Ratusan Korban Longsor di Tambang Rakyat Gorontalo Tersebar di Empat Titik

Saat ini, tim SAR gabungan mengandalkan satu helikopter bantuan dari Polri.

ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin
Petugas membawa penambang yang menjadi korban selamat dari longsor menuju mobil ambulans di Desa Tulabolo, Suwawa Timur, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, Senin (8/7/2024). Tim gabungan terus melakukan pencarian korban yang diduga masih berada di lokasi longsor pada kawasan tambang rakyat Desa Tulabolo Timur.
Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas) mengungkapkan ratusan korban longsor di areal tambang emas rakyat di Suwawa Timur, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo tersebar di empat titik yang berbeda.

"Total tercatat ada 131 orang korban atas peristiwa ini," kata Direktur Operasi Basarnas Edy Prakoso dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa (9/7/2024) malam.

Sejak hari pertama Ahad (7/7/2024) hingga hari ketiga, operasi SAR ini bergulir. Dari jumlah total tersebut ada sebanyak 58 orang korban yang berhasil dievakuasi oleh tim petugas SAR gabungan.

Posko utama operasi SAR di Desa Tulabolo Timur mencatat 23 orang dievakuasi dalam keadaan meninggal dunia dan 73 orang selamat dengan luka ringan dan berat.

"Masih ada 35 orang yang hilang dan dalam pencarian. Jumlah korban bersifat sementara dan dapat berubah jika ada laporan kembali dari warga," kata dia yang saat ini berada di lokasi bencana.

Sebelumnya, Kepala Basarnas Kusrowo mengungkapkan sedang berupaya mengerahkan alat berat guna memaksimalkan pencarian dan evakuasi korban. Di samping itu, dikerahkan juga helikopter tambahan. Saat ini, tim SAR gabungan mengandalkan satu helikopter bantuan dari Polri.

Berdasarkan hasil pantauannya pada Selasa petang, akses dari posko menuju ke lokasi bencana berjarak puluhan kilometer di dalam hutan perbukitan atau setidaknya butuh waktu 4 jam sampai dengan 5 jam secara infanteri.

Menurut dia, waktu tempuh 1.009 personel SAR gabungan bisa lebih lama lagi bila hujan terus mengguyur, kondisi tanah yang labil, dan di beberapa titik harus melintasi jembatan sehingga membutuhkan helikopter untuk mengatasi kesulitan itu.

Baca Juga


sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler