Bitcoin Sentuh Lebih dari 60 Ribu Dolar AS, Akibat Penembakan Trump

Bitcoin naik sebanyak 2,7 persen menjadi 60.160,71 dolar AS.

AP Photo/Evan Vucci
Kandidat presiden dari Partai Republik yang juga mantan Presiden Donald Trump dibantu turun panggung oleh agen Dinas Rahasia AS usai ditembak saat kamapnye di Butler, Pennsylvania, AS, Sabtu (13/7/2024). Kandidat Presiden dari Partai Republik Donald Trump terluka usai suara tembakan terdengar di tengah kampanye di Pennsylvania. Meskipun terluka, Trump dipastikan dalam kondisi baik.
Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Bitcoin naik di atas 60 ribu dolar setelah insiden upaya penembakan Donald Trump. Hal ini juga memicu spekulasi meningkatnya peluang Trump, untuk memenangkan kembali pemilihan presiden.

Baca Juga


Mantan presiden, yang memposisikan dirinya sebagai pro-kripto, mengatakan dia ditembak di telinga kanan saat ia berbicara dalam kampanye di Pennsylvania pada Sabtu (13/7/2024). Tim kampanyenya mengatakan dia “baik-baik saja” setelah kejadian itu dan berharap untuk menghadiri Konvensi Nasional Partai Republik, yang dimulai pada Senin (15/7/2024), di Milwaukee.

Dilansir laman The Business Times, peluang Trump untuk kembali menjadi presiden meningkat setelah penembakan tersebuti, menurut data PredictIt. Gambar-gambar Trump yang menantang, dengan kepalan tangan terangkat ke atas kepala dan telinga kanannya berdarah, serta bendera Amerika berkibar di latar belakang, tersebar luas di media sosial dan televisi setelah serangan.

Presiden Joe Biden mengatakan dia senang Trump selamat dan mengutuk kekerasan tersebut.

Pasar cenderung merespons dengan volatilitas yang lebih tinggi, dan dapat mengulangi perdagangan yang dilakukan ketika debat bulan lalu, menguntungkan Trump. Dalam hal ini, dolar AS menguat dan imbal hasil Treasury naik.

Bitcoin naik sebanyak 2,7 persen menjadi 60.160,71 dolar AS pada pukul 01.05 waktu New York. Token kripto yang paling banyak diperdagangkan telah stabil dalam beberapa hari terakhir.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler