Abu Ubaidah: Ribuan Siap Gantikan Pejuang Palestina yang Syahid

Juru bicara al-Qassam menyatakan 24 batalyon pejuang hadapi penjajah di Gaza.

Dok Hamas
Juru Bicara Brigade al-Qassam Abu Ubaida.
Red: Fitriyan Zamzami

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Menandai masuknya bulan ke-10 serangan Israel ke Jalur Gaza, Abu Ubaidah,  juru bicara Brigade al-Qassam kembali muncul. Dalam siaran terbarunya, ia menegaskan bahwa perlawanan Palestina di Gaza berhasil merekrut ribuan pejuang baru untuk melawan pasukan penjajah Israel (IDF).

Abu Ubaidah menyatakan musuh Israel telah dan terus menerima pukulan menyakitkan dimanapun mereka menembus Jalur Gaza. Dia menambahkan bahwa Brigade Al-Qassam, sayap militer gerakan Palestina Hamas, berkomitmen untuk mengakhiri agresi dan akan menerima usulan apa pun selain ketidakadilan yang menimpa rakyat Palestina. 

Merujuk Palestine Chronicle, Abu Ubaidah mengatakan para pejuang telah mencapai persatuan yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan menyatukan beberapa front melawan pendudukan Israel. Kemampuan pertahanan telah diperkuat untuk menghadapi pendudukan di seluruh wilayah mereka. 

“Brigade Qassam memiliki sumber daya manusia yang kuat, setelah merekrut ribuan pejuang baru selama perang. Ribuan pejuang siap menghadapi musuh kapanpun diperlukan,” ujarnya dalam pernyataan yang disiarkan Aljazirah Arabia semalam.

Abu Ubaidah menegaskan bahwa hasil yang tak terelakkan dari perlawanan mereka adalah kemenangan dan kekalahan musuh dan pendudukan. 

Dia mengutip pertempuran yang sedang berlangsung antara perlawanan Palestina dan pasukan Israel yang menyerang di Rafah dan Shujaiya, serta wilayah lainnya, sebagai bukti kuatnya perlawanan mereka dan kegagalan musuh. Abu Ubaidah memperingatkan bahwa sektor tengah Netzarim akan menjadi zona teror bagi Israel, yang akan dikalahkan. 

Dia menggambarkan Topan Al-Aqsa yang mana pejuang Palestina menyerang Israel pada 7 Oktober lalu bukan awal perlawanan Palestina namun ledakan respons terhadap kejahatan musuh, yang mencapai puncaknya dengan pembersihan sistematis dan genosida di Tepi Barat, Yerusalem, dan Jalur Gaza.

Abu Ubaidah menegaskan kembali bahwa, meskipun kekurangan dukungan eksternal dan pasokan penting, Perlawanan akan terus berjuang, dan rakyat Palestina akan tetap teguh.

Juru bicara Al-Qassam menuduh tentara Israel menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia dan menargetkan rumah, rumah sakit, sekolah, masjid, dan gereja. Ia memuji Perlawanan karena telah berjuang selama sembilan bulan melawan musuh yang didukung oleh Amerika Serikat dan sekutu Baratnya.

“Ke-24 batalion dan faksi perlawanan telah berperang dan mengalahkan musuh di berbagai wilayah di Jalur Gaza,” kata Abu Obeida, seraya menambahkan bahwa dunia telah melihat kejahatan pendudukan di Gaza, yang mengungkap impotensi hukum kemanusiaan internasional dan organisasi internasional.

 

Abu Obeida menyoroti kesatuan front perlawanan di Lebanon, Irak, dan Yaman dalam mendukung Palestina, dengan menyatakan bahwa hati nurani kolektif bangsa mereka berpihak pada perlawanan ini.

Dia menambahkan bahwa tanggapan dari rakyat Palestina di wilayah bersejarah Palestina, Tepi Barat dan Yerusalem tidak bisa dihindari. Menurut Abu Obeida, perlawanan yang sedang berlangsung di Tepi Barat adalah respons alami Palestina terhadap genosida sistematis yang dilakukan Israel.

Abu Obeida juga mengungkapkan, dokumen intelijen yang menunjukkan kegagalan Israel pada 7 Oktober hanyalah sebagian kecil dari apa yang akan diungkap nanti. 

Dia berbicara kepada keluarga tawanan Israel yang saat ini ditahan di Gaza, dengan menyatakan bahwa nasib anak-anak mereka dimanipulasi oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk keuntungan pribadinya. 

Abu Obeida menyimpulkan dengan mengatakan bahwa klaim kemenangan mutlak Netanyahu adalah tentang kemenangan pribadinya dan kepuasan para ekstremis di peerintahannya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler