Penasihat Khamenei Kecam Pembantaian di Al Tabi'in, Pastikan Iran Segera Serang Israel

Menurut Shamkahani, persiapan serangan Iran ke Israel telah dibuat.

Kementerian Kesehatan Gaza
Syuhada yang gugur saat sholat Subuh di Masjid Al-Tabieen, Gaza
Rep: Andri Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN --  Penasihat politik senior untuk pemimpin Iran, Laksamana Muda Ali Shamkhani, mengunggah pesan di X pada Sabtu (10/8/2024), mengecam pengeboman sekolah Al Tabi'in di Gaza yang mengakibatkan seratusan warga Palestina meninggal dunia. Ia pun menegaskan, rencana Iran menyerang Israel masih tetap sesuai dengan rencana sebelumnya.

Baca Juga


"Tujuan utama rezim Israel membunuh para jamaah di sekolah Al-Tabin di Gaza dan pembunuhan syuhada Ismail Haniyeh di Iran adalah penghasutan perang dan membuat pembicaraan gencatan senjata menuju kegagalan," ujar Shamkahani dikutip Iran Front Page.

Shamkani mengatakan, bahwa Iran telah melalui proses hukum, diplomatik, dan media untuk menempuh operasi militer pembalasan dan "persiapan untuk menghukum keras rezim (Israel), yang hanya mengerti bahasa kekerasan, telah dibuat."

Pada 31 Juli 2024, Israel membunuh Haniyeh di kediamannya di Teheran seusai mengikuti prosesi pelantikan Presiden Iran Masoud Pezeshkian. Iran pun kemudian bersumpah untuk mengambil tindakan balasan, mengingatkan Israel bahwa serangan balasan kali ini akan lebih keras dari sebelumnya pada 14 April yang saat itu digelar lewat serangan drone dan misil yang hanya menargetkan lokasi strategis militer.

Daftar Panjang Pembunuhan Politik Israel - (Republika)

 

Pelapor khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Palestina, Francesca Albanese menyebut Israel melakukan genosida di Jalur Gaza. Pernyataannya pada Sabtu itu setelah Israel mengebom sekolah hingga menewaskan sedikitnya 100 korban.

"Israel secara terpisah melancarkan genosida terhadap warga Palestina di daerah permukiman, rumah sakit, sekolah, kamp pengungsi, hingga zona aman," tulis Albanese di media sosial X pada Sabtu.

Ia bahkan menggambarkan Gaza sebagai "kamp konsentrasi" terbesar dan paling parah yang terjadi pada abad 21. Albanese mengkritik penggunaan senjata Amerika dan Eropa dalam serangan Israel itu.

Ia mengaku kecewa atas "ketidakpedulian negara-negara beradab" terhadap situasi kemanusiaan di Gaza. "Semoga warga Palestina memaafkan kami atas ketidakmampuan kami semua untuk melindungi mereka maupun menghormati makna paling mendasar dari hukum (internasional)," kata Albanese.


Menurut laporan Al Jazeera, serangan udara Israel tersebut terjadi di sebuah sekolah di kawasan Daraj, timur Kota Gaza, kira-kira pada waktu shalat Subuh. Serangan Israel tersebut juga melukai ratusan warga Palestina lainnya.

Israel mengakui melakukan serangan tersebut dengan alasan bahwa sekolah itu merupakan “markas militer” kelompok perlawanan Palestina, Hamas.

Kepresidenan Palestina mengatakan, bahwa Amerika Serikat turut bertanggung jawab atas serangan yang dilakukan Israel pada sebuah sekolah di Gaza yang menewaskan lebih dari 100 orang.

“Kami menganggap pemerintah AS bertanggung jawab atas pembantaian ini karena dukungan finansial, militer, dan politik mereka kepada Israel,” kata Kepresidenan Palestina dalam pernyataannya di platform X pada Sabtu.

Sebelumnya, pemerintah AS mengucurkan dana sebesar 3,5 miliar AS dolar (sekitar Rp55,8 triliun) kepada Israel untuk membeli senjata Amerika “Bantuan tersebut dikucurkan pada saat yang sama dengan serangan parah ini, yang membuktikan keterlibatan AS dalam genosida yang sedang berlangsung,” kata pernyataan tersebut.

“AS harus segera mengakhiri dukungan tanpa syaratnya kepada Israel, yang menyebabkan tewasnya ribuan orang tak bersalah, termasuk anak-anak, wanita dan lansia,” kata pernyataan itu.

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menyatakan bahwa Indonesia juga mengutuk keras pembantaian warga Palestina yang dilakukan oleh Israel di sebuah sekolah di Gaza. “Indonesia mengutuk keras pembantaian lebih dari 100 warga Palestina di Sekolah Al-Tabi'in di Gaza oleh Israel pada 10 Agustus 2024,” kata Kementerian Luar Negeri RI di platform X yang dipantau di Jakarta, Sabtu.

Kementerian Luar Negeri RI juga menyatakan bahwa Indonesia mendesak Dewan Keamanan PBB untuk segera melakukan investigasi secara menyeluruh terhadap kejadian tersebut. Selain itu, Indonesia juga menyerukan agar komunitas internasional bersatu untuk menghentikan kejahatan kemanusiaan dan genosida yang dilakukan oleh Israel.

“Israel harus bertanggung jawab atas semua kejahatan tersebut. Segala bentuk impunitas harus dihentikan,” tegas Kementerian Luar Negeri RI dalam pernyataan tersebut.


sumber : Antara, Anadolu
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler