Israel Diguncang Gempa di Tengah Ancaman Serangan Besar-besaran Iran

Gempa berkekuatan 5,2 M mengguncang Israel tengah dan utara.

Pixabay
Ilustrasi Gempa
Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Gempa bumi berkekuatan 5,2 M mengguncang Israel tengah dan utara, serta negara-negara sekitarnya, pada Senin (12/8/2024) malam waktu setempat yang dilaporkan media dan organisasi ilmiah Israel, tulis The Jerusalem Post (JP) Selasa. 

Baca Juga


Mengutip laporan Walla, JP mengungkapkan, gempa di Israel berkekuatan 5,2 skala Richter. Gempa itu terjadi pada kedalaman 10 km (6,21 mil), kata GFZ.

Di Salamiya, Suriah, sebuah kota sekitar 30 km (18,5 mil) sebelah timur kota Hama, warga bergegas keluar ke jalan-jalan yang gelap karena takut, kata Nasser Duyub, seorang pegawai negeri yang tinggal di sana. “Anak saya sedang tidur, saya tidak tahu bagaimana saya menariknya dan keluar rumah,” kata Duyub kepada Reuters.

Warga mengatakan mereka melihat balkon runtuh dan ambulans merawat orang-orang yang pingsan. Warga Suriah lainnya mengatakan bahwa mereka teringat kembali pada tahun 2023, ketika gempa bumi berkekuatan 7,8 skala Richter menewaskan lebih dari 50.000 orang – sebagian besar di Turki tetapi ribuan orang juga tewas di Suriah utara. Gempa tersebut juga menyebabkan kerusakan luas di kedua negara.

Orang-orang menyantap makanan berbuka puasa yang disediakan untuk berbuka puasa pada hari pertama Ramadhan, di Adiyaman, Turki, (23/3/2023). Lebih dari 50.000 orang tewas dan ribuan lainnya terluka setelah gempa bumi besar melanda Turki selatan dan Suriah utara pada 06 dan 20 Februari 2023. - (EPA-EFE/ERDEM SAHIN)

Setidaknya 25 orang menderita luka ringan hingga sedang akibat terinjak-injak setelah gempa bumi, kata Direktur Kesehatan kota Hama di Suriah, Maher Younis, pada Selasa pagi. “Suaranya sama, seolah-olah keluar dari dalam bumi,” kata Umm Hamzah, seorang warga ibu kota Suriah, Damaskus. “Saya pusing seperti terakhir kali, tapi ketakutan saya lebih parah karena saya tahu apa yang terjadi pada gempa sebelumnya.”

Pertahanan sipil Suriah yang beroperasi di wilayah utara yang dikuasai oposisi di negara yang dilanda perang tersebut mengatakan bahwa mereka telah dikerahkan ke beberapa wilayah untuk menanggapi kemungkinan keadaan darurat, namun sejauh ini belum menerima laporan mengenai kerusakan apa pun.

Kantor berita Yordania melaporkan gempa susulan berkekuatan 3,9 kurang dari satu jam setelah gempa awal. Gempa bumi dirasakan tiga pekan lalu di kawasan Laut Mati dan Yerusalem. Sebelumnya, gempa bumi sebesar 3,8 M terjadi pada Maret.

Gempa ini terjadi di tengah ketegangan kawasan timur tengah karena ancaman Iran untuk menyerang Israel. Ancaman tersebut merupakan sebuah rencana pembalasan atas syahidnya mantan perdana menteri Palestina Ismail Haniyeh dan penasihat utama Pimpinan Hizbullah Hasan Nasrallah pada akhir Juli lalu.

Gedung Putih prediksi serangan akan terjadi pekan ini..

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dan pejabat senior politik dan militer Iran lainnya mengatakan Iran akan membalas pembunuhan Ismail Haniyeh oleh Israel di Teheran bulan lalu. Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah juga berjanji untuk menanggapi serangan udara Israel di Beirut yang menewaskan penasihat militer utamanya.

Gedung Putih pada Senin (12/8/2024), mengatakan, intelijen Amerika Serikat memprediksi Iran kemungkinan besar akan menyerang Israel pada pekan ini. Perkiraan tersebut berdasarkan penilaian intelijen Israel terbaru, dilansir dari Axios yang dikutip Republika di Jakarta.

Laporan intelijen terbaru menunjukkan, serangan bisa terjadi sebelum upaya perundingan gencatan senjata dalam upaya pembebasan sandera yang direncanakan pada Kamis. Serangan besar Iran dinilai akan membahayakan perundingan tidak langsung antara Israel dan Hamas.

"Israel berpendapat ada kemungkinan yang semakin besar bahwa Iran dan proksinya akan melakukan serangan dalam beberapa hari mendatang. Kami mempunyai kekhawatiran yang sama dan oleh karena itu kami berkoordinasi dengan Israel dan mitra lainnya di kawasan ini," juru bicara Gedung Putih John Kirby mengatakan dalam sebuah konferensi pers dengan wartawan, seraya menambahkan bahwa AS memperkirakan serangan bisa terjadi pekan ini.

Kirby mengatakan, Presiden Biden berbicara melalui telepon pada Senin dengan rekan-rekannya dari Inggris, Jerman, Perancis dan Italia untuk membahas situasi di Timur Tengah. Dia mengatakan, mereka membahas cara-cara untuk melindungi Israel, memajukan kesepakatan untuk pembebasan sandera dan gencatan senjata di Gaza serta mencegah serangan Iran.

Para pejabat Israel dan Amerika Serikat mengatakan kepada Axios, Iran telah melakukan beberapa langkah signifikan untuk menyiapkan unit rudal dan drone-nya. Persiapan ini dinilai serupa dengan perencanaan sebelum serangan terhadap Israel pada April lalu.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler