Keluarga Sandera Bersama Ribuan Warga Israel akan Gerebek Kantor Netanyahu di Yerussalem
Mereka memprotes rencana Netanyahu untuk menggagalkan kesepakatan gencatan senjata.
REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Keluarga sandera Israel yang ditahan di jalur Gaza, berbaris menuju Yerusalem bersama ribuan orang lainnya, demikian lapor surat kabar Haaretz Israel pada Sabtu (13/7/2024).
Keluarga sandera dan ribuan warga lainnya itu akan memprotes dugaan rencana Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk menggagalkan kemungkinan kesepakatan gencatan senjata dan pengembalian sandera.
Pawai yang dimulai di Tel Aviv ini sudah memasuki hari keempat. Para pengunjuk rasa berencana mencapai Yerusalem pada malam hari dan mengadakan aksi di depan kantor Netanyahu, lapor surat kabar tersebut.
Salah seorang pengunjuk rasa, ibu dari sandera Matan Zangauker, mengklaim bahwa Netanyahu menghalangi kesepakatan dengan mengajukan tuntutan dan amandemen baru, seperti yang dikutip dalam laporan tersebut.
Einav Zangauker mengatakan para pengunjuk rasa menuntut agar semua pertimbangan pribadi dan politik disisihkan dan para sandera dipulangkan. Mereka menyerukan kepada semua warga Israel untuk bergabung dalam pawai tersebut.
Pada 7 Oktober 2023, kelompok Hamas melancarkan serangan roket besar-besaran terhadap Israel dan melanggar perbatasan, menyerang baik lingkungan sipil maupun pangkalan militer. Hampir 1.200 orang di Israel tewas dan sekitar 240 lainnya diculik selama serangan tersebut.
Israel melancarkan serangan balasan, memerintahkan blokade total Gaza, dan memulai serangan darat ke wilayah Palestina untuk menghilangkan pejuang Hamas dan menyelamatkan para sandera. Diperkirakan sebanyak 120 sandera masih ditahan oleh Hamas di Gaza dan 43 sandera lainnya meninggal dalam penawanan.
Lebih dari 38.100 orang telah tewas dan lebih dari 87.900 lainnya terluka di Jalur Gaza akibat operasi militer Israel, kata pihak berwenang Gaza.