Kemunafikan Zionis, Bombardir Gaza Saat Perundingan Gencatan Senjata
Israel kembali bombardir sekolah penuh pengungsi di Gaza.
REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Ribuan warga Palestina mengungsi ke segala arah untuk menghindari perluasan serangan darat Israel di Kota Gaza yang dilanda perang, dan tidak tahu di mana tempat yang aman dari serangan Israel, kata PBB. Meningkatnya pemboman Israel belajanga terjadi saat perundingan gencatan senjata dengan Hamas.
"Banyak yang mengungsi akibat tembakan dan pemboman, dan sangat sedikit yang bisa mengamankan harta benda mereka,” kata juru bicara PBB Stephane Dujarric pada Selasa, menurut kantor berita The Associated Press.
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan menggambarkan pengungsian massal terbaru akibat perintah evakuasi militer Israel sebagai “kekacauan yang berbahaya”. Mereka yang melarikan diri harus melakukan perjalanan melalui daerah di mana pertempuran sedang terjadi – atau ke daerah di mana perintah evakuasi Israel telah dikeluarkan, kata Dujarric.
Ia menambahkan bahwa warga sipil harus dilindungi. “Mereka yang berangkat harus mempunyai waktu yang cukup untuk melakukannya, serta jalur yang aman dan tempat yang aman untuk pergi,” ujarnya.
Para pejabat Israel yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan bahwa masih terlalu dini untuk mengatakan dimana perundingan ini akan berlangsung, namun telah ada kesepakatan mengenai agenda-agenda yang lebih kecil dalam perundingan gencatan senjata tersebut.
Mereka mengatakan bahwa mereka bersedia melakukan upaya besar untuk mencapai kesepakatan karena ada peluang nyata untuk mencapai terobosan, meskipun hal itu memerlukan waktu. Masih ada permasalahan yang sulit di kedua belah pihak – dan perlu diingat bahwa pada hari Ahad lalu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu merilis daftar beberapa hal yang tidak dapat dinegosiasikan dalam pembicaraan ini.
Yang paling atas dalam daftar tersebut adalah Netanyahu yang mengatakan bahwa sampai semua tujuan perang tercapai – sampai ada kemenangan mutlak atas Hamas – perang harus terus berlanjut, bahkan jika ada jeda dalam pertempuran yang bisa dipastikan sebagai hasilnya. dari pembicaraan ini.
Padai Senin, Hamas merilis beberapa pernyataan – di antaranya mengatakan bahwa aksi militer dan agresi yang berkelanjutan di Jalur Gaza akan menggagalkan perundingan ini dan bahwa para perunding harus melakukan intervensi.
Delegasi Israel dijadwalkan tiba di ibu kota Qatar, Doha, pada hari Rabu, kemudian mereka akan kembali ke ibu kota Mesir, Kairo, pada hari Kamis untuk melanjutkan perundingan, sementara masih ada permasalahan yang sulit antara kedua belah pihak.
Dalam serangan Israel terkini, puluhan warga Palestina syahid dalam serangan Israel yang menghantam sebuah sekolah yang menampung keluarga-keluarga di kota Khan Younis, Gaza selatan pada Selasa malam. Ini adalah kali keempat pasukan penjajahan Israel (IDF) mengebom sekolah yang dijadikan tempat mengungsi warga Gaza.
Aljazirah mengutip sumber medis lokal mengatakan jet tempur Israel menargetkan pintu masuk sekolah al-Awda di kota Abasan al-Kabira, sebelah timur Khan Younis. Beberapa orang lainnya juga terluka.
Kantor Media Pemerintah Gaza mengatakan setidaknya 29 warga Palestina syahid dalam serangan itu, sebagian besar perempuan dan anak-anak. “Pembantaian terbaru terjadi setelah tentara pendudukan menyerang enam kamp pengungsian lainnya di wilayah tengah Gaza, sehingga menambah total korban jiawa menjadi setidaknya 60 orang dalam beberapa jam terakhir,” kata kantor media dalam sebuah pernyataan. Serangan itu juga terjadi ketika sektor layanan kesehatan di Gaza terus runtuh karena pasukan Israel memaksa beberapa rumah sakit untuk menghentikan layanannya, tambahnya.
Pasukan Israel mengusir orang-orang di Rafah ketika invasi darat dimulai di sana, mereka meminta mereka pindah ke Khan Younis. Dan sebagian besar dari orang-orang ini dievakuasi ke tempat penampungan, seperti tempat penampungan PBB dan sekolah.
Jadi terutama menjelang malam hari, orang-orang Palestina yang berada di tempat penampungan, di sekolah-sekolah PBB mulai bergerak, membereskan semua barang-barang mereka di siang hari karena mereka tidak bergerak pada malam hari. Sangat jelas bahwa jumlah korban akan meningkat karena ini adalah pintu masuk – dimana semua orang bergerak, anak-anak bermain-main.
Ini serangan keempat Israel dalam empat hari belakangan yang menargetkan sekolah yang dijadikan pengungsian. Pada Sabtu, serangan Israel menghantam sekolah al-Jawni yang dikelola PBB di Nuseirat, Gaza tengah, menewaskan 16 orang, menurut kementerian kesehatan wilayah tersebut. Badan PBB untuk Pengungsi Palestina, UNRWA, mengatakan ada 2.000 orang yang berlindung di sana saat itu.
Keesokan harinya, serangan terhadap sekolah Keluarga Kudus yang dikelola gereja di Kota Gaza menewaskan empat orang, menurut badan pertahanan sipil. Patriarkat Latin, pemilik sekolah tersebut, mengatakan ratusan orang memadati halaman tersebut.
Sekolah lain yang dikelola UNRWA di Nuseirat juga diserang pada Senin, dan rumah sakit setempat mengatakan beberapa orang telah dibawa untuk mendapatkan perawatan. Menurut UNRWA, lebih dari 500 orang telah syahid di sekolah-sekolah dan tempat penampungan lain yang dikelolanya di Gaza sejak perang dimulai pada 7 Oktober.