Kecam Pembunuhan Ismail Haniyeh, Arab Saudi: Situasi Kawasan Kritis dan Berbahaya

Menlu Arab Saudi meminta semua pihak menahan diri

AP Photo/Vahid Salemi
Warga Iran mengikuti truk yang membawa peti mati pemimpin Hamas Ismail Haniyeh saat upacara pelepasan di Teheran, Iran, Kamis, 1 Agustus 2024.
Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN— Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Faisal bin Farhan, pada Kamis (1/8/2024) mengutuk pembunuhan Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh.

Faisal mengingatkan, situasi di kawasan semakin kritis dan berbahaya. Hal itu dia sampaikan melalui percakapan telepon dengan Menlu Iran, Ali Bagheri.

Faisal mengatakan pentingnya menekan tensi di kawasan dan melanjutkan musyawarah antara Iran dan Arab Saudi.

Sementara itu, Bagheri menegaskan pembunuhan Sang Syahid, Haniyeh, adalah perusakan terhadap keamanan Iran dan keamanan dua iklim sembari menambahkan, negaranya memiliki hak legal untuk membalas Israel dengan tegas dan pasti agar membuatnya menyesal selamanya. Dia mendorong pertemuan darurat Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).

Sebelumya, dunia Islam mengecam keras pembunuhan Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh. Pemimpin Hamas itu meninggal akibat serangan udara Israel yang menghantam kediamannya di Teheran, Iran, Rabu (31/7/2024).

Pemerintah Indonesia mengecam pembunuhan tersebut. "Indonesia kecam pembunuhan terhadap Ismail Haniyeh, Kepala Biro Politik Hamas di Tehran, Iran pada 31 Juli 2024. Tindakan tersebut merupakan tindakan provokatif yang dapat tingkatkan eskalasi konflik di kawasan dan merusak proses negosiasi yang terus diupayakan," kata Kementerian Luar Negeri RI lewat akun X resminya pada Rabu (31/7/2024) malam.

Sebelumnya pada Rabu pagi, gerakan Palestina Hamas mengonfirmasi kematian Haniyeh akibat serangan Israel terhadap kediamannya di ibu kota Iran.

Menurut gerakan tersebut, Haniyeh tewas dalam "serangan" Israel di kediamannya di Teheran setelah ia menghadiri upacara pelantikan presiden baru Iran.

“Gerakan Perlawanan Islam Hamas mengucapkan belasungkawa atas wafatnya seorang anak dari Bangsa Palestina yang besar Ismail Haniyeh," demikian pernyataan Hamas melalui media sosial Telegramnya, Rabu.

"Pemimpin gerakan meninggal dunia akibat serangan Zionis laknat pada tempat tinggalnya di Teheran setelah mengikuti upacara pelantikan Presiden Iran yang baru," ucap Hamas.

Berikut ini kecaman-kecaman keras yang dilontarkan negara-negara Islam terhadap aksi pembunuhan Ismail Haniyeh.

Iran

Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengatakan bahwa Teheran akan membuat Israel membayar atas "pembunuhan pengecut" terhadap Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh.

"Republik Islam Iran akan mempertahankan integritas teritorial, martabat, dan kehormatannya dengan membuat para teroris penjajah menyesali tindakan pengecut mereka," kata Presiden Iran, Pezeshkian, sebagaimana dikutip kantor berita Tasnim, Rabu.

Baca juga: Lantas Benarkah Kakek Habib Luthfi Bin Yahya Pekalongan Termasuk Pendiri NU?

Baca Juga



Pasukan militer Garda Revolusi Iran yang kuat mengkonfirmasi kematian Haniyeh dan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa “Iran dan front perlawanan akan menanggapi kejahatan ini,” menggunakan istilah yang digunakan Teheran untuk menyebut kelompok-kelompok militan yang bersekutu di seluruh Timur Tengah.

Palestina

Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengutuk pembunuhan kepala biro politik kelompok Hamas, Ismail Haniyeh, dan menyebutnya sebagai "tindakan pengecut".

Dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh kantor berita WAFA, Rabu, Presiden Abbas menyerukan kepada rakyat Palestina "untuk bersatu, bersabar, dan tabah dalam menghadapi pendudukan Israel."

Sekretaris Jenderal...

Sekretaris Jenderal Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Hussein al-Sheikh juga mengutuk pembunuhan Haniyeh.

Dia mengatakan pembunuhan tersebut mendorong rakyat Palestina untuk lebih tabah dalam menghadapi pendudukan Israel, dan perlunya persatuan di antara faksi-faksi Palestina.

Kepala Partai Inisiatif Nasional Palestina Mustafa Barghouti berduka atas kematian Haniyeh dan mengecam Israel karena melakukan "kejahatan keji" tersebut.

"Rakyat Palestina hari ini kehilangan seorang pemimpin patriot pemberani, yang dikenal karena integritas dan keterusterangannya, dan karena kepeduliannya yang jujur terhadap persatuan nasional," kata Barghouti dalam sebuah pernyataan. Gerakan Fatah, yang dipimpin oleh Presiden Abbas, juga mengecam pembunuhan Haniyeh.

Malaysia

Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim mengecam keras pembunuhan terhadap Kepala Biro Politik Gerakan Perlawanan Hamas, Ismail Haniyeh.

Anwar melalui akun media sosialnya, Rabu, mengatakan kejadian itu merupakan pembunuhan yang sangat tragis dan kejam, dan jelas dirancang untuk menggagalkan perundingan yang sedang berlangsung untuk mengakhiri kekejaman rezim Zionis Israel di Gaza yang telah merenggut lebih dari 40 ribu korban jiwa.

Dia mengatakan pembunuhan besar-besaran itu hanya dapat terjadi dalam lingkungan yang penuh dengan impunitas.

Hanya mereka yang tidak memiliki sifat kemanusiaan sana yang tidak menyadari keperluan untuk meningkatkan tekanan terhadap rezim biadab Zionis Israel untuk menghentikan pembantaian, kata Anwar menegaskan.

 

Dia mengatakan rakyat Palestina telah dihadapkan dengan malapetaka dan penderitaan selama puluhan tahun dan dirinya sangat bimbang tentang nasib mereka setelah pembunuhan Ismail Haniyeh.

“Mereka yang telah mengkritik saya saat bertemu saudara Ismail sebelum ini telah gagal menghargai keinginan mendalam almarhum untuk Timur Tengah yang aman dan pembentukan sebuah negara Palestina yang tegak bermartabat dan bebas,” kata Anwar.

Dia menyatakan sangat berduka atas kehilangan seorang sahabat yang akrab dan tokoh pejuang sejati rakyat Palestina.

Turki

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengutuk pembunuhan kepala biro politik kelompok Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran pada Rabu.

"Saya mengutuk keras pembunuhan berbahaya yang dilakukan di Teheran terhadap Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh," kata Erdogan di media sosial X.

Menurut dia, pembunuhan Haniyeh adalah tindakan keji untuk melemahkan perjuangan bangsa Palestina dan perlawanan mulia mereka di Jalur Gaza.

Erdogan menekankan bahwa pembunuhan ini mencerminkan serangan sebelumnya terhadap tokoh-tokoh Palestina seperti Sheikh Ahmed Yassin dan Abdul Aziz al-Rantisi. "Kebiadaban Zionis sekali lagi akan gagal mencapai tujuannya," kata dia, menegaskan.

Dia menyerukan sikap bersatu dari dunia Islam untuk mengakhiri penindasan di Gaza dan menegaskan kembali komitmen Turki untuk mendukung pembentukan negara Palestina yang berdaulat, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
Erdogan mengakhiri pernyataannya dengan memanjatkan doa untuk Haniyeh, menyampaikan belasungkawa kepada keluarganya dan rakyat Palestina.

Qatar

Qatar juga mengutuk pembunuhan Haniyeh sebagai tindakan yang dikhawatirkan akan meningkatkan kekacauan di Timur Tengah dan justru "meredupkan" prospek perdamaian.

Kementerian Luar Negeri Qatar menyebut pembunuhan Haniyeh sebagai eskalasi yang berbahaya dan pelanggaran nyata terhadap hukum internasional dan kemanusiaan.

Mesir

Mesir mengatakan bahwa eskalasi Israel mengindikasikan kurangnya kemauan politik dari Israel untuk melakukan de-eskalasi, setelah pembunuhan Haniyeh.

Sebuah pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Mesir mengatakan bahwa eskalasi ini, bersama dengan tidak adanya kemajuan dalam pembicaraan gencatan senjata di Gaza, telah memperumit situasi.

Irak

Kementerian Luar Negeri Irak dalam sebuah pernyataan menggambarkan pembunuhan tersebut sebagai “pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional dan ancaman terhadap keamanan dan stabilitas di wilayah tersebut.”

Faksi bersenjata Irak Kataib Hizbullah, bagian dari aliansi kelompok-kelompok bersenjata pro-Iran, mengatakan bahwa pembunuhan Haniyeh oleh Israel di Teheran “melanggar semua aturan keterlibatan,” dalam sebuah pernyataan di akun Telegram resminya pada hari Rabu.

Yaman

Kelompok militan Houthi Yaman yang didukung Iran menyebut pembunuhan Haniyeh sebagai “kejahatan teroris yang keji”.

“Menargetkan dia adalah kejahatan teroris yang keji dan pelanggaran mencolok terhadap hukum dan nilai-nilai ideal,” kata Mohammed Ali al-Houthi, anggota biro politik Houthi, yang diposting di X.

Pemberontak...

Pemberontak Yaman telah meluncurkan pesawat tak berawak dan rudal ke arah kapal-kapal yang berlayar di Laut Merah sejak bulan November, dan mengatakan bahwa mereka bertindak sebagai bentuk solidaritas terhadap warga Palestina dalam perang Gaza.

Lebanon

Kelompok bersenjata Hizbullah Lebanon mengeluarkan ucapan belasungkawa pada hari Rabu namun tidak secara khusus menuduh Israel. Dikatakan bahwa pembunuhan Haniyeh akan membuat kelompok-kelompok yang bersekutu dengan Iran, seperti Hizbullah dan Hamas, semakin bertekad untuk menghadapi Israel.

Pakistan

Pakistan pada hari Rabu mengutuk pembunuhan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran, dan menyatakan keterkejutannya atas “tindakan sembrono” yang terjadi bertepatan dengan upacara pengambilan sumpah presiden Iran yang baru.

“Pakistan mengutuk pembunuhan Ismail Haniyeh, Kepala Biro Politik Hamas di Teheran hari ini,” kata kantor luar negeri dalam sebuah pernyataan, dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarganya dan rakyat Palestina.

“Kami sangat terkejut dengan waktu terjadinya tindakan nekat ini, bertepatan dengan pelantikan Presiden Iran, sebuah acara yang dihadiri oleh beberapa pejabat asing, termasuk Wakil Perdana Menteri Pakistan.”

Kementerian Luar Negeri menyatakan “keprihatinan serius” atas apa yang disebutnya sebagai “meningkatnya petualangan Israel di wilayah tersebut.”
“Tindakan terbaru Israel merupakan eskalasi berbahaya di wilayah yang sudah bergejolak dan merusak upaya-upaya perdamaian,” kata pernyataan itu.

Ragam Faksi Militer di Palestina - (Republika)

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler