Tiga Tank Merkava Kembali Jadi Bulan-bulanan Pejuang Palestina

Brigade al-Qassam menyerang tank Merkava di Tel al-Sultan, Rafah.

EPA-EFE/AYAL MARGOLIN
Tank Merkava Israel
Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA — Setelah sembilan bulan sejak meletusnya Operasi Banjir al-Aqsa, kelompok perlawanan Palestina terus menangkis pasukan pendudukan Israel yang bercokol di berbagai wilayah di Jalur Gaza. Adanya perubahan strategi pejuang dengan melakukan operasi serangan dadakan juga menimbulkan kerugian tambahan. 

Baca Juga


Padahal, pasukan Israel juga dilaporkan semakin kelelahan akibat pertempuran yang berkepanjangan. Pimpinan oposisi Israel Yair Lapid bahkan mengungkap jika pasukan mereka selalu menentang perang jangka panjang mengingat tentara akan bergantung pada pasukan cadangan yang tidak memenuhi syarat untuk perang, mengacu pada serangan gencar Israel selama sembilan bulan di Gaza. 

Brigade al-Qassam, sayap militer Hamas, mengumumkan bahwa mereka menargetkan sebuah tank Merkava 4 Israel dengan rudal al-Yassin 105 di Jalan Baghdad di lingkungan al-Shujaiya, sebelah timur Kota Gaza, lapor Al-Mayadeen.


Selain itu, Brigade al-Qassam juga menyerang tank Merkava lainnya dan sebuah pengangkut personel lapis baja Israel dengan al-Yassin-105 di lingkungan Tel al-Sultan, Rafah, Jalur Gaza selatan. Tank Merkava 4 ketiga ditargetkan dengan alat peledak Shawaz di dekat Masjid Abdullah bin Omar di daerah yang sama.

Pada saat yang sama, sayap militer Jihad Islam Palestina (PIJ), Brigade al-Quds, menembaki tentara Israel dan peralatan mereka di al-Shujaiya dengan menggunakan mortir.

Di Rafah barat, Brigade al-Quds terlibat dalam konfrontasi sengit dengan pasukan Israel. Para pejuang menggunakan senjata anti-peluru dan persenjataan yang sesuai. Mereka menargetkan tentara Israel yang ditempatkan di dan di sekitar Penyeberangan Rafah dengan mortir.

Dalam insiden lain, Brigade Syuhada al-Aqsa membombardir konsentrasi kendaraan lapis baja Israel dengan mortir di al-Shujaiya. Di Netzarim, barat daya Kota Gaza, mereka menargetkan posisi militer Israel dengan rentetan roket 107mm dan mortir berat serta terlibat dalam pertempuran sengit dengan pasukan Israel yang menggunakan senjata yang sesuai di Rafah barat.

Lebih jauh lagi, Brigade Abu Ali Mustafa, sayap militer Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP), membombardir pasukan Israel yang bercokol di al-Shujaiya dengan mortir 60 mm.

Selanjutnya...

Hancurnya Merkava dan Nemmera ikut menambah deretan kendaraan lapis baja yang rusak dan hancur selama Israel melancarkan kampanye genosida di jalur Gaza. Surat Kabar Israel Maariv sebelumnya merilis lebih dari lima ratus kendaraan lapis baja Israel dari berbagai jenis telah rusak sejak perang Gaza.

Tank menjadi jenis yang kendaraan lapis baja yang paling disorot mengingat kendaraan ini disebut masih menjadi tulang punggung bagi banyak tentara. Hancurnya tank-tank Israel yang jumlah spesifiknya belum dirilis secara resmi saat perang sudan memasuki  sembilan bulan perang, menjadi pertanyaan banyak pihak. Terlebih, banyak diantaranya dihancurkan oleh Brigade Al-Qassam, sayap bersenjata Hamas, yang merupakan milisi tanpa persenjataan canggih.

Penulis isu pertahanan, Michael Peck, lewat sebuah artikelnya di Bussiness Insider mengungkapkan, tank Merkava yang kerap menjadi sasaran empuk sekali lagi menimbulkan pertanyaan tentang keefektifan tank-tank tempur utama, seperti halnya foto-foto dari padang pasir Sinai, atau foto-foto tank-tank yang hancur dalam peperangan yang baru saja terjadi, yang memicu perdebatan baru tentang peran tank dalam medan tempur modern.

Peck mempertanyakan, apakah tank sama rentannya dengan 50 tahun yang lalu? Atau apakah lapis baja Israel menderita karena kesalahan taktis dan bukan kesalahan teknis?"Beberapa tank tidak siap tempur karena para kru sedang berlibur," kata sejarawan dan blogger militer Israel, Oleg Granovsky, kepada Business Insider. "Pada beberapa tank, senapan mesin dilepas dari atap turret untuk mencegahnya dicuri."

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler