Ustadz Yazid Jawas Pernah Ungkap Kesesatan Ponpes Al Zaytun Pimpinan Panji Gumilang

Kesesatan Al Zaytun diungkap Ustadz Yazid di buku Mulia dengan Manhaj Salaf.

Tangkapan layar
Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas pernah mengungkapkan kesesatan Pesantren Al Zaytun pimpinan Panji Gumilang.
Red: Karta Raharja Ucu

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Setelah menjalani hukuman penjara selama satu tahun dengan remisi 15 hari, Pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun, Panji Gumilang dinyatakan bebas murni, Rabu (17/7/2024). Panji Gumilang divonis dalam kasus penodaan agama Islam. Almarhum Ustadz Yazid bin Abdul Qodis Jawas dalam bukunya Mulia dengan Manhaj Salaf pernah menulis kesesatan di ponpes yang terletak di Indramayu, Jawwa Barat tersebut.

Kesesatan Al Zaytun dibahas Ustadz Yazid Jawas pada Bab 13 Sub Judul Firqah-Firqah Sesat dan Menyesatkan, pendukung sub judul nomor 20 N.I.I (Negara Islam Indonesia) halaman 549. Ustadz Yazid Jawas dalam buku tersebut menyebutkan NII adalah ahlul bid'ah yang sesat dan menyesatkan.

"Mereka telah pecah menjadi berfirqah-firqah salah satunya adalah Pesantren Al Zaytun yang terletak di Indramayu di bawah pimpinan Abu Toto," tulis Ustadz Yazid Jawas yang meninggal dunia pada Kamis, 11 Juli 2024 tersebut.

Ustadz Yazid Jawas menjelaskan bid'ah yang dilakukan Ponpes Al Zaytun adalah aqidah mereka sangat rusak dan tidak punya pedoman yang jalas dalam aqidah. Bodoh dalam memahami Alquran dan As-Sunnah. Tidak adanya ilmu di antara mereka. Mendirikan khalifah palsu dan menjadikan kaum muslim berbai'at kepada imam mereka. Sebagai mereka meninggalkan sholat dan ibadah lainnya dengan alasan bahwa sekarang adalah periode Mekkah.

Ustadz Yazid Jawas juga menyebut Ponpes Al Zaytun adalah salah satu pesantren dengan ajaran sesat di dalamnya. "Pondok Pesantren Al Zaytun mengajarkan pendidikan Islam yang salafiyah dan memberikan pengamalan sharia secara ketat," tulis Ustadz Yazid Jawas.

Baca Juga



Ustadz Yazid bin Abdul Qodis Jawas juga mengungkapkan Pesantren Al Zaytun memiliki hubungan dengan gerakan radikal NII. "NII adalah ahlul bid'ah yang sesat dan menyesatkan ...... Salah satunya pesantren Al-Zaitun (Al Zaytun)," ucap dia.

Lantas apakah Panji Gumilang adalah Abu Toto?...

 

Siapa Abu Toto?

Abu Toto adalah pendiri NII (Negara Islam Indonesia) KW9 yang dituduh melakukan penyesatan, penipuan, serta berupaya makar terhadap Pancasila karena ingin mengganti dasar NKRI. Dalam sejumlah pemberitaan, Abu Toto adalah nama lain dari Panji Gumilang.

Seperti disebutkan Taufik Hidayat, peneliti untuk Pondok Pesantren Al Zaytun. Dia mengungkap perilaku Panji Gumilang yang dianggap sakti dan membongkar identitas sebenarnya.

“Yang perlu kita pahami, Ponpes Al Zaytun itu merupakan pusat kamp konsentrasi kalau ada MUI dan Kemenag datang ke sana investigasi itu hal yang gak mungkin. Tapi satu hal saya menantang Panji Gumilang, jadi Anda ini lupa ya pernah saya wawancarai lima jam lebih,” kata Taufik Hidayat saat hadir dalam forum Catatan Demokrasi tvOne.

Taufik Hidayat tak ragu menyebut sosok Panji Gumilang ini adalah Abu Totok alias Totok Abdussalam. "Saat itu kami kejar, betulkah Anda Abu Totok? Akhirnya dia ngaku juga karena saya bilang Syekh Anda asli Anyar ya Dukun Gresik, saya udah ketemu dengan adik dan ibunya Panji Gumilang," kata Taufik Hidayat mengungpkan.

Sosok Panji Gumilang adalah Abu Toto juga menguat dalam perjalanan kasusnya satu tahun lalu. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD saat itu mengungapkan Panji Gumilang memiliki ratusan rekening bank dengan nama berbeda yang nilainya fantastis. Rekening mencurigakan yang diungkap juga mengatasnamakan Al Zaytun.

"Ada dari 256 rekening atas nama dia (Panji Gumilang), dan 33 rekening atas nama institusi, jadi 289," kata Mahfud MD di Jakarta, Rabu 5 Juli 2023.

Ratusan rekening tersebut tidak semuanya menggunakan nama Panji Gumilang. "256 rekening atas nama Abu Toto, Panji Gumilang, Abdussalam. Nama dia (Panji Gumilang) itu enam,” kata Mahfud.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler