Angela Carini, Ke Paris untuk Hormati Ayah, Mundur 46 Detik Usai Dihajar Petinju 'Pria'
Petinju Aljazair Imane Khelif dinilai tak layak berlaga di kategori wanita Olimpiade.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Angela Carini datang ke Paris untuk memberikan penghormatan kepada ayahnya di atas ring. Takdir berkata lain, ia hanya bertahan selama 46 detik sebelum memutuskan mundur.
Pertarungan Carini di kelas 66 kg wanita menyita perhatian dunia karena cerita yang mengiringinya. Lawan Carini, Imane Khelif dari Aljazair, dituding bukan perempuan sejati dan tak layak bertarung di kelas tersebut.
Masalah kriteria kelayakan gender muncul pada Kejuaraan Dunia 2023 ketika Khelif dan Lin Yu-Ting dari Taiwan sama-sama memenangkan medali di kompetisi wanita. Ofisial turnamen dari International Boxing Association (IBA) kemudian mengumumkan bahwa petinju-petinju tersebut gagal dalam tes kelayakan gender. Dalam tubuh mereka terdeteksi kromosom pria XY. Medali mereka pun dicopot.
Daily Mail mendeskripsikan Khelif seorang wanita biologis dengan perbedaan kondisi perkembangan jenis kelamin. Ia diberi lampu hijau untuk bertanding di Paris.
Keputusan tersebut memicu kontroversi setelah Khelif memukul Carini dengan pukulan yang disebut petinju Italia itu sebagai pukulan terkeras yang ia terima sepanjang kariernya di atas ring dan memaksanya untuk mengundurkan diri.
Bagi Carini, kekalahan itu bukan hanya gagal menjaga peluang meraih medali. Kekalahan di babak 16 besar juga menggagalkan janji Carini kepada mendiang ayahnya sebelum pertandingan.
Setelah lolos ke Olimpiade Paris, Carini mengungkapkan bahwa mengamankan tempat di Olimpiade berarti lebih dari sekadar mewakili negaranya dan berkompetisi di panggung dunia.
Ayah Carini, Giuseppe, meninggal pada tahun 2021, beberapa hari setelah ia pulang dari Olimpiade Tokyo. Karena itu, ia bertekad untuk menghormatinya di Paris dan menyalurkan semua kebijaksanaan yang telah ia berikan kepadanya sebelum meninggal.
"Aku ingin menunjukkan sesuatu kepadamu," katanya kepada wartawan, sambil mengeluarkan ponselnya dari sakunya setelah lolos ke pertandingan. "Ini ayahku. Ia berkata kepadaku,'Angelina, juara tinju mirip seperti bersepeda. Mereka melihat kilometer terakhir dan tahukah kamu apa yang mereka lakukan? Mereka mengayuh lebih keras. Jadi, teruslah maju, karena aku akan selalu bersamamu'."
Beberapa hari sebelum upacara pembukaan, Carini mengunggah tayangan slide foto-foto bersama ayahnya di Instagram, dengan tulisan: 'dan sebuah janji kepada ayahku.'
"Saya seorang...
"Saya seorang petarung. Ayah saya mengajari saya untuk menjadi seorang pejuang. Ketika saya berada di atas ring, saya menggunakan pola pikir itu, pola pikir seorang pejuang, pola pikir untuk menang," kata Carini kepada wartawan setelah meninggalkan pertarungan.
"Kali ini saya tidak bisa melakukannya. Saya tidak kalah malam ini, saya hanya menyerah dengan kedewasaan. Saya tidak pernah menerima pukulan seperti itu, tidak mungkin untuk melanjutkannya. Saya bukan siapa-siapa untuk mengatakan itu ilegal," ujarnya.
Reaksi mencerca IOC yang mengizinkan Khelif berdatangan dari para pejuang hak wanita, tokoh wanita, dan mantan atlet wanita. JK Rowling, mantan petenis Chris Evert, dan Jake Paul di antara yang menyuarakan kritikan kepada IOC.
Meskipun ada reaksi keras itu, Khelif tetap bersiap menjalani laga perempat final melawan Anna Luca Hamori dari Hungaria. Sementara gender Khelif telah dipertanyakan, Hamori mengklaim dia tidak takut menghadapi pertandingan Sabtun(3/8/2024) nanti.
"Saya tidak takut," kata Hamori kepada wartawan. "Saya tidak peduli dengan berita di media dan media sosial. Jika dia laki-laki, itu akan menjadi kemenangan yang lebih besar bagi saya jika saya menang."