Bagaimana Bisa Ustadz Yazid Jawas Sesatkan 2 Aliran Akidah yang Dianut Mayoritas Muslim?

Ustadz Yazid Jawas Sesatkan 27 kelompok dalam Islam

Tangkapan Layar
Tangkapan Layar pada kanal youtube rodjatv saat Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas berceramah.
Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA— Dalam mahakaryanya yang berjudul “Mulia dengan Mazhab Salaf”, Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Allah yarhamh, menjatuhkan vonis sesat ke 27 aliran. Dua di antaranya adalah Asyariyah dan al-Maturidiyah.

Bagaimana bisa? Padahal dua mazhab Akidah ini didirikan dua ulama besar dari kalangan salaf (generasi terdahulu) dan dianut mayoritas Muslim Sunni dunia?

Yang pertama, Asyariyah disandarkan kepada Imam Abu al-Hasan al-Asy'ari (w 323 H/935 M). Asy'ariyah mengambil dasar keyakinannya dari para salaf, salah satunya yaitu pemikiran Abu Musa Al-Asy'ari dalam meyakini sifat-sifat Allah. Kemudian menyeimbangkan akal (rasional) dengan tekstual ayat (nash) dalam memahami Alquran dan Hadits.

Asyariyah ini banyak berkembang di Irak lalu ke sejumlah negara Islam seperti Mesir, pada masa Salahuddin al-Ayubi. Begitu pula di Suriah, mazhab ini kokoh atas dukungan pemerintah ketika itu di bawah Nuruddin Zanki.

Sementara di Maroko juga banyak dianut atas sokongan Abdullah bn Muhammad. Demikian pula di Turki era Ottoman dan daerah-daerah lain. Banyak kalangan dari empat mazhab yang merujuk aliran Asyariyah.

Sementara itu, Al-Maturidiyah didirikan oleh pakar fikih Mazhab Hanafi, Abu Manshur al-Maturidi. Berkembang pesat di Transoksiana di Asia Tengah serta menjadi mazhab akidah yang dominan di kalangan Muslim Sunni Persia sebelum Dinasti Safawiyah memaksa warga Persia masuk Syiah pada abad ke-16, serta Ahlur-Ra'y.

Mazhab akidah ini berkembang diKesultanan Utsmaniyah dan Mughal India. Di luar kekaisaran Utsmaniyah dan Mughal, masyarakat MuslimTurkik, Hui, Asia Tengah, dan Asia Selatan juga mengikuti mazhab akidah Maturidiyah.

Ustadz Yazid, dalam bukunya tersebut beralasan kesesatan dua mazhab tersebut sebab telah melakukan bidah. 

Al Asyar’ariyah

  1. mereka menetapkan tujuh sifat, yaitu al-hayyah (hidup), al'ilmu (mengetahui), alqudrah (kekuasaan/kemampuan), al iradah (kehendak), as sam'u (mendengar), da al bashar (melihat), dan mereka mentakwil sifat-sifat ikhtiyariyyah bagi Allah
  2. Mereka menta'thil (menghilangkan) dan mentakwil sebagian sifat-sifat khabariyah Allah Ta'ala. Seperti istiwa (bersemayam) mereka takwil menjadi istaula (menguasai), sifat tangan ditakwil dengan nikmat dan kekuasaan, sifat wajah ditakwil dengan keridhaan, dan lainnya
  3. Mereka mengatakan bahwa Allah Ta'ala berfirman tanpa ada keinginan dan kehendak dari-Nya dengan firman yang melekat pada Dzat-Nya
  4. Mereka mengatakan bahwa Allah Ta'ala berfirman tanpa ada keinginan dan kehendak dari-Nya dengan firman yang melekat pada Dzat-Nya
  5. Mereka secara akal berpendapat bahwa Allah Ta'ala boleh saja menyiksa orang-orang yang taat 
  6. Menurut mereka sifat perbuatan bagi Allah adalah baru
  7. Menurut mereka kalam Allah itu kalam nafsi tanpa suara dan huruf

Sementara itu, Al-Maturidiyah, oleh Ustadz Yasid dituduh melakukan sejumlah bidah yaitu antara lain:

Baca Juga


1. Sumber talaqi mereka adalah akal

2. Mereka mengatakan sesungguhnya Allah Ta'ala tidak berada di dalam maupun di luar alam

3. Selanjutnya...

 

3. Mereka berpendapat bahwa iman hanya tashdiq (pembenaran) saja, dan sebagian mereka berpendapat bahwa iman adalah tashdiq (pembenaran) dengan hati dan ikrar dengan lisan

4. Mentakwil istiwa (bersemayam) dengan istila (menguasai)

5. Mentakwil sifat mata bagi Allah Ta'ala dengan penjagaan dan pemeliharaan 6. Mereka menafikan sifat fi'liyah bagi Allah

7. Mereka berpendapat bahwa Nabi Musa Alaihissalam tidak mendengar firman Allah, akan tetapi memperdengarkannnya melalui lisan Nabi Musa dengan huruf dan suara yang menciptakannya

Vonis dan tuduhan ini tentu menimbulkan tanda tanyaa. Di saat Rasulullah SAW sendiri mengisyaratkan agar berpegang teguh dengan apa yang diamini oleh mayoritas (as-sawadul al’dham). Siapa mereka?

As-Sawadul A’dzom adalah para ulama yang sangat agung dan mulia, mereka adalah para ulama ummat Islam mayoritas pengikut empat Imam Madzhab Mu’tabaroh. Berikut ini adalah penjelasan tentang As Sawadu Al A’dzom menurut petunjuk Nabi dan Jumhur Ulama. Sabda Nabi Shallallahu alaihi wasallam:

ﺇِﻥَّ ﺃُﻣَّﺘِﻲ ﻟَﺎ ﺗَﺠْﺘَﻤِﻊُ ﻋَﻠَﻰ ﺿَﻠَﺎﻟَﺔٍ ﻓَﺈِﺫَﺍ ﺭَﺃَﻳْﺘُﻢْ ﺍﺧْﺘِﻠَﺎﻓًﺎ ﻓَﻌَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺑِﺎﻟﺴَّﻮَﺍﺩِ ﺍﻟْﺄَﻋْﻈَﻢِ

“Sesungguhnya Umatku tidak akan bersepakat atas kesesatan. Sekiranya kamu lihat perselisihan, maka hendaklah kamu ambil 'As-Sawad Al-‘Adzom'." {Ibnu Majah : 3940}

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler