Turki: Membunuh Ismail Haniyeh Sama Dengan Menghancurkan Upaya Perdamaian
Ismail Haniyeh dibunuh di Iran.
REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Menteri luar negeri Turki pada Rabu mengatakan bahwa dengan menghabisi kepala politik Hamas Ismail Haniyeh, Israel juga telah membunuh perdamaian.
"Saya menyampaikan belasungkawa kepada keluarganya, kepada bangsa Palestina, dan kepada dunia Islam. Dan mereka tidak boleh lupa bahwa dengan membunuhnya, mereka juga membunuh perdamaian," kata Hakan Fidan dalam wawancara langsung dengan stasiun penyiaran swasta Kanal 7.
Fidan mengatakan bahwa perdana menteri Israel telah "menyandera Amerika."
"Netanyahu sangat menyadari hal ini. Dia telah menyandera Amerika. Jika dia terlibat perang di Lebanon, AS tidak mempunyai pilihan lain selain berperang untuk mendukungnya," tambah menlu Turki tersebut.
Kepala biro politik Hamas Ismail Haniyeh dibunuh di ibu kota Iran, Teheran, pada Rabu dini hari waktu setempat. Hamas dan Iran menyalahkan Israel atas pembunuhan itu, tetapi Tel Aviv belum mengonfirmasi atau membantah keterlibatannya.
Haniyeh, yang berada di Teheran untuk menghadiri pelantikan Presiden Iran Masoud Pezeshkian, dibunuh dalam serangan udara di sebuah wisma tamu.
Fidan juga berbicara melalui telepon dengan menteri luar negeri sementara Ali Bagheri pada Rabu.
Keduanya mendiskusikan perkembangan seusai pembunuhan terhadap Haniyeh dan situasi di kawasan, menurut pernyataan juru bicara Kementerian Luar Negeri Oncu Keceli di X.
Terlepas dari guncangan yang ditimbulkannya ke penjuru dunia, kematian kepala biro politik Hamas, Ismail Haniyeh masih penuh misteri. Israel tak langsung mengakui bahwa mereka melakukan serangan.
Media Iran melaporkan bahwa pemimpin Hamas terbunuh oleh “proyektil berpemandu udara” yang menghantam kediaman tempat dia tinggal di utara ibu kota, Teheran. Menurut laporan, serangan itu terjadi sekitar pukul 02.00 dini hari pada Rabu (31/7/2024) waktu setempat di kediaman khusus veteran militer di utara kota.