Militer Houthi: Kami Siap Perang Jangka Panjang Lawan Israel

Houthi menyatakan tidak ragu untuk menyerang target vital Israel.

AP
Houthi supporters attend a rally against the Israel war in the Gaza Strip and the U.S.-led bombing in Yemen in Sanaa on Friday, June 7, 2024.
Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, HUDAIADAH -- Kelompok Houthi mengatakan sedikitnya enam orang tewas, tiga orang hilang, dan 83 orang lainnya terluka dalam serangan yang menghantam fasilitas minyak di Pelabuhan Hudaidah. Serangan dilancarkan oleh Israel sebagai balasan atas pengeboman di Tel Avin. 

Baca Juga


Juru bicara Houthi Mohammed Abdulsalam mengatakan serangan itu juga mengenai sasaran sipil dan pembangkit listrik. Dia mengecam apa yang disebutnya sebagai “agresi brutal Israel” yang bertujuan untuk meningkatkan penderitaan rakyat Yaman. Israe juga menekan kelompok tersebut untuk menghentikan dukungannya terhadap Gaza.

Juru bicara militer Houthi Yehya Saree berjanji akan menanggapi serangan tersebut, dengan mengatakan, Houthi tidak akan ragu untuk menyerang 'target vital' Israel. Houthi juga memperingatkan bahwa Tel Aviv – kota besar yang menampung sejumlah misi diplomatik – masih belum aman.

“Kami telah bersiap untuk perang jangka panjang melawan musuh ini sampai agresi berhenti dan blokade terhadap rakyat Palestina dicabut,” kata Saree.

“Respons terhadap agresi Israel atas serangan terhadap negara kami pasti akan datang dan akan sangat besar,” kata pemberontak Houthi. 

Mereka juga memperingatkan akan melanjutkan operasi terhadap kapal-kapal Israel, Amerika, dan Inggris sampai Zionis menghentikan aksi  pengepungan di Gaza.

 Pada Ahad Israel mengatakan mereka mencegat rudal yang diluncurkan dari Yaman. Proyektil tersebut tidak melintasi wilayah Israel. Sirene roket dan rudal dibunyikan menyusul kemungkinan jatuhnya pecahan peluru. "Insiden telah selesai,” kata IDF.

Netanyahu mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Sabtu bahwa Hudaidah bukanlah pelabuhan yang 'tidak punya salah'. 

“Itu digunakan untuk tujuan militer, digunakan sebagai pintu masuk senjata mematikan yang dipasok ke Houthi oleh Iran,” kata Netanyahu, seraya menambahkan bahwa Hudaidah juga telah digunakan untuk menyerang pelayaran internasional di Laut Merah.

Netanyahu juga mengatakan operasi tersebut, yang mencapai sasaran 1.800 km (1.118 mil) dari perbatasan Israel, menunjukkan musuh Israel serius dalam menanggapi ancaman.

“Hal ini memperjelas kepada musuh-musuh kita bahwa tidak ada tempat yang tidak dapat dijangkau oleh negara Israel,” kata Netanyahu.

 

 

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan dalam sebuah pernyataan PBB bahwa dia sangat prihatin dengan laporan serangan tersebut.

Juru bicara IDF Daniel Hagari mengatakan serangan ke Yaman merupakan respons terhadap sekitar 200 rudal dan drone yang diluncurkan kelompok pemberontak ke Israel sejak Oktober, ketika perang Israel dengan Hamas di Gaza dimulai.

Sejak awal perang, pemberontak Yaman secara teratur menargetkan negara tersebut dengan drone dan rudal, yang sebagian besar telah dicegat oleh pertahanan Israel atau sekutunya.

Namun, kelompok Houthi mengklaim serangan pesawat tak berawak mereka di Tel Aviv pada hari Jumat – yang juga melukai 10 orang – dilakukan oleh pesawat tak berawak baru yang mampu 'melewati sistem intersepsi musuh.'

Houthi juga secara teratur menyerang sasaran AS dan kapal komersial di Laut Merah.

Baik Inggris maupun AS telah menanggapi serangan terhadap kapal tersebut dengan melakukan serangan terhadap sasaran Houthi di Yaman. Namun, Israel belum mengambil bagian dalam tanggapan tersebut.

Seorang pejabat pertahanan Israel mengatakan kepada CNN bahwa ini adalah 100% serangan Israel. Pejabat itu mengatakan Israel sebelumnya membiarkan AS dan Inggris memimpin dalam menanggapi serangan Houthi tetapi kali ini memutuskan untuk merespons sendiri karena kematian warga Israel di Tel Aviv.

Sejak 7 Oktober, pemberontak Houthi telah melakukan banyak serangan rudal dan drone terhadap kapal-kapal di Laut Merah dan Teluk Aden, dengan menyatakan bahwa kapal-kapal tersebut terkait dengan Israel dan sekutunya, sehingga meningkatkan ketegangan di seluruh Timur Tengah.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler