Paraguay Kalahkan Israel, Ternyata 15 Tahun Terakhir Paraguay Lakukan Ini untuk Palestina
Bendera Palestina berkibar saat Paraguay kalahkan Israel.
REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Tim nas Sepakbola Paraguay, Sabtu (27/7/2024), menghancurkan timnas Israel dengan skor 4-2 dalam lanjutan pertandingan sepakbola putra grup D dalam ajang Olimpiade Paris 2024 di Stadion Parc de Princes di Paris, Prancis, Sabtu (27/7/2024) waktu setempat.
Paraguay menempati peringkat kedua klasemen sementara Grup D dengan tiga poin dari dua pertandingan, sementara Israel berada di posisi juru kunci dengan satu poin.
Irishtimes melaporkan, saat memasuki stadion Parc de Princes di Paris pada Sabtu malam, tidak banyak penggemar yang membentangkan bendera Israel. Begitu masuk ke dalam stadion, para pendukung Israel tidak malu-malu untuk menyuarakan dukungan mereka.
Beberapa penonton membawa bendera Palestina ke dalam pertandingan, yang membuat marah beberapa pendukung Israel yang berada di kerumunan. Saat berjalan ke stadion, seorang pendukung Israel yang membawa bendera negaranya mengatakan bahwa ia dapat melihat agresi di beberapa mata di jalanan Paris saat melewatinya.
Ada ketegangan seputar kehadiran Israel di Olimpiade kali ini mengingat perang yang dilancarkan negara tersebut di Gaza. Hal tersebut meningkatkan kekhawatiran keamanan di antara pihak berwenang Prancis.
Terlepas dari peristiwa di olimpiade Paris 2024 itu, ternyata Paraguay telah menunjukkan sikapnya terhadap Palestina sejak beberapa tahun lalu. Pada 2011, Paraguay bergabung dengan sejumlah negara Amerika Latin lainnya dalam mengakui keberadaan Palestina sebagai sebuah negara yang merdeka sesuai batas yang dibuat 4 Juni 1967.
Kementerian Luar Negeri Paraguay dalam pengumumannya yang disampaikan 27 Januari 2011 itu menyebutkan pengakuan 'kebebasan dan kemerdekaan' negara sesuai batas tersebut. Pihaknya juga mendesak Palestina dan Israel kembali melanjutkan perundingan damai yang terhenti guna menciptakan perdamaian abadi di Timur Tengah. Sebelumnya Bolivia, Brasil, Argentina, Uruguay, Ecuador, Chile, Guyana dan peru telah terlebih dahulu mengakui negara Palestina sesuai batas 1967 di tahun 2011.
Sementara pada 2018, Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan Liga Arab memuji keputusan Paraguay memindahkan kedutaan besarnya untuk Israel dari Yerusalem ke Tel Aviv. Keputusan Paraguay dinilai telah menghormati hukum internasional dan status Yerusalem.
Sekretaris Jenderal OKI Yousef al-Othaimeen mengapresiasi keputusan Paraguay. Ia menegaskan tentang ilegalitas segala tindakan yang dapat merugikan status hukum Yerusalem. Al-Othaimeen meminta dunia internasional mengadopsi kebijakan yang mendukung prospek perdamaian Timur Tengah berdasarkan solusi dua negara.
Sementara Liga Arab menilai, keputusan Paraguay memindahkan kedutaan besarnya dari Yerusalem ke Tel Aviv mencerminkan kehendak komunitas internasional.
"Keputusan itu harus menjadi model bagi semua negara dalam menghadapi rencana Israel dan tekanan Amerika Serikat (AS),” ujar Wakil Sekretaris Jenderal Liga Arab untuk Urusan Palestina Saeed Abu Ali, dikutip laman Anadolu Agency.
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengucapkan terima kasih kepada Paraguay karena memutuskan memindahkan kedutaan besarnya untuk Israel kembali ke Tel Aviv. Menurutnya, langkah itu membuktikan komitmen Paraguay terhadap hukum internasional.
"Keputusan Paraguay akan berkontribusi pada upaya-upaya yang bertujuan untuk membawa perdamaian yang adil dan permanen terhadap konflik Israel-Palestina,” ujar Cavusoglu.
Palestina sendiri sangat menyambut keputusan Paraguay. Salim Zanoun dari Dewan Nasional Palestina menyebut keputusan Paraguay memindahkan kedutaan besarnya dari Yerusalem sebagai keputusan berani dan didasarkan pada penghormatan terhadap hukum internasional. Ia menggambarkan langkah yang diambil Paraguay sebagai kemenangan atas perjuangan rakyat Palestina.
Pada Rabu (5/9/2018), Menteri Luar Negeri Paraguay Luis Alberto Castiglioni mengumumkan keputusan pemindahan kedutaan besar negaranya di Israel dari Yerusalem kembali ke Tel Aviv. Israel segera mengecam keputusan Paraguay. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahkan telah memerintahkan penutupan kedutaan besar Israel di Paraguay.
Kedutaan Besar Paraguay untuk Israel sebelumnya memang berada di Tel Aviv. Namun pada 21 Mei, Paraguay memutuskan memindahkannya ke Yerusalem setelah AS dan Guatemala melakukan hal serupa. Langkah Paraguay kala itu memantaik protes dan kemarahan dari dunia Arab dan Muslim.