Militer Iran Umumkan Hasil Penyelidikan Kematian Haniyeh, tak Seperti Narasi Media Barat

Media Barat menyebut Haniyeh gugur akibat ledakan bom yang diselundupkan dua bulan

Dok Istimewa
Pertemuan terakhir Ismail Haniyeh dan Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei. Militer Iran mengumumkan hasil penyelidikan penyebab kematian Haniyeh.
Red: Mas Alamil Huda

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN - Militer Iran, Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) mengumumkan hasil penyelidikan penyebab kematian pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh. Hasilnya sekaligus membantah klaim narasi media Barat yang menyebut Haniyeh gugur akibat ledakan bom yang diselundupkan dua bulan sebelumnya ke dalam gedung tempat dia menginap.

Baca Juga


Pembunuhan kepala biro politik Hamas, Ismail Haniyeh, berdasarkan hasil penyelidikan militer Iran, dirancang dan dilaksanakan oleh Israel dengan dukungan Amerika Serikat (AS). "Menggunakan proyektil jarak pendek," kata Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, dikutip pada Ahad (4/8/2024).

Dalam sebuah pernyataan, IRGC menyebut pembunuhan itu sebagai "kejahatan teroris" dan mereka bersumpah akan memberikan "hukuman berat."

IRGC mengatakan, penyelidikan menemukan bahwa "operasi teroris" tersebut meliputi penembakan proyektil jarak dekat dengan hulu ledak seberat sekitar tujuh kilogram, disertai dengan ledakan dahsyat, dari luar tempat Haniyeh menginap.

Pernyataan itu menambahkan bahwa darah Haniyeh "akan dibalaskan" dan Israel akan menerima "respons tegas pada waktu, tempat dan cara yang tepat."

Haniyeh dibunuh pada Rabu dini hari di kediamannya di ibu kota Teheran dalam sebuah serangan misterius yang para pejabat Iran tudingkan terhadap Israel. Pengawal pribadi Haniyeh juga tewas dalam serangan itu. Haniyeh saat itu berada di Teheran untuk menghadiri pelantikan presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian.

Pemakaman Haniyeh dipimpin oleh Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei pada Kamis pagi, diikuti dengan prosesi besar-besaran. Dia dimakamkan pada Jumat di Doha, Qatar.

Ketegangan meningkat di tengah spekulasi bahwa Iran menyiapkan respons militer terhadap pembunuhan Haniyeh yang cakupannya lebih besar daripada operasi yang menyusul serangan di Konsulat Iran di ibu kota Suriah, Damaskus, pada April.

Dalam tanggapannya terhadap insiden pada Rabu, Khamenei mengatakan bahwa Iran menganggap sebagai kewajibannya untuk "membalas kematian tamunya yang terhormat," dan menjanjikan "hukuman berat."

Pezeshkian juga mengutuk pembunuhan itu, dan berjanji untuk "mempertahankan integritas teritorial, kehormatan, dan martabat negaranya."

Angka Korban Perang Hamas-Israel - (Republika)

Iran akan membalaskan dendam.. baca di halaman selanjutnya.

 

Menteri Intelijen Iran, Esmaeil Khatib mengatakan, Israel mendapat lampu hijau dari AS untuk membunuh Ismail Haniyeh. Menurut kantor berita Iran IRNA, pernyataan tersebut disampaikan Menteri Esmaeil Khatib kepada keluarga Haniyeh, Hamas, dan rakyat Palestina terkait pembunuhan yang terjadi pada Rabu (31/7/2024) lalu.

"Persetujuan AS, sekali lagi menunjukkan kebrutalan entitas Zionis," demikian pernyataan Khatib mengacu pada Israel, dikutip Ahad (4/8/2024).

Setelah pembunuhan Haniyeh, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa negaranya menganggap sebagai kewajiban untuk membalas darah tamu terhormatnya dan menyalahkan Israel atas tindakan tersebut. “Kami menganggap balas dendamnya sebagai tugas kami," kata pemimpin tertinggi tersebut.

Ungkapan senada juga disampaikan Utusan Iran untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Amir Saeed Iravani pada Rabu. Iravani juga menyampaikan bahwa negaranya akan membalas pembunuhan Haniyeh ketika dianggap perlu dan tepat.

"Republik Islam Iran memiliki hak yang melekat untuk membela diri sesuai dengan hukum internasional untuk menanggapi tindakan teroris dan kriminal ini secara tegas ketika dianggap perlu dan tepat," kata Iravani kepada Dewan Keamanan PBB.

Iravani menyebut kematian Haniyeh hasil dari tindakan terorisme agresif oleh rezim pendudukan Zionis Israel. Dia menggambarkan serangan itu sebagai kelanjutan dari kegiatan teroris dan sabotase yang dilancarkan Israel di kawasan.

Haniyeh dibunuh pada hari Rabu di ibu kota Iran, Teheran. Hamas dan Iran menyalahkan Israel atas pembunuhan tersebut. Sedangkan Tel Aviv tidak membenarkan atau membantah tanggung jawabnya.

Meskipun Israel tetap bungkam tentang kematian Haniyeh, Kepala Otortias Israel Benjamin Netanyahu telah mengisyaratkan keterlibatan Tel Aviv dalam pembunuhannya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler