Setelah Hantam Taiwan, Topan Gaemi Bergerak Menuju Tenggara China
Gaemi merupakan topan ketiga dan terkuat yang menghantam pesisir timur China.
REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Wilayah tenggara China dilanda Topan Gaemi yang melewati Selat Taiwan, Kamis (25/7/2024). Topan ini mendorong Pemerintah Taiwan mengeluarkan peringatan kenaikan permukaan air sungai, banjir bandang, dan hujan ekstrem di sejumlah kota dan provinsi.
Gaemi merupakan topan ketiga dan terkuat yang menghantam pesisir timur China tahun ini. Topan itu mendarat di Provinsi Fujian pada Kamis pukul 19.50 setelah menghantam Taiwan dengan embusan angin hingga 227 kilometer per jam, salah satu angin terkuat yang pernah tercatat di Samudra Pasifik Barat.
Sebelum topan itu tiba sekitar 240.800 orang di Fujian dievakuasi. Walaupun sudah melemah saat tiba di Kota Putian yang berpopulasi 3 juta orang tapi Topan Gaemi dan kumpulan awan raksasanya diperkirakan akan membawa hujan deras ke-10 provinsi China beberapa hari ke depan. Gaemi dibandingkan dengan Topan Doksuri yang memicu banjir bandang di utara China dan Beijing tahun lalu. Menimbulkan kerugian sekitar 30 miliar dolar AS di seluruh China.
Pihak berwenang mengatakan tinggi permukaan air di hilir Sungai Yangtze serta danau air tawar Poyang dan Dongting di China tengah dapat naik hingga ke tingkat berbahaya yang juga terjadi pada awal Juli lalu usai hujan deras musim kemarau. Karena kandungan uapnya yang tinggi, Beijing memperingatkan Gaemi dapat membawa hujan deras di ibukota Cina itu. Gaemi juga diperkirakan akan membawah angin dengan kecepatan 2.000 kilometer per jam di utara Putian bahkan saat badai mulai melemah karena tekanan tropis.
Pihak berwenang juga memperingatkan hujan yang dibawa Gaemi dapat mengakibatkan banjir bandang dan genangan air di daerah-daerah utara China yang tanahnya masih basah usai dilewati badai satu pekan sebelumnya. Gaemi menewaskan tiga orang, memicu banjir, dan menenggelamkan kapal barang di Taiwan. Gaemi merupakan topan terkuat yang menghantam pulau itu dalam delapan tahun terakhir.
Sejak Selasa (23/7/2024) curah hujan di beberapa daerah di selatan Taiwan diperkirakan mencapai 2.200 mm atau 87 inci. Perusahaan listrik Taiwan, Taipower mengatakan badai ini memutus aliran listrik ke sekitar setengah juta rumah, meskipun sebagian besar sudah kembali menyala.
Pemerintah Taiwan mengatakan selain tiga korban jiwa sekitar 380 orang terluka akibat topan itu. Pemadam kebakaran Taiwan mengatakan kapal kargo berbendera Tanzania dengan sembilan warga negara Myanmar di dalamnya tenggelam di pelabuhan Kaohsiung. Penjaga pantai Taiwan mengatakan tiga orang ditemukan dalam keadaan hidup di garis pantai.
Stasiun televisi Taiwan menayangkan gambar-gambar jalanan yang tergenang air di berbagai kota dan kabupaten di seluruh pulau. Li Li-chuan melihat restorannya yang kini tanpa atap di kota Suao, Taiwan timur laut.
“Saya ketakutan, angin itu adalah yang terkuat dalam beberapa tahun terakhir. Saya khawatir atapnya akan menimpa orang lain,” kata perempuan berusia 55 tahun itu. Pada Rabu (24/7/2024) dan Kamis kemarin Taiwan menutup kantor-kantor, sekolah-sekolah dan pasar keuangan dan menghentikan sementara operasi kereta dan membatalkan semua penerbangan domestik dan 195 penerbangan internasional.