pada musibah atau petaka. Situasi ini menunjukkan bahwa hari kiamat sudah sangat dekat, bahkan lebih dekat dari jarak tangan Nabi SAW dengan kepala Abdullah bin Hawalah.

Penderitaan Anak-Anak Palestina - (Republika)

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler