BMKG Tekankan Pentingnya Pengamatan Laut untuk Prediksi Cuaca dan Iklim
BMKG menyoroti peran vital buoy dalam mendeteksi peristiwa ekstrem.
REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menekankan pentingnya sistem pengamatan laut yang kuat di tengah tantangan global seperti naiknya permukaan air laut, pengasaman laut, dan peristiwa cuaca ekstrem. Dwikorita pun menyoroti peran vital buoy dalam mendeteksi dan memprediksi peristiwa ekstrem serta mitigasi bencana alam di Indonesia.
"Data pengamatan laut yang akurat dan real-time sangat penting untuk memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta meningkatkan prakiraan cuaca dan prediksi iklim," katanya saat membuka Workshop Data Buoy Cooperation Panel (DBCP) mengenai Pengamatan Laut untuk Prakiraan Cuaca dan Prediksi Iklim 2024, Selasa (6/8/2024).
Workshop ini diselenggarakan selama tiga hari pada 6-8 Agustus 2024 di Citeko, Bogor, Jawa Barat, dan di Jakarta. Dalam sambutannya, Dwikorita mengungkapkan rasa terima kasih kepada berbagai pihak yang telah mendukung acara ini, termasuk pihak Data Buoy Cooperation Panel (DBCP), the Intergovernmental Oceanographic Commission (IOC) of UNESCO dan the World Meteorological Organization (WMO).
Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan BMKG, Nelly Florida Riama juga menyampaikan bahwa kegiatan workshop ini dilakukan untuk meningkatkan pemahaman terutama pemanfaatan data buoy, agar para peserta yang berasal dari negara di samudra Hindia dan Samudra pasifik mengoptimalkan penggunaan data buoy ini.
"Kami melaksanakan kegiatan training workshop ini adalah untuk melakukan peningkatan pemahaman terutama pemanfaatan data buoy, dalam hal ini agar para peserta yang berasal dari negara di samudra Hindia dan juga dari negara di Pasifik bisa menggunakan data buoy ini terutama untuk memberikan informasi cuaca dan kelautan yang lebih akurat," kata Nelly.
Acara ini dihadiri Penasihat Ilmiah Senior Departemen Sistem Pengamatan dan Informasi WMO, Champika Gallage, serta Spesialis Program Global Ocean Observing System (GOOS) dari IOC UNESCO, Emma Heslop, yang turut bergabung secara daring, serta berbagai delegasi internasional dan nasional yang bergabung secara offline.