Saat 400 Yahudi Amerika Serikat Tolak Tinggalkan Kongres, Protes Kedatangan Netanyahu

Yahudi tolak pasokan senjata ke Israel oleh Amerika Serikat

EPA-EFE/JAMES ROSS
Ratusan Yahudi Amerika Serikat tolak kedatangan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON— Sekitar 400 demonstran berkumpul pada Selasa dan menolak meninggalkan gedung Kongres dalam aksi protes terhadap kedatangan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Amerika Serikat.

Baca Juga


Mereka juga menolak pemerintahan Biden yang memasok senjata ke Israel untuk operasi militernya di Gaza, kata kelompok advokasi Yahudi Amerika Jewish Voice for Peace.

"Sekitar 400 Yahudi Amerika menandai kedatangan Netanyahu dengan menolak meninggalkan Kongres sampai pemerintah kita mendengarkan kehendak rakyat dan BERHENTI MEMBEKALI SENJATA ISRAEL!" kata kelompok advokasi tersebut dalam sebuah ancaman yang diunggah di platform media sosial X.

Unggahan tersebut menyertakan gambar ratusan pengunjuk rasa yang duduk di lantai gedung Capitol dengan spanduk bertuliskan "Yahudi kepada Biden: Berhenti Memperlengkapi Senjata Israel," "Segera Gencatan Senjata," dan "Biarkan Gaza Hidup."

"Sehari sebelum Perdana Menteri Israel Netanyahu berpidato di hadapan sidang gabungan Kongres dan beberapa hari sebelum pertemuannya dengan Presiden Joe Biden, kami di sini untuk menuntut embargo senjata SEKARANG. Kami menolak pajak kami terus digunakan untuk mendanai genosida," kata kelompok advokasi tersebut.

Netanyahu tiba di Washington pada Senin untuk mengadakan serangkaian pertemuan, termasuk dengan Biden pada Kamis dan lawannya Donald Trump pada Jumat, serta untuk berpidato di hadapan sidang gabungan Kongres pada Rabu malam.

Pada Juni lalu dilaporkan, Amerika Serikat telah mengirimkan lebih dari 10 ribu bom dan rudal kepada Israel sejak operasi militer mulai dilancarkan di Gaza Oktober lalu, ungkap kantor berita Reuters dengan mengutip dua pejabat Amerika Serikat.

Pemberitaan itu mengatakan pengiriman senjata tersebut termasuk sedikitnya 14 ribu MK-84 yang masing-masing seberat 2.000 pon (925 kg) dan 6.500 bom MK-82 seberat 500 pon (230 kg).

Kiriman itu juga mencakup 3.000 rudal udara-ke-darat berpemandu presisi Hellfire, 1.000 bom penghancur bunker, serta 2.600 bom berdiameter kecil yang dijatuhkan dari udara.

Amerika Serikat belum melakukan perubahan signifikan apa pun yang akan membatasi tingkat dukungan militer Amerika Serikat kepada Israel, kata laporan itu.

Pentagon alias markas besar Departemen Pertahanan Amerika Serikat belum menanggapi permintaan komentar Sputnik mengenai masalah ini.

Sebelumnya pada Rabu...

Sebelumnya pada Rabu (26/6/2024), seorang pejabat Amerika Serikat mengatakan kepada wartawan bahwa pemerintah negara adidaya itu telah mengirim senjata ke Israel senilai 6,5 miliar dolar AS (Rp106,27 triliun).

Pemerintahan Biden saat ini hanya menahan satu kelompok pengiriman bom seberat 2.000 pon, yang diminta Israel.

Amerika Serikat dikabarkan saat ini sedang meninjau permintaan tersebut di tengah kekhawatiran bahwa Israel akan menggunakannya di wilayah padat penduduk di Rafah.

Namun menurut laporan tersebut, Amerika Serikat diperkirakan akan segera mencabut penundaan pengiriman bom jenis seberat 500 pon yang juga telah ditahan itu.

Israel dilaporkan akan membutuhkan bom-bom itu jika terjadi konflik yang lebih dalam dengan Hizbullah di perbatasannya sebelah utara dengan Lebanon.

Padahal, Israel menjatuhkan 70 ribu ton bom di Jalur Gaza sejak Oktober tahun lalu, atau jauh melampaui gabungan jumlah bom yang digunakan di Dresden, Hamburg, dan London selama Perang Dunia II.

"Diperkirakan Israel telah menjatuhkan lebih dari 70 ribu ton bahan peledak di Jalur Gaza sebagai tambahan atas operasi buldosernya, yang mengakibatkan hancurnya semua bangunan pada jarak hingga satu kilometer di timur dan utara jalur tersebut untuk menciptakan apa yang disebut zona penyangga," kata Euro-Med Human Rights Monitor, awal Juli lalu.

Selama Perang Dunia II berlangsung, Jerman mengebom London dengan menjatuhkan sekitar 18.300 ton bom antara tahun 1940 dan 1941, menurut berbagai perkiraan, termasuk arsip dari New York Times.

Sekutu menjatuhkan 8.500 ton bom di Hamburg pada musim panas 1943, kata Hendrik Althoff, seorang peneliti di Departemen Sejarah di Universitas Hamburg. Sekutu juga menggunakan 3.900 ton bom di Dresden pada Februari 1945, menurut catatan sejarah.

 

BUKTI GENOSIDA ISRAEL - (Republika)

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler