Siapa Golongan yang Diganjar Surga dengan Sungai Indah?

Ada golongan yang diganjar surga dengan sungai yang indah.

Pixabay
Ilustrasi Surga
Rep: Fuji E Permana Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Alquran seringkali menyebut surga yang dialiri sungai-sungai. Seakan-akan di surga dihiasi banyak sungai yang indah dan jernih airnya.

Baca Juga


Bahkan surga yang diperuntukan bagi golongan orang pertama yang memeluk Islam yakni orang-orang yang pertama beriman kepada Nabi Muhammad SAW (surganya) dilengkapi sungai-sungai yang mengalir. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam ayat ini.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَالسّٰبِقُوْنَ الْاَوَّلُوْنَ مِنَ الْمُهٰجِرِيْنَ وَالْاَنْصَارِ وَالَّذِيْنَ اتَّبَعُوْهُمْ بِاِحْسَانٍۙ رَّضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمْ وَرَضُوْا عَنْهُ وَاَعَدَّ لَهُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ تَحْتَهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَآ اَبَدًا ۗذٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ 

Was-sābiqūnal-awwalūna minal-muhājirīna wal-anṣāri wal-lażīnattaba‘ūhum bi'iḥsān(in), raḍiyallāhu ‘anhum wa raḍū ‘anhu wa a‘adda lahum jannātin tajrī taḥtahal-anhāru khālidīna fīhā abadā(n), żālikal-fauzul-‘aẓīm(u).

Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada-Nya. Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang agung. (QS At-Taubah Ayat 100)

Dalam ayat ini dijelaskan bahwa orang-orang yang pertama-tama masuk Islam, baik dari kalangan Muhajirin yang berhijrah dari Makkah ke Madinah, maupun dari kalangan Ansar, yaitu penduduk kota Madinah yang menyambut dengan baik kedatangan Rasulullah dan Muhajirin, dan begitu pula para sahabat yang lain yang mengikuti perintah Rasulullah dengan sebaik-baiknya, ketiga golongan ini merupakan orang-orang mukmin yang paling tinggi martabatnya di sisi Allah, disebabkan keimanan mereka yang teguh, serta amal perbuatan mereka yang baik dan ikhlas, sesuai dengan tuntutan Rasulullah SAW. 

Allah senang dan rida kepada mereka, sebaliknya mereka pun rida kepada Allah. Allah menyediakan pahala yang amat mulia bagi mereka, yaitu surga Jannatun-na’īm yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, di sana mereka akan memperoleh kenikmatan yang tidak terhingga. Mereka akan kekal di sana selama-lamanya. Itulah kemenangan terbesar yang akan mereka peroleh. 

Yang dimaksud dengan as-Sābiqūnal Awwalūn dari kalangan Muhajirin ialah mereka yang telah berhijrah dari Makkah ke Madinah sebelum terjadinya “Perjanjian Hudaibiyah, karena sebelum perjanjian tersebut, kaum musyrikin senantiasa mengusir kaum Muslimin dari kampung halaman mereka, dan membunuh sebagian dari mereka, serta menghalang-halangi siapa saja yang ingin berhijrah. Tidak ada cara lain bagi seorang mukmin untuk menyelamatkan diri dari kejahatan kaum musyrikin, kecuali menjauhkan diri dari mereka, atau menyerah kepada kehendak dan kemauan mereka. 

Orang-orang yang memilih cara yang pertama, yaitu meninggalkan kota Makkah dan hijrah ke Madinah adalah orang-orang yang benar-benar beriman, tidak ada seorang munafikpun di antara mereka. Mereka meninggalkan kampung halaman karena keimanan yang murni, keikhlasan, dan perjuangan untuk menegakkan agama Islam. 

Dikenal juga sebagai as-Sābiqūnal Awwalūn yaitu orang-orang yang pertama masuk Islam dan menyatakan imannya kepada Nabi Muhammad SAW dari kalangan keluarga adalah Siti Khadijah, ‘Ali bin Abi Talib, dan Zaid bin Hariṡah. Sedang dari kalangan luar ialah Abu Bakar As-siddiq, orang yang menemani Rasulullah SAW waktu hijrah ke Madinah. 

Di samping itu, terdapat pula para sahabat yang dikelompokkan dalam as-Sabiqunal Awwalun yang oleh Rasulullah SAW telah dinyatakan sebagai orang-orang yang pasti masuk surga. 

 

Di antara mereka adalah Usman bin ‘Affan, Hamzah, dan lainnya. Yang dimaksud dengan golongan pertama, as-Sabiqunal Awwalun dari kalangan Ansar ialah penduduk kota Madinah yang telah menyatakan ikrar kesetiaan mereka kepada kerasulan Nabi Muhammad SAW di Aqabah, suatu tempat di Mina, pada tahun ke-11 dari kerasulan Nabi Muhammad SAW. Ketika itu mereka berjumlah tujuh orang. Kemudian pada periode berikutnya, yaitu pada tahun ke-12, terjadi pula ikrar kesetiaan di tempat yang sama, yaitu Aqabah, kali ini diikuti tujuh puluh orang lelaki dan dua orang perempuan. Jejak mereka diikuti oleh yang lainnya setelah mereka didatangi oleh utusan Rasulullah yang bernama Abu Zurarah Mus’ab bin ‘Umar bin Hasyim yang membacakan ayat-ayat Alquran dan mengajarkan pengetahuan agama kepada mereka. 

Demikian pula, termasuk kelompok as-Sabiqunal Awwalun ialah mereka yang telah beriman pada saat tibanya Rasulullah SAW di Madinah. Kekuatan dan persatuan Islam tumbuh dan berkembang sesudah Rasulullah SAW hijrah ke Madinah. Pada saat itulah muncul kaum munafik yang berpura-pura menyokong agama Islam. 

Hal ini dijelaskan dalam firman Allah yang turun mengenai hal ihwal Perang Badar yang terjadi pada tahun kedua Hijri. 

Firman Allah, "(Ingatlah), ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya berkata, 'Mereka itu (orang-orang mukmin) ditipu agamanya'.” (QS al-Anfal Ayat 49) 

Dalam kelompok orang-orang munafik yang disebutkan dalam ayat ini, tidak terdapat seorangpun dari kalangan kaum Muhajirin dan kaum Ansar yang mendapat gelar as-Sābiqūnal Awwalūn seperti yang tersebut di atas, walaupun kaum Anṣar itu semuanya berasal dari Bani ‘Aus dan Khazraj. 

Yang dimaksud dengan golongan kedua, “allazīnat tabu’ūhum bi ihsān” (orang-orang yang telah mengikuti kaum as-Sābiqūnal Awwalūn dari kalangan Muhajirin dan Ansar dengan baik) ialah mereka yang ikut berhijrah ke Madinah dan berjuang menegakkan agama Islam atau mereka yang membuktikan satunya perbuatan dan perkataan setelah mendapatkan bimbingan dan pelajaran dari kaum as-Sābiqūnal Awwalūn dari kalangan Muhajirin dan Ansar, yang merupakan pemimpin-pemimpin yang layak diikuti, dan dijadikan suri teladan dalam tingkah laku, perbuatan, ucapan, dan perjuangan menegakkan agama Allah. 

Singkatnya mereka adalah orang-orang yang mengikuti as-Sābiqūnal Awwalūn dalam ketaatan dan ketakwaan sampai Hari Kiamat. Adapun golongan ketiga, yaitu orang-orang yang munafik hanya mengikuti jejak as-Sābiqūnal Awwalūn secara lahiriyah semata, tidak dengan niat yang tulus atau hanya mengikutinya dalam beberapa hal saja, sedang dalam hal-hal lainnya mereka mengingkarinya. (Tafsir Kementerian Agama)

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler