BYD Dilaporkan akan Bangun Pabrik EV di Turki, Nilainya Tembus Rp 16,2 Triliun

Pabrik baru di Turki memberikan BYD akses yang lebih mudah ke Uni Eropa

Republika/Firkah Fansuri
Pejabat Turki menyebut Pemerintah akan segera mengumumkan perjanjian dengan pembuat mobil listrik asal Tiongkok, BYD, untuk pembangunan pabrik senilai 1 miliar dolar AS (Rp 16,24 triliun).
Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pejabat Turki menyebut Pemerintah akan segera mengumumkan perjanjian dengan pembuat mobil listrik asal Tiongkok, BYD, untuk pembangunan pabrik senilai 1 miliar dolar AS (Rp 16,24 triliun) di bagian barat negara itu. Informasi ini disampaikan oleh para pejabat Turki yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena mereka tidak berwenang untuk berbicara secara terbuka.


Dikutip dari, autonews.com, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, diperkirakan akan mengumumkan kesepakatan tersebut dalam sebuah upacara di provinsi Manisa, tempat pabrik tersebut akan dibangun. Baik BYD maupun kepresidenan Turki menolak memberikan komentar lebih lanjut mengenai hal ini.

Bloomberg melaporkan Pabrik baru ini memberikan BYD akses yang lebih mudah ke Uni Eropa, di mana Turki memiliki perjanjian pabean. Uni Eropa telah menaikkan tarif impor kendaraan listrik dari Tiongkok, yang membuat BYD dikenai tarif tambahan sebesar 17,4 persen di atas tarif 10 persen yang berlaku saat ini.

Selain pasar Eropa, BYD juga menargetkan pasar domestik Turki, di mana kendaraan listrik menyumbang 7,5 persen dari penjualan mobil tahun lalu di negara dengan populasi hampir 90 juta jiwa ini.

Pada tanggal 5 Juli, Turki mengumumkan pembatalan rencana untuk mengenakan tarif tambahan sebesar 40 persen pada semua kendaraan dari Tiongkok. Keputusan ini datang setelah pembicaraan antara Erdogan dan Presiden Tiongkok, Xi Jinping, pada pertemuan Organisasi Kerjasama Shanghai di Astana, Kazakhstan.

BYD, yang berbasis di Shenzhen, telah mengalami kemajuan pesat dalam beberapa tahun terakhir dan menjadi merek mobil terlaris di Tiongkok. Perusahaan ini juga berencana untuk membawa kendaraan listrik dengan harga lebih rendah ke Eropa dalam beberapa tahun mendatang, termasuk hatchback Seagull yang diperkirakan akan dijual dengan harga kurang dari €20.000 ($21.700).

BYD sedang membangun pabrik mobil penumpang pertamanya di Eropa yang berlokasi di Hongaria, yang dijadwalkan akan dibuka sebelum tahun 2026. Produsen mobil tersebut juga baru saja membuka pabrik kendaraan listrik pertamanya di Asia Tenggara pada tanggal 4 Juli di Thailand dan telah mengakuisisi bekas pabrik Ford Motor di Brazil, serta sedang mencari lokasi pabrik di Meksiko.

Penjualan BYD melonjak ke rekor 982.747 kendaraan pada kuartal kedua tahun ini, naik lebih dari 40 persen dibandingkan tahun lalu. Meskipun penjualan BYD di Eropa masih relatif rendah, perusahaan tersebut mengalami peningkatan yang cepat dan telah melakukan dorongan pemasaran besar-besaran di wilayah tersebut, termasuk menggantikan Volkswagen sebagai sponsor utama turnamen sepak bola Kejuaraan Eropa.

BYD menjual 12.944 mobil di pasar Uni Eropa, EFTA, dan Inggris dalam lima bulan pertama tahun ini, naik dari 2.120 pada periode yang sama tahun 2023, menurut peneliti pasar Dataforce.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler