Puluhan Tim Sepak Bola Putri DIY Ikuti MilkLife Soccer Challenge di Stadion Tridadi
SSB putri di DIY kini semakin menjamur dan memiliki banyak pemain potensial.
REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Sebanyak 41 tim yang terbagi atas 13 tim Kategori Usia (KU) 10 dan 28 tim KU 12 dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) maupun Sekolah Dasar (SD) yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengikuti MilkLife Soccer Challenge-Yogyakarta Series 1 2024, yang berlangsung mulai 25 Juli hingga 28 Juli di Stadion Tridadi, Sleman, DIY.
Turnamen yang digagas oleh Bakti Olahraga Djarum Foundation bersama MilkLife tak hanya mempertandingkan kompetisi 7 vs 7, tetapi juga berbagai uji ketangkasan bagi para siswi melalui Skill Challenge berupa dribbling, passing & control, 1 on 1, shoot on target hingga penalty shoot.
Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation Yoppy Rosimin, di Sleman, Sabtu (27/7/2024) mengatakan MilkLife Soccer Challenge bertandang ke Kota Pelajar tak lepas lantaran Yogyakarta sebagai barometer sepak bola putri di Indonesia.
Ia mengungkapkan, Putri Mataram merupakan salah satu klub bersejarah dan berpengaruh di Indonesia yang berdiri sejak 17 Juli 1971. Selain itu, SSB putri di DIY kini semakin menjamur dan memiliki banyak pemain potensial salah satunya ialah Bintang Putra Mlati.
"Setelah Kudus, Surabaya, Jakarta, Tangerang, dan Bandung, MilkLife Soccer Challenge digelar di DIY karena kota ini punya sejarah tersendiri bagi kejayaan sepak bola putri tanah air. Serta merupakan lumbung potensial bibit-bibit muda pesepak bola putri, dan banyak klub yang memiliki prestasi membanggakan di berbagai kejuaraan. Oleh karena itu, kami berharap agar hal tersebut selaras dengan spirit para peserta yang bisa meneruskan ekosistem sepak bola putri di provinsi ini," ujar Yoppy.
Kepala Pelatih MilkLife Soccer Challenge Timo Scheunemann, yang memiliki lisensi kepelatihan UEFA A di Jerman sejak tahun 2007, mengatakan untuk menjaga mata rantai ekosistem sepak bola putri hal terpenting yang harus ditanamkan pada siswi ialah kesenangan dalam mengolah "si kulit bundar". Selaras dengan itu, penguasaan teknik dasar menjadi bekal untuk menjalani latihan maupun bertanding kompetisi.
"Kami meyakini para siswi di DIY memiliki pemahaman yang baik terhadap teknik-teknik dasar yang sudah mereka pelajari dari guru maupun pelatih. Sehingga ketika mereka bermain di lapangan, baik itu kompetisi 7 vs 7 maupun Skill Challenge, mereka sudah mengaplikasikannya secara maksimal. Potensi peserta di kota ini cukup baik untuk terus dikembangkan dan dilatih secara konsisten," ujar Timo.
Pada Skill Challenge, para siswi dari KU 10 dan KU 12 ditantang untuk mengasah kemampuan mereka dalam menguasai bola melalui lima kategori ketangkasan, meliputi passing & control, dribbling, shoot on target, penalty shoot dan 1 on 1. Lima challenge tersebut dirancang untuk melatih kemampuan teknik dasar maupun penguasaan bola atau ball mastery.
Pada uji ketangkasan 1 on 1, satu tim terdiri dari tiga orang yang akan bertanding satu lawan satu dalam waktu satu menit. Para siswi bertanding secara bergantian untuk mencetak gol di gawang lawan. Hasil gol yang dicetak secara individu akan diakumulasikan secara tim untuk menentukan pemenangnya dengan total waktu tiga menit.
Sementara passing & control dimainkan oleh tiga siswi yang mengitari model lintasan segitiga sembari mengontrol dan mengoper bola ke rekan setimnya. Penilaian dilakukan dengan mencatat waktu kumulatif selama lima putaran. Di kategori ini, para siswi ditantang untuk memahami keadaan, melatih feeling, serta melatih penguasaan bola.
Sedangkan dribbling, masing-masing tim terdiri dari tiga orang. Setiap peserta harus memutari kerucut berpola segitiga secara zig-zag dalam waktu yang cepat. Dribbling merupakan teknik dasar yang paling penting dan menjadi kunci dalam bermain sepak bola, agar memiliki reaksi yang cepat dan penguasaan bola.
Selanjutnya, shoot on target meningkatkan akurasi para siswi dalam mengarahkan tendangan. Satu tim terdiri dari tiga siswi yang masing-masing memiliki tiga kesempatan untuk mengumpulkan poin sebanyak-banyaknya dengan cara menendang bola menuju lubang target yang memiliki poin berbeda. Semakin tinggi poin, semakin sulit pula kesempatan untuk mengarahkan bola ke target tersebut.
Sama halnya dengan penalty shoot untuk membiasakan peserta mengarahkan bola ke gawang yang dapat menciptakan poin dalam pertandingan sesungguhnya. Di samping itu juga bertujuan untuk melatih ketenangan dan mental baik bagi penendang maupun kiper. Pemenangnya ditentukan dengan poin terbanyak di antara dua tim yang berlomba.
Salah satu pemenang Skill Challenge dari KU 10 adalah SDN Ungaran 1 B yang berhasil meraih dua kategori yakni shoot on target dan 1on1. Kapten tim sekolah tersebut, Merah Ati Handaru Yasa mengungkapkan mengikuti uji ketangkasan ini membutuhkan ketelitian dan kerja sama tim yang baik. Beruntung, persiapan dan latihan yang mereka jalani secara rutin sebelum mengikuti turnamen membuahkan hasil.
"Seru permainan di Skill Challenge apalagi sekolah kami bisa mendapat dua piala. Masing-masing kategori punya kesulitan dan tantangan tersendiri. Tapi aku paling suka di shoot on target karena harus fokus mengarahkan bola ke poin paling tinggi. Semoga sekolah saya juga bisa juara di turnamen 7 vs 7," ujar siswi yang mengidolakan Neymar tersebut.
Sementara pada KU 12, SDN 2 Wonoharjo B juga berhasil membawa pulang dua piala untuk tantangan passing & control dan 1on1. Salah satu pemain yang menjadi penentu kemenangan di final 1on1 yaitu Talita Afra Arkhana menyambut gembira torehan yang diciptakan oleh timnya. Menyukai sepak bola sejak usia 8 tahun dan kini berlatih di SSB Bintang Manis, ia senang mendapat pengalaman baru di MilkLife Soccer Challenge.
"Seneng bisa ikut MilkLife Soccer Challenge karena selain bisa bertanding juga nambah teman. Soalnya aku biasanya lebih sering latihan dan bermain sama cowok di klub. Ternyata kalau ikut turnamen sepak bola putri seperti ini lebih seru. Apalagi kami sudah latihan selama satu bulan lebih,” ujar peserta yang bertengger di posisi Top Scorer sementara untuk kompetisi 7 vs 7 pada KU 12.