MRT Fokus Bangun Infrastruktur Jakarta
MRT akan menjadi pilihan transportasi massal yang menembus kemacetan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT MRT Jakarta (Perseroda) fokus untuk membangun infrastruktur di DKI Jakarta karena merupakan tugas utama.
"Kalau untuk ke arah Tangsel (Tangerang Selatan), Banten, Cikarang itu adalah interkoneksi yang harus dilakukan," kata Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) Tuhiyat di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, perusahaan daerah milik Pemprov DKI Jakarta itu masih fokus membangun infrastruktur transportasi publik tersebut di Ibu Kota Jakarta karena memang menjadi tugas utama.
"Fokus kami memang untuk membangun infrastruktur di Ibu Kota Jakarta," katanya.
Ia menjelaskan bahwa koneksi antar daerah penyangga Jakarta, merupakan kebutuhan yang mendasar, akan tetapi untuk keputusan apakah MRT akan bisa menyambung ke daerah lain menunggu keputusan bersama.
Tuhiyat mengatakan, perusahaan tersebut kapa pun siap melaksanakan tugas dari pemerintah dalam mengoperasikan moda transportasi publik tersebut.
"Ini sangat tergantung pada Pemerintah Provinsi atau Pemerintah Kota yang bersangkutan dan juga dukungan dari pusat dalam hal ini Kementerian Perhubungan," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa dahulu memang sempat ada pembicaraan terkait perpanjangan MRT hingga ke Tangerang Selatan, akan tetapi masih dalam sebatas pembicaraan saja.
Karena kata Tuhiyat, pembangunan infrastruktur transportasi publik tersebut sangat tergantung pada kondisi keuangan masing-masing daerah atau provinsi.
"Dahulu sempat ada (pembicaraan menyambungkan MRT dari Lebak Bulus ke Tangsel) pada saat dengan Wali Kota. Tapi karena permasalahan keuangan juga, semua ini intinya ada di keuangan," katanya.
Saat ini, perusahaan daerah itu sedang menggarap proyek pembangunan MRT Fase 2A Bundaran Hotel Indonesia (HI) ke Kota dengan panjang 5,6 kilometer yang telah mencapai 37,55 persen, dengan paket pengerjaan tertinggi pada paket kontrak (contract package) CP 201 di angka 78,5 persen.
Pada pembangunan MRT Fase 2A terdapat tiga tiga CP yaitu CP 201, 202, dan 203, dari ketiga CP tersebut pembangunan yang tertinggi telah mencapai 78,5 persen yaitu pada CP 201 antara Bundaran HI ke Monas.
Paket CP 202 dari Harmoni ke Mangga Besar di angka 32,2 persen, dan pada CP 203 sudah berada di angka 57,89 persen. Pada Fase 2A total anggaran yang dikeluarkan kurang lebih Rp22,5 triliun melalui dana pinjaman kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Jepang.