Populasi Harimau Sumatera Diperkirakan Lebih Dari 150 Ekor.

Jumlah populasi Harimau Sumatera diketahui dari penghitungan kamera jebak.

ANTARA/Syifa Yulinnas
Harimau Sumatera liar berada di dalam kandang jebak (Box Trap) di kawasan Desa Lhok Bengkuang, Aceh Selatan, Aceh, Senin (25/7/2022). Satu individu Harimau sumatera liar berjenis kelamin jantan yang masuk kedalam kandang jebak tersebut selanjutnya dievekuasi ke kantor Bidang Taman Nasional Gunung Leuser untuk observasi lebih lanjut.
Red: Lida Puspaningtyas

REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Populasi harimau sumatera di dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) tersebar dalam empat provinsi yakni Bengkulu, Sumatera Selatan, Jambi dan Sumatera Barat diperkirakan lebih dari 150 ekor.

Baca Juga


Kepala Bidang Pengelolaan TNKS Wilayah III Bengkulu-Sumatera Selatan M Mahfud saat dihubungi di Rejang Lebong, Ahad (7/7/2024), mengatakan kawasan TNKS memiliki luas 1.389.509,87 juta hektare, di mana dari total luas itu seluas 591.188 hektare masuk dalam wilayah Provinsi Bengkulu dan Sumatera Selatan.

"Populasi Harimau Sumatera secara keseluruhan dalam wilayah TNKS masih lumayan bagus, sebarannya di Jambi, Sumsel, Bengkulu dan Sumbar, kalau perkirakan antara 150 hingga 180 ekor," kata dia.

Dia menjelaskan, jumlah populasi Harimau Sumatera tersebut diketahui dari penghitungan menggunakan metode kamera jebak, kemudian juga melalui identifikasi jejak, kotoran dan cakaran.

"Sejauh ini yang paling akurat berasal dari kamera jebak. Dengan kamera jebak kita bisa mengidentifikasi jenis kelamin nya dan langsung dikasih nama," ucapnya.

Sementara itu untuk jumlah Harimau Sumatera yang ada di wilayah Provinsi Bengkulu, kata dia, saat ini masih sering dijumpai, namun secara detil tidak bisa disampaikan secara spesifik guna melindunginya dari aksi perburuan.

Di Provinsi Bengkulu, harimau sumatera masih sering terlihat di wilayah Kabupaten Lebong seperti di Rimbo Pengadang, Ladang Palembang, Ketenong, Bukit Resam. Sedangkan daerah lainnya di wilayah Kabupaten Mukomuko.

Sedangkan untuk wilayah Kabupaten Rejang Lebong menurut dia, masih ada namun mereka tidak pernah turun dan hanya terlihat saat melakukan perlintasan ke arah Kabupaten Lebong.

"Mereka jarang sekali masuk ke kampung, berarti satwa mangsanya itu masih cukup. Itulah mengapa kita ada program pemulihan ekosistem, supaya ekosistem dalam kawasan TNKS itu terus berjalan. Paling tidak satwa burung, dan nantinya akan muncul satwa lain seperti babi, rusa dan akan muncul predator," kata dia.

Untuk menjaga populasi harimau sumatera dalam kawasan TNKS, pihaknya telah memiliki tim penyelamatan harimau sumatera yang setiap bulan melakukan patroli guna membersihkan jerat harimau yang masih sering ditemukan di Kabupaten Mukomuko, dan wilayah Painan, Sumatera Barat.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler