Mediator: Yahya Sinwar Ingin Gencatan Senjata tapi Sikap Netanyahu tidak Jelas
Pemimpin Hamas Yahya Sinwar menginginkan kesepakatan gencatan senjata.
REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Pemimpin Hamas Yahya Sinwar menginginkan kesepakatan gencatan senjata, itulah pesan yang disampaikan mediator Mesir dan Qatar kepada pejabat Israel dalam beberapa hari terakhir menjelang pertemuan puncak penting, kata seorang sumber Israel yang mengetahui masalah tersebut.
Apakah Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menginginkan gencatan senjata? Itu masih diselimuti ketidakpastian.
Sekutu Netanyahu telah memberi tahu wartawan dan pejabat pemerintah lainnya bahwa perdana menteri Israel siap membuat kesepakatan, terlepas dari dampaknya pada koalisi pemerintahannya, kata dua sumber Israel. Namun, lembaga keamanan Israel tetap jauh lebih skeptis terhadap kesediaan Netanyahu untuk membuat kesepakatan mengingat pertentangan keras dari menteri sayap kanan dalam koalisinya.
"Tidak seorang pun tahu apa yang diinginkan Bibi (Netanyahu)," kata seorang sumber Israel, merujuk Netanyahu dengan nama panggilannya yakni Bibi, dikutip dari laman CNN, Senin (12/8/2024)
Yang jelas adalah bahwa Netanyahu akan menghadapi tekanan besar pekan ini dari Amerika Serikat (AS) untuk menyetujui gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera.
Namun, bahkan saat para mediator memberi tahu Israel bahwa Sinwar menginginkan kesepakatan, Hamas pada hari Ahad meragukan partisipasinya dalam putaran negosiasi gencatan senjata berikutnya yang dijadwalkan pada Kamis, dengan mengatakan telah meminta para mediator untuk menerapkan rencana gencatan senjata berdasarkan pembicaraan gencatan senjata sebelumnya seperti yang diajukan oleh Presiden AS, Joe Biden dan Dewan Keamanan PBB pada Juli.
“Karena kepedulian dan tanggung jawab terhadap rakyat kami dan kepentingan mereka, gerakan ini menuntut para mediator untuk menyampaikan rencana untuk melaksanakan apa yang mereka sampaikan kepada gerakan dan disetujui pada tanggal 2 Juli 2024, berdasarkan visi Biden dan resolusi Dewan Keamanan PBB, dan untuk memaksa pendudukan untuk melakukannya, alih-alih melakukan putaran negosiasi lebih lanjut atau proposal baru,” bunyi pernyataan Hamas.
Hamas mengindikasikan bahwa sikap terbarunya dipengaruhi oleh serangan Israel pada hari Sabtu di sebuah sekolah di Gaza yang membuat sedikitnya 93 orang wafat, menurut pejabat setempat.
Halaman selanjutnya ➡️
Pejabat AS telah menjelaskan kepada rekan-rekan mereka di Israel bahwa mereka percaya waktu untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata adalah sekarang untuk menghindari perang regional yang lebih luas, kata sumber Israel.
Forum Sandera dan Keluarga Hilang, yang merupakan suara berpengaruh di Israel, juga telah meminta Israel dan Hamas untuk menuntaskan kesepakatan penyanderaan dan gencatan senjata.
"Kesepakatan adalah satu-satunya jalan untuk membawa pulang semua sandera. Waktu hampir habis. Para sandera tidak punya waktu lagi. Kesepakatan harus ditandatangani sekarang," kata forum tersebut dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis lalu.
Pada saat yang sama, mitra koalisi Netanyahu telah menegaskan bahwa mereka tidak ingin Israel membuat kesepakatan dengan Hamas.
Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich menyebut usulan kesepakatan gencatan senjata sebagai "kesepakatan penyerahan diri" pada hari Jumat. Dalam tulisannya di platform media sosial X, ia berkata, "Saya meminta Perdana Menteri untuk tidak jatuh ke dalam perangkap ini dan tidak menyetujui perubahan, bahkan yang terkecil, dari garis merah yang baru saja ia tetapkan, dan hal itu juga sangat bermasalah."
Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih AS, John Kirby menegur komentar Smotrich, dengan mengatakan "argumennya salah besar."
Namun, masa depan politik Netanyahu sangat bergantung pada mitra koalisinya, beberapa di antaranya telah mengancam akan meninggalkan pemerintahan dan menyebabkan keruntuhannya jika ia menyetujui kesepakatan tersebut.
Knesset (parlemen Israel) saat ini sedang tidak bersidang untuk masa reses musim panas, yang akan mempersulit meskipun bukan tidak mungkin bagi Smotrich dan Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir untuk meruntuhkan pemerintahan saat ini. Sumber-sumber Israel mengindikasikan bahwa Netanyahu mungkin akan menyerukan pemilihan umum jika kesepakatan gencatan senjata tercapai, yang akan memungkinkannya untuk mengendalikan waktu pemilihan umum tersebut.
Sumber: https://edition.cnn.com/2024/08/11/middleeast/hamas-sinwar-ceasefire-netanyahu-intl/index.html