Pembantaian Fajar Masjid Tabiin Oleh Israel, Tangan Amerika 'Berlumuran Darah' Selamanya
Amerika Serikat turut menyumbang pembantaian di Masjid Tabiin
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-Otoritas Palestina (PA) mengutuk pembantaian yang dilakukan oleh penjajah Israel pada Sabtu (10/9/2024) dini hari di sebuah sekolah yang menampung para pengungsi di lingkungan Daraj di pusat Kota Gaza, dan menyerukan kepada Israel untuk menghentikan agresi yang telah berlangsung lebih dari 10 bulan terhadap Jalur Gaza. Dan saat pembantaian itu, sebagian besar dari mereka tengah melaksanakan sholat di masjid setempat.
"Pembantaian yang dilakukan oleh penjajah Israel terhadap rakyat kami yang tidak bersenjata di sekolah lingkungan Al-Daraj yang menaungi para pengungsi, di mana pemerintah Amerika Serikat memikul tanggung jawab karena dukungan keuangan, militer dan politiknya kepada penjajah," kata Nabil Abu Rudeina, juru bicara kepresidenan Palestina.
"Kejahatan ini terjadi sebagai kelanjutan dari pembantaian harian yang dilakukan oleh penjajah di Jalur Gaza dan juga di Tepi Barat, yang menegaskan upaya negara penjajah untuk memusnahkan rakyat kami melalui kebijakan pembantaian massal dan pembunuhan setiap hari, mengingat sikap diam dunia internasional yang mencurigakan," demikian dikutip dari Kantor Berita dan Informasi Palestina, Wafa.
Dia menambahkan, "Pada saat pemerintah Amerika Serikat mengumumkan pelepasan 3,5 miliar dolar AS untuk mendukung Israel, yang akan digunakan untuk membeli senjata dan peralatan militer Amerika Serikat, mereka segera melakukan kejahatan keji dan pembantaian terhadap para pengungsi kami di sebuah sekolah di Kota Gaza. Pemerintah Amerika Serikat memikul tanggung jawab langsung atas pembantaian ini dan atas kelanjutan agresi di bulan kesepuluh ini."
Detail kebiadaban pengeboman Israel terhadap masjid di kompleks sekolah Al-Tabiin di Kota Gaza terungkap. Sedikitnya 250 orang sedang berada di ruang shalat untuk menunaikan shalat subuh saat tiga bom Israel menghujani bangunan tersebut.
Kantor berita WAFA melansir, dalam serangan pagi hari yang brutal itu, lebih dari 100 warga sipil gugur dan puluhan lainnya terluka menyusul serangan udara Israel di Sekolah Al-Tabiin di lingkungan Daraj di Kota Gaza. Sekolah yang menampung keluarga pengungsi itu dihantam bom dari pesawat tempur Israel.
Sumber lokal melaporkan bahwa serangan udara terjadi pada dini hari, menargetkan sekolah ketika penghuninya sedang berkumpul untuk shalat subuh. Ada sekitar 250 orang di dalam ruang shalat yang dibombardir Israel tersebut.
Sementara itu, Juru bicara pertahanan sipil Gaza memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai dampak berdarah setelah serangan Israel terhadap sekolah al-Tabiin. “Area sekolah dipenuhi jenazah dan bagian-bagian tubuh,” kata juru bicara Mahmoud Basal kepada Aljazirah.
Sangat sulit bagi paramedis untuk mengidentifikasi seluruh jenazah. Ada lengan di sini, ada kaki di sana. Tubuh terkoyak-koyak. “Tim medis tidak berdaya menghadapi kejadian mengerikan ini,” tambahnya.
Ismail al-Thawabta, kepala Kantor Media Pemerintah Gaza, mengatakan bahwa tentara Israel menggunakan tiga bom berbobot masing-masing 907 kilogram dalam serangannya terhadap sekolah al-Tabiin tersebut.
Sementara jumlah...
Sementara jumlah korban diperkirakan akan meningkat karena Rumah Sakit al-Ahli masih berjuang untuk mengatasi cedera parah akibat serangan tersebut.
Al-Thawabta menambahkan, Israel mengetahui kehadiran pengungsi di dalam sekolah. Aljazirah melansir, laporan para saksi mata menunjukkan bahwa banyak syuhada dan terluka adalah warga sipil, termasuk perempuan, anak-anak, dan orang lanjut usia.
“Kami juga meminta IDF bersama dengan pemerintah AS bertanggung jawab penuh atas pembantaian ini. Pemerintahan AS tidak hanya terus menyoroti genosida Israel dan perang pembersihan etnis terhadap rakyat Palestina, namun juga memberikan persenjataan kepada Israel,” ujar Al-Thawabta.
“Lebih dari 100 ribu bom dan rudal diberikan Amerika Serikat kepada Israel sejak awal perang ini. Kami menyerukan kepada masyarakat dunia, yaitu Dewan Keamanan PBB untuk menekan Israel agar mengakhiri pertumpahan darah yang terus menerus terjadi di antara rakyat kami, yaitu perempuan dan anak-anak yang tidak bersalah. “Bahkan masjid, rumah sakit, jurnalis pun tidak luput. IDF terus melakukan pembantaian setiap hari sementara seluruh dunia menyaksikannya dengan diam.”
Selain orang-orang yang syahid di dalam masjid sekolah selama serangan itu, yang lainnya, termasuk perempuan dan anak-anak, juga terbunuh di dalam ruang kelas terdekat, terkena pecahan peluru yang beterbangan dari bom.
Aljazirah melansir, banyak korban yang dibawa ke rumah sakit mengalami pendarahan parah akibat pecahan peluru atau luka bakar parah akibat kebakaran yang terjadi akibat pemboman tersebut.
Staf di rumah sakit hanya mempunyai sedikit sumber daya sehingga mereka terpaksa menggunakan bahan daur ulang untuk merawat korban luka, bahan yang dalam konteks lain akan dibuang begitu saja.
Banyak jenazah yang dibawa masuk sulit dikenali, sehingga kerabat di rumah sakit yang mencari orang yang mereka cintai kesulitan menemukan cara untuk mengidentifikasi mereka, tambahnya.
Jihad Islam Palestina mengutuk pembunuhan massal yang dilakukan Israel di sekolah Kota Gaza “Penargetan musuh kriminal terhadap jamaah di ruang shalat Sekolah al-Tabi'in di lingkungan al-Daraj di Gaza adalah kejahatan perang total,” tulis Jihad Islam Palestina dalam sebuah pernyataan.
“Alasan tentara musuh untuk menghancurkan sekolah sama dengan alasan yang digunakan tentara musuh untuk menghancurkan rumah sakit sebelumnya, dan alasan tersebut terbukti salah,” lanjutnya. “Kegagalan lembaga dan pengadilan internasional untuk menyatakan para pemimpin entitas tersebut sebagai penjahat perang telah berkontribusi pada kegigihan mereka.”
Kelompok Hamas juga mengecam pembantaian itu. “Pembantaian yang dilakukan di Jalur Gaza oleh tangan Neo-Nazi di pusat Kota Gaza merupakan kejahatan yang mengerikan dan mewakili peningkatan besar dalam serangkaian kejahatan dan pembantaian yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah perang”, bunyi pernyataan itu.
Menanggapi klaim Israel bahwa sekolah tersebut digunakan sebagai pusat komando Hamas, kelompok tersebut mengatakan bahwa pembenaran tersebut keliru dan “dalih untuk menargetkan warga sipil, sekolah, rumah sakit, dan tenda pengungsi, yang semuanya merupakan dalih palsu dan mengungkap kebohongan Israel.”