Atasi Masalah Sampah, Sultan Dorong ITF Bawuran Segera Beroperasi

Saat ini, pembangunan ITF Bawuran di Bantul, DIY, masih terus dilakukan.

Republika/Wihdan Hidayat
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Rep: Silvy Dian Setiawan Red: Hasanul Rizqa

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X mendorong Intermediate Treatment Facility (ITF) Bawuran yang berlokasi di Kabupaten Bantul agar segera beroperasi. Keberadaan fasilitas itu dinilai berguna untuk mempercepat penanganan masalah sampah di provinsi tersebut.

Baca Juga


Sri Sultan mengatakan, Pemerintah Daerah (Pemda) DIY telah berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI melalui PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII). Hal itu dilakukan untuk percepatan penanganan persoalan sampah setempat.

Menurut Sri Sultan, bantuan yang diberikan bisa berupa pendanaan maupun manajemen program. Harapannya, seluruh kabupaten dan kota di DIY dapat terbantu.

“Jadi, departemen kita kerja sama dengan departemen keuangan (Kemenkeu) untuk pembiayaan PII. Mungkin, ini bisa membantu meringankan beban kabupaten/kota di dalam investasi pengolahan sampah,” kata Sri Sultan dalam keterangannya, belum lama ini.

Sultan menegaskan, ada dua hal yang harus diperhatikan oleh tiap kabupaten dan kota di DIY terkait penanganan sampah. Pertama, pemilahan sampah plastik dan organik mulai dari tingkat rumah tangga.

Sampah dari level rumah tangga ini, kata Sultan, memang sudah seharusnya dipilah terlebih dahulu. Bahkan, ia berharap masyarakat mau mengolah sampahnya secara bijaksana.

“Saya berharap, warga masyarakat yang sekarang mau mengolah sampah itu, jangan meninggalkan pemulung. Sebab, pemulung juga butuh makan. Jangan yang jadi pemulung warga masyarakat di kelurahan, tetapi juga harus kerja sama yang itu nanti akan dikelola oleh kelurahan,” ucap Sultan menjelaskan.

Selanjutnya, sampah yang sudah dipilah bisa dibawa ke ITF Bawuran dari tiap kelurahan. Sampah yang sudah terpilah ini bisa diolah menjadi bahan baku barang-barang industri jenis tertentu.

“Dari bahan baku sampah ini, ada nanti yang menjadi mebel dan sebagainya. Dari pemilahan ini, masuk ke Bawuran, jadi bahan baku untuk diproses menjadi barang lain. Nah, ini nanti dihargai Rp 450 ribu untuk per ton,” ungkapnya.

Sebelumnya, Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengatakan, ITF Bawuran bakal menjadi tempat pengolahan sampah dengan skala besar. Saat ini, pembangunan fasilitas itu masih terus dilakukan.

“Untuk membangun semua ini tentu butuh waktu. Semoga semuanya selesai di tahun 2024, sehingga sampah-sampah yang ada dapat diolah dengan optimal,” kata Halim.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler