Usai Pakai Baterai Produksi Lokal, TKDN Hyundai Kona Electric Melonjak Dua Kali Lipat
Luhut menyebut TKDN mobil Hyundai Kona Electric kini capai 80 persen
REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan mengatakan peresmian ekosistem baterai dan kendaraan listrik Korea Selatan di Indonesia menandai sebuah tonggak sejarah positif dalam banyak hal. Itu menjadi buah dari inovasi, pengelolaan lingkungan, penciptaan lapangan kerja, serta memacu pertumbuhan ekonomi.
"Pembentukan ekosistem baterai lithium dan industri kendaraan listrik ini tidak hanya menempatkan Indonesia sebagai pemimpin di Kawasan ini, tetapi juga menggarisbawahi dedikasi kita untuk mengurangi emisi karbon, meningkatkan kualitas udara, serta meningkatkan taraf hidup warga negara kita," kata tokoh kelahiran 28 September 1947 ini, di Karawang, Jawa Barat, Rabu (3/7/2024).
Luhut menerangkan Indonesia memiliki target produksi 600 ribu kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV) di tahun 2030. Sehingga produksi mobil Hyundai Kona Electric sekitar 50 ribu unit per tahun membantu mewujudkan target tersebut. Ada penambahan proses produksi secara signifikan.
Selai itu, baterai Kona juga diproduksi dalam negeri. Ia menerangkan keadaan demikian, menaikkan nilai TKDN (tingkat komponen dalam negeri) KBLBB yang awalnya 40 persen menjadi 80 persen. Menurut Menkomarves, ini merupakan langkah awal untuk mendorong nilai tambah industri dalam negeri.
Luhut mengatakan, saat ini permintaan global untuk kendaraan listrik bertumbuh dari pada level yang belum terjadi sebelumnya. Baterai litium inti dari transformasi tersebut. Sesuatu yang harus dimanfaatkan.
"Melalui pemanfaatan sumber daya alam kita, serta berinvestasi dalam teknologi mutakhir, Indonesia siap menjadi pemain kunci dalam rantai pasokan global untuk kendaraan listrik dari hulu sampai hilir," ujar purnawirawan Jenderal TNI Bintang Empat ini.
Executive Chairman Hyundai Motor Group, Euisun Chung menyinggung visi bersama antara Indonesia dan Hyundai untuk masa depan industri otomotif. Ada komitmen dari semua pihak yang terlibat demi mewujudkan visi tersebut.
Penyelesaian pabrik sel baterai di Indonesia, memberikan kebanggaan untuk semua. Menurutnya, itu bukti kemajuan yang dicapai dari kemitraan bersama ini. Ia menegaskan, paling penting, Hyundai Motor Group dan Indonesia membentuk masa depan ekosistem EV bukan hanya di Asia tetapi juga di seluruh dunia.
"International energy agency memperkirakan lebih dari separuh penjualan mobil global akan beralih menjadi mobil listrik pada 2035. Saat ini, Indonesia berada di pusat masa depan tersebut lebih dari sebelumnya. Hyundai meyakinkan aktivasi industry kendaraan listrik di Indonesia akan memberikan peluang ekonomi baru bagi seluruh Asia Tenggara," ujar Chung.