Apa Makna Kabut, Tanda Kiamat Besar?

Ada yang mengaitkan kabut atau ad-dukhan dengan perang nuklir jelang Hari Kiamat.

dok wiki
ILUSTRASI Kabut atau ad-dukhan.
Red: Hasanul Rizqa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu tanda-tanda besar Hari Kiamat adalah munculnya asap (ad-dukhan). Pencantuman ad-Dukhan sebagai nama surah ke-44 dalam Alquran mengindikasikan seriusnya pertanda tersebut. Allah SWT berfirman, artinya, "Maka tunggulah hari ketika langit membawa asap yang nyata, yang meliputi manusia. Inilah azab yang pedih" (QS ad-Dukhan: 10-11).

Baca Juga


Imam Thabrani menyebutkan, peringatan Nabi Muhammad SAW tentang ad-dukhan tersebut bersanding dengan bahaya Dabbah (binatang melata yang keluar dari perut bumi dan memangsa manusia) dan Dajjal. Tanda-tanda ini merupakan tanda besar Hari Kiamat.

Hal ini termaktub dalam sabda Rasulullah SAW, "Sungguh Rabb-mu telah memperingatkanmu akan tiga hal, ad-dukhan (asap) yang akan mengakibatkan orang Mukmin demam dan orang kafir melepuh sehingga keluar asap dari telinganya. Kedua adalah Dabbah, dan ketiga adalah Dajjal" (HR Thabrani).

Penyebutan hadis secara urut ini mengindikasikan tahapan-tahapan dari tiga tanda-tanda kiamat kubra (besar) tersebut. Diawali dengan ad-dukhan, kemudian Dabbah, selanjutnya Dajjal.

Ada beberapa penafsiran ulama tentang makna dari ad-dukhan. Ibnu Mas'ud RA menafsirkan, ad-dukhan bisa dimaknai dengan kesempitan hidup yang melanda kaum Quraisy pada zaman Nabi Muhammad SAW.

Selanjutnya...

 

Saat itu, Rasul SAW mendoakan kaum kafir Quraisy yang menolak dakwah Islam agar mendapat kesempitan hidup. Semenjak itu, sengsaralah kehidupan orang-orang musyrikin itu. Banyak di antara mereka yang sampai memakan bangkai dan tulang-belulang.

Ibnu Jarir ath-Thabari yang juga sepaham dengan pendapat Ibnu Mas'ud mengatakan, kesengsaraan yang dialami kafir Quraisy tersebut diibaratkan seperti asap yang menyelimuti bumi. Firman Allah SWT, artinya, "Tetapi, mereka bermain-main dalam keragu-raguan. Maka, tunggulah hari ketika langit membawa asap yang nyata" (QS ad-Dukhan: 9-10). Menurut Ibnu Jarir, ayat ini tertuju kepada kaum kafir Quraisy pada zaman Rasulullah SAW.

Pendapat lainnya mengatakan, ad-dukhan adalah tanda besar Kiamat yang akan datang pada akhir zaman nanti. Ibnu Abbas yang meyakini pendapat ini menyebutkan, ad-dukhan berasal dari sebuah meteor dari bintang "Dzu Dzanbin" yang jatuh ke bumi. Akibat dari meteor ini menimbulkan asap yang menyebabkan demam bagi orang beriman dan melepuhkan kulit orang-orang kafir.

Melihat kepada lafaz ayat, fartaqib (maka tunggulah) menunjukkan sesuatu yang belum terjadi, tapi mengindikasikan sangat dekat kedatangannya karena ada kata perintah untuk menunggu. Pendapat ini banyak dipakai sejarawan Islam yang meneliti tanda-tanda Hari Kiamat.

Ada pula yang mengaitkan ad-dukhan dengan perang nuklir yang meracuni udara dengan gas kimia berbahaya. Hal ini diprediksikan bisa terjadi dalam Perang Armagedon (perang besar di akhir zaman) dan menjadi tanda besar Hari Kiamat.

Al-Qurthubi dalam tafsirnya (16/130) menggabungkan dua pendapat Ibnu Mas'ud dan Ibnu Abbas ini. Menurut al-Qurtubi, bisa jadi asap yang dimaksudkan ada dua sesi. Sesi pertama telah turun pada zaman Nabi SAW untuk mengazab orang kafir Quraisy. Sedangkan, sesi kedua menjadi tanda besar akan datangnya Hari Kiamat, yakni hantaman meteor ke muka bumi yang menyebabkan asap. Demikian seperti dipaparkan dalam 'Asyarathus Saa'ah (10 tanda besar Hari Kiamat, hal 383-388).

Selanjutnya...

Ibnu Katsir ketika menafsirkan surah ad-Dukhan mengutip perkataan Ibnu Abi Hatim yang ia terima dari Ali bin Abu Thalib. Menurutnya, hantaman meteor mengakibatkan kabut asap dan peningkatan suhu bumi. Orang beriman dilindungi dari mara bahaya tersebut. Kalaupun mereka terkena dampaknya, hanya berupa flu dan demam saja. Adapun dampak bagi orang kafir akan melepuhkan kulitnya sehingga dari telinganya pun mengeluarkan asap.

Beberapa kalangan mendeskripsikan ad-dukhan menyelimuti bumi selama 40 hari. Manusia yang merasakan ad-dukhan tersebut seperti digambarkan dalam istilah nuclear winter. Makhluk hidup, tidak hanya manusia, akan merasakan kesengsaraan. Tak terkecuali orang beriman pun akan merasakan dampaknya walau hanya sebatas demam dan flu biasa.

Segala musibah yang diturunkan Allah kepada manusia ditujukan sebagai peringatan agar mereka kembali kepada Allah. Sabda Nabi SAW, "Jika timbul maksiat pada umatku maka Allah SWT akan menyebarkan azab dan siksa kepada mereka."

Ummu Salamah RA (istri Nabi SAW) bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah waktu itu tidak ada orang saleh?"

Beliau menjawab, "Ada."

Ummu Salamah bertanya, "Apakah yang akan Allah perbuat kepada mereka?"

Rasulullah SAW bersabda, "Allah akan menimpakan kepada mereka azab sebagaimana ditimpakan kepada orang-orang yang berbuat maksiat. Kemudian mereka akan mendapatkan keampunan dan keridhaan dari Rabbnya" (HR Ahmad).  

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler