Prabowo Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Ekonom: Bukan tidak Mungkin
Pemerintahan Prabowo harus mempunyai terobosan besar agar mampu mencapai target.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto mengatakan target presiden terpilih, Prabowo Subianto, terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar delapan persen akan berat. Eko menyampaikan pemerintahan Prabowo harus mempunyai terobosan besar agar mampu mencapai target tersebut.
"Delapan persen bukan tidak mungkin, tapi memang sulit dalam tiga sampai lima tahun ke depan," ujar Eko saat dihubungi Republika di Jakarta, Jumat (19/7/2024).
Eko menilai Prabowo harus memperbaiki indeks Incremental Capital Output Ratio (ICOR) atau angka rasio investasi terhadap GDP yang merupakan salah satu indikator makro dari tingkat efisiensi suatu perekonomian. Eko mengatakan ICOR Indonesia tergolong masih cukup tinggi yang menunjukkan belum efisien biaya investasi di Indonesia.
"Investasi di Indonesia itu mahal, ICOR-nya saja 6,7 persen, ini menggambarkan tambahan investasi yang bisa dihasilkan untuk satu persen pertumbuhan ekonomi itu butuh modal atau investasi yang besar," ucap Eko.
Selain perbaikan indeks ICOR, Eko mengatakan Prabowo harus memiliki gebrakan strategi seperti penguatan belanja modal, pengembangan SDM, teknologi, dan menggenjot laju produksi industri. Tanpa ada perbaikan dari era sebelumnya, Eko memproyeksi pertumbuhan ekonomi sebesar delapan persen tidak akan tercapai.
"Kalau dibilang memungkinkan (delapan persen) ya bisa saja selama kalau ada perubahan strategi, tapi kalau peran industri masih 20 persen seperti saat ini, ya tidak ada yang optimistis bisa mencapai delapan persen," sambung Eko.
Sebagai seorang pemimpin negeri, Eko menilai hal yang lumrah jika ingin meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Kendati demikian, Eko menilai optimisme sebaiknya tetap diikuti dengan kondisi yang terjadi saat ini.
"Menurut saya dalam beberapa tahun ke depan, angkanya tidak akan jauh dari lima persen, kalau bisa diwujudkan delapan persen itu cita-cita yang bagus, tapi angka-angka ekonomi belum bisa mendukung itu, kecuali ada banyak perubahan signifikan dalam strategi APBN, industrialisasi, dan optimalisasi peran ekonomi lokal," kata Eko.