Terungkap, Jumlah Tentara Israel yang Kena Mental Melonjak Enam Kali Lipat
Tentara Israel frustasi melawan pejuang Palestina.
REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Pemboman brutal yang dilakukan militer Israel di Jalur gaza serta sengitnya perlawanan pejuang Palestina menimbulkan gangguan jiwa di kalangan tentara pasukan penjajahan Israel. Jumlah tentara Israel yang mencari dukungan psikologis sejak awal perang telah meningkat enam kali lipat.
Harian Israel Haaretz melaporkan, saluran bantuan Kementerian Pertahanan mencatat peningkatan dramatis dalam panggilan darurat dari tentara cadangan dan tentara, serta keluarga mereka. Pekan lalu, hotline tersebut menerima empat pertanyaan dengan karakteristik bunuh diri yang memerlukan intervensi segera dari polisi.
Menurut data asosiasi NTL yang mengoperasikan saluran bantuan tersebut, antara Oktober 2022 hingga Juni 2023, sebelum perang, hotline tersebut diharuskan menghubungi polisi sebanyak 35 kali karena kekhawatiran potensi bunuh diri.
Setahun kemudian, jumlahnya melonjak menjadi 86 – meningkat 145 persen. Data menunjukkan bahwa jumlah referensi juga melonjak enam kali lipat dibandingkan sebelum perang. Dalam beberapa minggu terakhir jumlah permintaan pada malam hari meningkat dua kali lipat.
Sementara, surat kabar Israel Yedioth Ahronoth mengutip tentara dan perwira Israel yang berpartisipasi dalam pertempuran Khan Yunis yang mengatakan bahwa pertempuran di Gaza terbilang rumit. Para pejuang Palestina terus mengubah taktik mereka selama perang yang kini memasuki bulan kesepuluh.
Tentara dan petugas Israel mengatakan kepada surat kabar tersebut bahwa pejuang Hamas muncul hidup-hidup dari bawah reruntuhan setelah dibom karena mereka berlindung di ruang bawah tanah yang dilindungi oleh beton bertulang.
Awal bulan ini, komandan departemen tempur Brigade Nahal mengatakan brigade tersebut telah kehilangan 50 pejuang. “Kita harus mendengarkan para ibu (yang meminta perang dihentikan) dan menjaga para prajurit cadangan dan sandera.”
Jerusalem Post juga mengutip Komandan Brigade Nahal Yair Zuckerman akhir bulan lalu yang mengatakan bahwa terdapat terowongan di hampir setiap rumah di Rafah, dan kemajuan pasukannya lambat dan pertempuran sangat melelahkan.
Komandan militer Israel menjelaskan bahwa faksi-faksi perlawanan memasang banyak kamera di Rafah untuk mengatur pertempuran dari atas dan bawah tanah. Di antara tantangan yang dihadapi pasukannya adalah jebakan pada rumah-rumah dan ruangan-ruangan di kota tersebut sebelum pasukan Israel memasukinya. Jebakan-jebakan itu kemudian diledakkan para pejuang dari jarak jauh.
Meskipun telah berlalu sekitar sembilan bulan sejak dimulainya perang di Gaza, berbagai laporan menyebutkan ketidakmampuan tentara pendudukan mencapai tujuan yang mereka nyatakan, terutama memulihkan tahanan Israel dari Jalur Gaza dan menghilangkan kemampuan gerakan Hamas.
Setiap hari, faksi perlawanan Palestina di Gaza mengumumkan pembunuhan dan cederanya tentara Israel dan penghancuran kendaraan militer di seluruh Gaza. Dari waktu ke waktu, mereka meluncurkan roket ke Israel dan menyiarkan klip video yang mendokumentasikan beberapa operasi tersebut.
Tentara pendudukan melanjutkan perang yang sedang berlangsung di Gaza, menyebabkan sekitar 125 ribu orang menjadi martir dan terluka, sebagian besar dari mereka adalah anak-anak dan wanita, dan lebih dari 10 ribu orang hilang di tengah kehancuran besar-besaran dan kelaparan yang semakin parah di Jalur Gaza yang terkepung.