Bendera Setengah Tiang untuk Hormati As-Syahid Ismail Haniyeh
Mahmoud Abbas perintahkan pengibaran bendera setengah tiang.
REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH — Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengutuk pembunuhan terhadap Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh. Pemimpin Hamas itu meninggal setelah tempat tinggal di Teheran, Iran, dihantam serangan udara Israel.
"Presiden Palestina Mahmoud Abbas telah mengutuk keras pembunuhan terhadap biro politik dan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh serta menganggapnya sebagai tindakan pengecut dan perkembangan berbahaya," demikian bunyi pernyataan yang dipublikasikan akun X resmi Misi Palestina untuk PBB, Rabu (31/7/2024) malam.
Abbas menyerukan rakyat Palestina untuk tetap bersatu dan tabah dalam menghadapi pendudukan Israel. "Presiden mengumumkan hari berkabung dan memerintahkan pengibaran bendera setengah tiang sebagai tanda berkabung atas pembunuhan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh," kata akun resmi Misi Palestina untuk PBB.
Pasukan Garda Revolusi Iran, pada Rabu, mengumumkan dan mengonfirmasi terbunuhnya Haniyeh akibat serangan udara Israel. Haniyeh dibunuh saat pertempuran di antara Hamas dan Israel masih berlangsung di Jalur Gaza. Agresi Israel ke Gaza, yang dimulai sejak 7 Oktober 2023, telah menelan lebih dari 39 ribu jiwa.
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengutuk pembunuhan terhadap Haniyeh. Dia mengatakan Iran wajib "membayar" kematian pemimpin Hamas tersebut. "Rezim kriminal dan teroris Zionis memartirkan tamu terhormat kita di rumah kita dan membuat kita berduka, tapi juga memberikan dasar untuk hukuman berat untuk mereka," kata Khamenei dalam sebuah pernyataan yang dirilis beberapa jam setelah kabar kematian Haniyeh tersiar.
Sejumlah negara, termasuk di antaraya Indonesia, Turki, dan Mesir sudah menyatakan kecaman atas pembunuhan terhadap Haniyeh. Kematian Haniyeh diprediksi akan kian memanaskan situasi di kawasan. Selain di Gaza, Israel diketahui turut terlibat konfrontasi dengan kelompok Hizbullah di Lebanon dan kelompok Houthi di Yaman.