Membaca Tujuh Tanda Kedatangan Al-Masih Si Pendusta, Mesiah yang Dinantikan Bangsa Yahudi

Al-Masih yang mereka tunggu bukanlah kedatangan Nabi Isa al-Masih.

AP
Serangan terhadap umat Kristen meningkat selama akhir pekan di awal hari raya Yahudi Sukkot, ketika puluhan ribu pemukim ilegal Israel berbaris memasuki Yerusalem.
Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID, Israel memang bukan ‘negara’ biasa. Dia merupakan sebuah pertanda, terutama bagi penganut Islam, Kristen, dan Yahudi. Seperti ditulis pakar eskatologi Islam, Imran Hosein, dalam bukunya, Jerusalem in the Qur’an, Yahudi meyakini restorasi Israel —setelah dua ribu tahun Kerajaan Israel dihancurkan— merupakan satu dari tujuh tanda kehadiran Mahsiah, atau Moshiah, atau Mashiach, atau Moshiach.

Baca Juga


Itu adalah bahasa Ibrani dari al-Masih atau Messiah. Tapi, al-Masih yang mereka tunggu bukanlah kedatangan Nabi Isa al-Masih, sebagaimana keyakinan Islam dan Kristen. Mereka menunggu Messiah yang lain.

Meski sedang berlangsung, restorasi Israel tersebut belumlah sempurna. Yang dimaksud restorasi Israel bukanlah sekadar pendirian negara Israel, tapi juga negara dengan luas seperti pada era Nabi Daud, yang merupakan era keemasan Bani Israil. Bahkan, gerakan Zionis saat ini menambahkannya dengan gagasan Israel Raya (Eretz Yisrael), yang membentang dari Delta Nil (yang kini masih dikuasai Mesir) hingga ke Sungai Eufrat (yang kini masih dikuasai oleh Irak), seperti yang tertulis di Kitab Genesis, bahkan lebih luas lagi.

Tanda kedua, dari kehadiran Messiah versi Yahudi, ini, adalah kembalinya orang-orang Ya hudi yang semula terpencar (diaspora) ke Tanah Suci (Yerusalem). Tanda kedua ini telah lama ber langsung, dan masih berlangsung sampai saat ini. Terus mengalirnya orang-orang Yahudi dari berbagai penjuru dunia ke Israel, membu tuh kan tem pat tinggal. Dan, persoalan inilah yang sampai saat ini terus menerus memicu persoalan, karena Israel te rus mem bangun pemukiman baru, dan mengusir orang Arab.

Infografis Alquran Bantah Orang Yahudi akan Jadi Penghuni Surga - (Republika.co.id)

Tanda ketiga, adalah pembebasan Tanah Suci (Yeru salem) dari tangan goyim (sebutan untuk semua orang non-Yahudi). Tanda ketiga ini pun sudah terjadi, tapi juga belum sepenuhnya sempurna.

Pada 1948, saat Israel diproklamasikan, mereka telah me nguasai Yerusalem Barat. Setahun kemudian, Israel menobatkan Yerusalem sebagai ibu kota. Bahkan, saat itu, parlemen Israel (Knesset) yang semula di Tel Aviv, telah diboyong ke sana. Namun, saat itu, Yerusalem Timur —yang meru pakan lokasi Kota Tua Yerusalem, dan merupakan tempat berdirinya situs penting tiga agama, termasuk Masjid al-Aqsa— masih dikuasai bangsa Arab (Yordania). Yerusalem Timur dicaplok Israel, setelah Perang Enam Hari pada 1967.

Meski Israel secara sempurna telah menguasai Yerusalem, dan mengklaim Yerusalem sebagai ibu kota abadi Israel, namun sampai saat ini prosesnya masih tarik-ulur. Pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel itu kerap muncul dalam kampanye presiden Amerika Serikat, terutama Donald Trump.

 

Pembangunan Kuil Sulaiman.. 

 

Tanda keempat, adalah kembali dibangunnya Kuil Sulaiman (Haykal Sulaiman atau Masjid Sulaiman). Tanda ini pun belum terpenuhi. Kendati Kota Tua Yerusalem telah berada di bawah pendudukan Israel, namun Masjid al-Aqsa dan Masjid Kubah Batu (the Dome of Rock) masih berdiri.

Kompleks Haram al-Sharif ini, berdiri di atas reruntuhan Haikal Sulaiman yang dihancurkan Romawi. Kompleks ini, sampai saat ini masih dikelola Yayasan Wakaf di bawah pemerintahan Palestina dan Yordania.

Meski demikian, skenario penghancuran Masjid al-Aqsa itu, hanyalah menunggu waktu. Di atas kompleks itulah di rencanakan akan dibangun Kuil Sulaiman. Ini me rupakan kuil ketiga. Kuil pertama dibangun Nabi Sulaiman, sebelum akhirnya dihancurkan Nebukadnezar. Kuil kedua dibangun Cyrus Agung, dan kemudian dihancur kan Romawi. Sedangkan kuil ketiga, menurut keyakinan Yahudi, akan dibangun di masa mendatang, yang menjadi pertanda era messiah (the messianic age).

Tanda kelima, Israel suatu saat akan menjadi negara superpower, seperti halnya Kerajaan Nabi Daud dan Nabi Sulaiman. Ini pun hanya perkara waktu. Israel an ta ra lain sudah memiliki sen jata nuklir, yang meru pakan sa lah satu prasyarat negara superpower. Saat ini, yang menguasai percaturan po litik dan perekonomian du nia pun orang-orang Yahudi.

Tanda keenam, super power Israel itu akan dipimpin oleh Messiah. Dia akan memerintah dari atas tahta Nabi Daud atau dari Yerusalem.Tanda ketujuh, kekuasaan itu akan abadi, hingga kiamat tiba.

Messiah yang dinantikan Israel.. 

 

Tanda keempat, adalah kembali dibangunnya Kuil Sulaiman (Haykal Sulaiman atau Masjid Sulaiman). Tanda ini pun belum terpenuhi. Kendati Kota Tua Yerusalem telah berada di bawah pendudukan Israel, namun Masjid al-Aqsa dan Masjid Kubah Batu (the Dome of Rock) masih berdiri. Kompleks Haram al-Sharif ini, berdiri di atas reruntuhan Haikal Sulaiman yang dihancurkan Romawi. Kompleks ini, sampai saat ini masih dikelola Yayasan Wakaf di bawah pemerintahan Palestina dan Yordania.

Tapi, skenario penghancuran Masjid al-Aqsa itu, hanyalah menunggu waktu. Di atas kompleks itulah di rencanakan akan dibangun Kuil Sulaiman. Ini me rupakan kuil ketiga. Kuil pertama dibangun Nabi Sulaiman, sebelum akhirnya dihancurkan Nebukadnezar. Kuil kedua dibangun Cyrus Agung, dan kemudian dihancur kan Romawi. Sedangkan kuil ketiga, menurut keyakinan Yahudi, akan dibangun di masa mendatang, yang menjadi pertanda era messiah (the messianic age).

Tanda kelima, Israel suatu saat akan menjadi negara superpower, seperti halnya Kerajaan Nabi Daud dan Nabi Sulaiman. Ini pun hanya perkara waktu. Israel an ta ra lain sudah memiliki sen jata nuklir, yang meru pakan sa lah satu prasyarat negara superpower. Saat ini, yang menguasai percaturan po litik dan perekonomian du nia pun orang-orang Yahudi.

Tanda keenam, super power Israel itu akan dipimpin oleh Messiah. Dia akan memerintah dari atas tahta Nabi Daud atau dari Yerusalem.Tanda ketujuh, kekuasaan itu akan abadi, hingga kiamat tiba.



sumber : Pusat Data Republika
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler